Hikmah

Kisah Disabilitas Netra dan Mukjizat Shalat Berjamaah

Jum, 23 Oktober 2020 | 12:45 WIB

Kisah Disabilitas Netra dan Mukjizat Shalat Berjamaah

Ia tidak menemukan orang yang dapat menuntunnya ke masjid, namun itu tidak menghalanginyaIa tetap berangkat ke masjid.

Syahdan, suatu masa terdapat seorang disabilitas netra yang begitu gemar dengan aktivitas shalat berjamaah. Ia tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah. Ia kerap meminta siapa saja untuk mengantarkannya ke masjid. Ia pun sudah dikenal masyarakat terkait kebiasaannya dalam shalat berjamaah.


Suatu hari azan berkumandang. Ia tidak menemukan orang yang dapat menuntunnya ke masjid. Hal ini tidak menghalanginya. Ia kemudian tetap berangkat ke masjid tanpa bantuan siapa pun.


Di tengah jalan ia mengalami kecelakaan. Ia terperosok pada sebuah lubang di jalan. Kepalanya terluka. Ia kemudian diantar pulang oleh masyarakat.


"Oh suamiku, shalat berjamaah tidak wajib bagimu dengan keadaanmu seperti ini," kata istrinya menyambut suaminya yang pulang dengan luka pada kepala.


"Jika Allah mencabut pandangan mataku, sungguh Dia mengekalkan cahaya hatiku. Aku takkan berhenti untuk shalat berjamaah," jawab suaminya menyatakan sikap.


Disabilitas netra diminta banyak istirahat oleh istrinya untuk masa pemulihan. Ia pun tertidur. Ia dalam mimpinya dijumpai oleh Nabi Muhammad SAW. Keduanya pun terlibat percakapan atas peristiwa belakangan ini.


"Mengapa kau berdebat dengan istrimu?" tanya Rasulullah SAW.


"Ini kulakukan demi mengikuti sunnahmu (shalat berjamaah), wahai Rasulullah," jawabnya.


Nabi Muhammad SAW tersenyum. Beliau SAW dengan kedua tangannya yang mulia kemudian mengusap kedua mata umatnya yang malang tersebut. Alhamdulillah, dengan keberkahan Nabi Muhammad SAW dan keberkahan sunnahnya, Allah mengembalikan penglihatan kedua matanya.


Hikayat ini dikutip dari Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya karya Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi (Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun), halaman 45-46. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)