Hikmah

Ziryab: Musisi, Sastrawan, dan Pengembang Fesyen Abad Pertengahan

Kam, 19 November 2020 | 04:00 WIB

Ziryab: Musisi, Sastrawan, dan Pengembang Fesyen Abad Pertengahan

Ziryâb adalah seorang penyanyi, komposer, sastrawan, penemu, guru, filosof, matematikawan, astronom, dokter, dan menguasai berbagai jenis alat musik dengan sangat baik. (Ilustrasi: artzest.org)

Nama aslinya Abu al-Hasan Ali bin Nâfi’, lebih dikenal dengan panggilan Ziryâb. (Kamil Salman al-Juburi, Mu’jam al-Syu’arâ’ min al-‘Ashr al-Jâhilî hatta Sannah 2002 M, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003, juz 4, h. 59). Para sejarawan berbeda pendapat tentang asal-usulnya. Ada yang mengatakan berasal dari suku Kurdi. Ada juga yang mengatakan Ziryâb adalah seorang budak Afrika yang telah dimerdekakan. Perbedaan pendapat para sejarawan dikarenakan tidak adanya catatan jelas tentang asal-usulnya. Karena itu, mereka mengaitkan asal-usul Abu al-Hasan dengan julukannya, yaitu Ziryâb yang berarti Blackbird (burung hitam) atau Pajaro Negro dalam bahasa Spanyol. Julukan itu berasal dari warna kulitnya yang hitam, tapi ada juga yang menganggap julukan itu berasal dari suara falsetto Ziryâb yang luar biasa dan mirip dengan suara burung. (Ana Ruiz, Vibrant Andalusia: The Spice of Life in Southern Spain, New York: Algora Publishing, 2007, h. 53).

 

Dalam Mu’jam al-Syu’arâ’ min al-‘Ashr al-Jâhilî hatta Sannah 2002 M, Ziryâb adalah mawâli (budak) milik Khalifah al-Mahdi (744/755-785 M) dari Daulah Abbasiyyah. Dia seorang polimatik, yaitu orang yang menguasai banyak bidang pengetahuan dengan sangat ahli, bahkan termasuk yang terhebat di masanya. Syekh Kamil Salman al-Juburi menggambarkannya dengan kalimat:

 

علي بن نافع، أبو الحسن، الملقب بزرياب. مولي المهدي العباسي: نابغة الموسقي في زمنه، كان شاعرا مطبوعا، عالما ببعض الفنون من الطبيعي وغيره، عارفا بأحوال الملوك وسير الخلفاء ونوادر العلماء

 

“Ali bin Nafi’, Abu al-Hasan, (dikenal dengan) sebutan Ziryâb. Budak (Khalifah) al-Mahdi (dari Daulah) ‘Abbasiyyah. Musisi yang (sangat) ahli di masanya, pujangga yang alami (bakat dari lahir), mengetahui sebagian ragam jenis ilmu alam dan selainnya, mengetahui banyak hal (sejarah) tentang raja-raja, kisah para khilafah, dan kisah-kisah (menakjubkan dan langka dari) para ulama.” (Kamil Salman al-Juburi, Mu’jam al-Syu’arâ’ min al-‘Ashr al-Jâhilî hatta Sannah 2002 M, 2003, juz 4, h. 59-60).

 

Ziryâb adalah seorang penyanyi, komposer, sastrawan, penemu, guru, filosof, matematikawan, astronom, dokter, dan menguasai berbagai jenis alat musik dengan sangat baik. ( John Gill, Andalucia: A Cultural History, Oxford: Oxford University Press, 2008, h. 81). Suaranya terkenal sangat merdu. Tidak hanya itu, Ziryâb adalah orang yang menambahkan senar alat musik ‘Oud menjadi lima untuk memperkaya suara nadanya. Dalam Mu’jam al-Syu’arâ’ dikatakan:

 

وكان حسن الصوت. وهو الذي جعل العود في خمسة أوتار، وكانت أوتاره أربعة

 

“Ziryâb (memiliki) suara yang indah. Dia adalah orang yang membuat ‘Oud bersenar lima, (sebelumnya alat musik) ‘Oud memiliki empat senar.” (Kamil Salman al-Juburi, Mu’jam al-Syu’arâ’ min al-‘Ashr al-Jâhilî hatta Sannah 2002 M, 2003, juz 4, h. 60).

 

Menambahkan senar kelima pada alat musik Oud, yang menurut John Gill sebagai pre-cursor of guitar (pelopor dari gitar), merupakan salah satu sumbangan besar Ziryâb untuk dunia musik. Istilah guitar sendiri berasal dari bahasa Spanyol, guitarra yang berasal dari bahasa Yunani kithara. J. Gill menambahkan bahwa sejarah alat musik gitar memiliki akar dengan sitar dari India dan chitara dari Romawi, tapi hubungan antara Oud ala Ziryâb dan gitar modern tidak terbantahkan (indisputable). Paling tidak, instrumen yang digunakan James Marshall Hendrix pada “Crosstown Traffic” dikembangkan oleh Ziryâb. (John Gill, Andalucia: A Cultural History, Oxford: Oxford University Press, 2008, h. 82).

 

Ziryâb adalah murid komposer terkenal, Ishâq al-Mawshilî (767-850 M), seorang musisi ternama dari Daulah Abbasiyyah di masa Harun al-Rasyid. Dia meninggalkan Baghdad di masa Khalifah al-Ma’mun. Para sejarawan berbeda pendapat tentang alasan Ziryâb meninggalkan Baghdad. Dalam salah satu catatan al-Maqarri, Ziryâb membuat gurunya iri dengan talentanya setelah menampilkan pertunjukan musik luar biasa di hadapan Harun al-Rashid. Setelah itu, al-Mawshilî menyuruhnya keluar dari Baghdad. (Maria Rosa Menocal, Raymond P. Scheindlin & Michael Sells (ed.,), The Literature of Al-Andalus, Cambridge: Cambridge University Press, 2000, h. 100)

 

Sekitar tahun 813, Ziryâb meninggalkan Baghdad menuju Syiria, kemudian ke Tunisia (Ifriqiyyah). Di sana, dia menjadi musisi kerajaan Dinasti Aghlabiyyah yang ketika itu dikuasai Ziyadatullah I (w. 838 M). Setelah tidak dihargai lagi oleh Ziyadatullah, Ziryâb menerima undangan penguasa Dinasti Umayyah di Andalusia, al-Hakam I (771-822 M). Dia sampai di Andalusia tahun 822 dan al-Hakam I telah meninggal, tapi penerusnya, Abdurrahman II tetap melanjutkan undangan ayahnya. (Josef W. Meri (ed), Medieval Islamic Civilization: An Encyclopedia, London, Routledge, 2006, hlm 875).

 

Di Andalusia, Ziryâb menemukan tempat untuk mengembangkan talenta dan pengetahuannya. Dia diberi gaji setiap bulan sekitar 200 dinar emas. (Kamil Salman al-Juburi, Mu’jam al-Syu’arâ’ min al-‘Ashr al-Jâhilî hatta Sannah 2002 M, 2003, juz 4, h. 60). Di kota ini, Ziryâb memperkenalkan standar baru dalam bersikap (anggah-ungguh, Jawa) dan menjadi tokoh budaya yang menonjol. Dia menjadi teman akrab Abdurrahman II. Atas restu Abdurrahman II, Ziryâb mendirikan sekolah musik di Kordova untuk melatih para penyanyi dan musisi. Merekalah yang membawa pengaruh besar di dunia musik setelah kematiannya. Dia merubah Kordova menjadi pusat musik yang unggul (a centre of musical excellence). (John Gill, Andalucia: A Cultural History, Oxford: Oxford University Press, 2008, h. 82).

 

Untuk menggambarkan pengaruh Ziryâb dalam dunia musik, John Gill dalam bukunya Andalucia: A Cultural History memberikan satu bab khusus untuk membahasnya. Bab itu diberi judul, “Blackbird of Baghdad: Ali Ibn-Nafi’ and The Invention of Rock’N’Roll” (Burung Hitam dari Baghdad: Ali bin Nafi dan Penemuan Rock’N’Roll).

 

Ziryâb menciptakan deodoran baru untuk menghilangkan bau busuk. Dia juga mempromosikan mandi pagi dan sore untuk menjaga kebersihan. Ziryâb membuat pasta gigi yang kemudian tersebar di seantero wilayah Islam Iberia. Sampai sekarang komposisi yang digunakan Ziryâb tidak diketahui, tapi dikatakan, pasta gigi buatan Ziryâb sangat berguna menghilangkan bau mulut dan enak rasanya. (Ivan van Sertima, The Golden Age of Moor, New Jersey: Transaction Publishers, 1992, h. 267). Dalam Mu’jam al-Syu’arâ’ dikatakan:

 

إنه علّم أهل قرطبة أرقي أنواع الطهي البغدادي، وقتح فيها ما نسميه "معهد جمال" يدرس فيه فن التجميل واستعمال معجون الأسنان

 

“Ziryâb mengajarkan penduduk Kordova beragam jenis masakan Baghdad, dan membuka “Ma’had Jamal” di Kordova (untuk) mempelajari seni tata rias (kosmetologi) dan penggunaan pasta gigi.” (Kamil Salman al-Juburi, Mu’jam al-Syu’arâ’ min al-‘Ashr al-Jâhilî hatta Sannah 2002 M, 2003, juz 4, h. 60).

 

Ziryâb mengenalkan gaya rambut baru di Kordova, Andalusia. Orang-orang Andalus sebelum kedatangan Ziryâb berambut panjang menutup telinga dan sebagian alis hingga menggantung di bahu. Sementara Ziryâb memotong pendek rambutnya dengan rapih, membebaskan alis, telinga dan lehernya dari gangguan rambut panjang. Gaya rambutnya ini menjadi populer di Kordova. (Salma Khadra Jayyusi dan Manuel Marin, The Legacy of Muslim Spain, Leiden: Brill Publishers, 1994, h. 117). Sebelumnya, keluarga kerajaan membasuh rambut mereka dengan air mawar, kemudian Ziryâb memperkenalkan penggunaan garam dan minyak wangi (fragrant oil) untuk meningkatkan keadaan rambut.

 

Ziryâb juga seorang fashion desaigner sekaligus trendsetter di Andalusia seperti merancang dan mengenakan wool dan baju berwarna cerah di musim semi; mengenakan warna putih selama bulan-bulan musim panas, dan warna yang lebih gelap dengan sentuhan bulu kelinci, domba atau musang selama musim gugur atau musim dingin. (Ana Ruiz, Vibrant Andalusia: The Spice of Life in Southern Spain, 2007, h. 54).

 

Selain dalam bidang musik dan fesyen, Ziryâb memperbaharui makanan lokal dengan memperkenalkan buah dan sayur-sayuran baru yang tidak pernah digunakan sebelumnya di Kordova semacam asparagus. Dia mengenalkan cara penyajian makan dalam tiga tahap, yang diawali dengan sup, kemudian makanan utama (main course) dan diakhiri dengan dessert (hidangan penutup). Dia juga mengenalkan kristal (kaca) sebagai bahan dasar pembuatan tempat minum. Dia menganggap kristal bisa menjadi tempat air minum yang lebih efektif (lebih ringan dan nyaman) dibandingkan besi yang biasa digunakan saat itu. (Salma Khadra Jayyusi dan Manuel Marin, The Legacy of Muslim Spain, Leiden: Brill Publishers, 1994, h. 117).

 

Ziryâb memiliki sepuluh anak, delapan laki-laki dan dua perempuan. Sebagian besar anaknya menjadi musisi. Anak-anaknya ini yang kemudian meneruskan sekolah musik Ziryâb beserta murid-muridnya yang lain. (Maria Rosa Menocal, Raymond P. Scheindlin & Michael Sells (ed.,), The Literature of Al-Andalus, 2000, h. 100).

 

Laki-laki hebat yang lahir di tahun 788 M ini, wafat di Kordova pada tahun 857 M. Dia pergi meninggalkan banyak jejak yang menjadi cermin peradaban Islam di dunia saat itu.

 

 

Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen