Taufik Damas
Kolomnis
Aku pernah bertemu dengan tiga orang laki-laki dan satu perempuan yang sedang mengusung keranda berisi jenazah. Aku lantas meminta perempuan itu tidak usah ikut mengusung, biar aku menggantikannya. Kami kemudian menshalati jenazah itu, dan menguburkannya. Selesai prosesi penguburan, aku bertanya pada perempuan tersebut.
"Siapa jenazah itu? Mengapa hanya kalian berempat yang mengiringi penguburannya? Apakah kamu tidak punya tetangga?"
Perempuan itu menjawab, "Dia putraku. Tetangga kami banyak, tapi tidak ada yang mau mengiringi jenazah putra saya ini."
"Mengapa begitu?" tanyaku.
Perempuan itu menjawab, "Mereka menganggap remeh, hina dan jijik pada anak saya, karena anak saya banci."
Abdul Wahab lantas mengajak perempuan itu untuk mampir ke rumahnya. Dia suguhkan makanan dan memberikan uang, pakaian serta gandum. Perempuan itu lantas pulang...
Malam harinya, Abdul Wahab tidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu dia didatangi oleh sosok putih, terang bercahaya bak purnama. Sosok itu berterima kasih kepada Abdul Wahab. Abdul Wahab tertegun kemudian bertanya.
"Siapa kamu?"
Sosok itu menjawab, "Aku adalah roh dari jenazah yang kau kuburkan tadi siang. Allah memuliakanku seperti ini, karena manusia begitu meremehkan dan menghinaku di muka bumi."
***
KH Muhammad Taufik Damas, Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta
Terpopuler
1
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
2
Khutbah Jumat: Inspirasi Al-Fatihah untuk Bekal Berhaji ke Baitullah
3
Harlah Ke-74: Ini Asas, Tujuan, dan Lirik Mars Fatayat NU
4
Kajian Lengkap Kriteria Miskin bagi Pekerja dalam Bab Zakat
5
3 Hakim Nyatakan Dissenting Opinion, Paslon 01 dan 03 Terima Putusan MK
6
Kasus DBD Melonjak, Berikut Cara Pencegahannya Menurut Dokter
Terkini
Lihat Semua