Doa

Doa Guru Agar Santri Paham Ilmu Agama di Pesantren

Sab, 7 Oktober 2023 | 21:00 WIB

Doa Guru Agar Santri Paham Ilmu Agama di Pesantren

Guru dan santri mengaji (Footo ilustrasi: NU ONline/Freepik)

Sebagai seorang pengajar di pesantren, atau bahkan pimpinan pondok pesantren tentu menginginkan santri-santrinya paham dalam ilmu agama. Ilmu agama merupakan pokok dari materi yang diajarkan di pesantren. Oleh sebab itu, menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seorang guru apabila santri atau muridnya menjadi ahli fiqih atau paham dalam ilmu agama.


Di pesantren, ilmu agama selain diajarkan melalui usaha-usaha lahiriah seperti pengajaran dan penggemblengan yang intensif serta teladan-teladan dari para guru dan kiai, kita juga mengenal yang namanya usaha batiniah yang salah satu bentuknya adalah doa.


Seorang guru hendaknya selalu mendoakan santri-santrinya supaya diberi pemahaman dalam ilmu agama. Terkait doa guru kepada muridnya, al-Qadhi ‘Iyadh menceritakan dalam Tartib al-Madarik wa Taqrib al-Masalik, bahwa dahulu ada seorang guru yang mulia mendatangi Ka’bah dan berdoa:


اَللَّهُمَّ أَيُّمَاغُلَامٍ عَلَّمْتُهُ، فَاجْعَلْهُ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ


Artinya: “Ya Allah, siapa pun yang telah aku ajar, tempatkan dia di antara hamba-hamba-Mu yang saleh."


Konon pasca berdoa demikian, dirinya berhasil menjadikan sekitar sembilan puluh ulama dan orang-orang shaleh yang telah dibentuk melalui pengajarannya. (Al-Qadhi ‘Iyadh, Tartib al-Madarik wa Taqrib al-Masalik, [Maroko: Maktabah al-Fadhalah, 1981], jilid VI, hal. 245).


Hikmah yang didapat dari kisah di atas adalah, kesuksesan dan pemahaman seorang murid atau santri terhadap ilmu tidak melulu hasil usaha lahiriah, akan tetapi perlunya usaha batiniah. Tentu usaha lahiriah dan batiniah ini mesti seimbang, kegiatan belajar mengajar berkualitas, dan usaha berupa doa terus dipanjatkan kepada Allah Swt.


Di antara doa yang dapat diamalkan oleh para guru untuk mendoakan murid-muridnya di pesantren adalah doa yang diamalkan Kiai Ali Mustafa Yaqub yang biasa beliau lafalkan setelah shalat berjamaah. Lafaz doanya yaitu:


اللَّهُمَّ فَقِّهْنَا فِي الدِّينِ وَعَلِّمْنَا التَّأْوِيلَ. اَللّهُمَّ فَقِّهْ مَنْ يَدْرُسُ فِي هذَا الْمَعْهَدِ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ


Allahumma faqqihna fiddin wa ‘allimnat ta’wil. Allahumma faqqih man yadrus fi hadzal ma’had fiddin wa ‘allimhut ta’wil


Artinya: “Ya Allah, pahamkanlah kami tentang ilmu agama dan ajarkan kami takwil. Ya Allah, pahamkanlah ilmu agama pada siapa pun yang belajar di pesantren ini dan ajarkan lah mereka takwil”.


Doa di atas sebenarnya adalah bentuk iqtibas atau saduran dari hadits yang dimodifikasi oleh Kiai Ali Mustafa Yaqub dari sebuah riwayat yang disampaikan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Dalam riwayat tersebut, diceritakan suatu malam Rasulullah saw. sedang di rumah Maymunah. Di sana ada Ibnu ‘Abbas dan ia membantu menyiapkan air wudhu untuk Rasulullah saw. 


Maymunah pun berkata, “Wahai Rasulullah, anak ini – yang menuangkan air wudhu untukmu – bernama Ibnu ‘Abbas." Nabi saw. pun seketika berdoa:


اللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ


Artinya: “Ya Allah, pahamkanlah ia ilmu agama dan ajarkan ia takwil.” (HR Ahmad).


Apabila kita melihat kepada penafsiran Al-Quran, banyak sekali riwayat yang berasal dari Ibnu ‘Abbas sebab beliau merupakan seorang ahli dalam menjelaskan Al-Quran. Keahlian beliau selaras dengan doa yang diucapkan Nabi saw di malam itu, yakni supaya diberikan pemahaman dalam ilmu agama dan juga takwil. Takwil sendiri maknanya adalah tafsir.


Demikianlah doa yang dapat diamalkan oleh para guru untuk mendoakan santri dan muridnya. Semoga dengan doa tersebut, usaha lahiriah dapat diimbangi dengan usaha batiniah, sehingga murid dan santrinya dapat menjadi seorang yang ahli dalam ilmu agama. Wallahu a'lam bis shawab.


Amien Nurhakim, Musyrif Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences