Hukum Menyampaikan Hadits Dhaif, Tanpa Menjelaskan Statusnya
NU Online ยท Jumat, 27 Oktober 2017 | 01:35 WIB
Hadits dhaif tidak sama dengan hadits maudhuโ, atau palsu. Hadits dhaif memang dinisbahkan kepada Rasulullah, tetapi perawi haditsnya tidak kuat hafalan ataupunย kredibilitasnya, atau ada silsilah sanad yang terputus. Sementara hadits maudhuโ ialah informasi yang mengatasnamakan Rasulullah SAW, tetapi sebenarnya bukan perkataan Rasulullah SAW.
Ulama sepakat bahwa mengamalkan hadits dhaif dibolehkan, selama tidak berkaitan dengan hukum halal dan haram, akidah, dan hanya sebatas fadhaโil amal. Dengan demikian, menyampaikan hadits dhaif, seperti mengutip hadits dhaif dalam buku atau menyampaikannya dalam pengajian dan majelis taklim dibolehkan.
Hasan Muhammad Al-Masyath dalam Al-Taqriratus Saniyyah fi Syarahil Mandzumah Al-Bayquniyyah menjelaskan:
Artinya, โSebagian ulama membolehkan periwayatan hadits dhaif tanpa menjelaskan kedhaifannya dengan beberapa syarat: hadits tersebut berisi kisah, nashat-nasihat, atau keutamaan amalan, dan tidak berkaitan dengan sifat Allah, akidah, halal-haram, hukum syariat, bukan hadits maudhuโ, dan tidak terlalu dhaif.โ
Merujuk pada pendapat ini, para dai dibolehkan untuk menyampaikan hadits yang berkaitan dengan kisah-kisah dan motivasi dalam ceramahnya meskipun tidak menjelaskan kualitas hadits yang disampaikan kepada jamaahnya. Hal ini dibolehkan dengan catatan hadits yang disampaikan tidak berkaitan dengan akidah, persoalan halal dan haram, bukan hadits palsu, dan haditsnya tidak terlalu dhaif. Wallahu aโlam. (Hengki Ferdiansyah)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua