Khutbah

Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban

NU Online  ·  Kamis, 5 Juni 2025 | 10:30 WIB

Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban

Ilustrasi ibadah kurban. (Foto: NU Online)

Berkurban menjadi salah satu ibadah yang dianjurkan oleh umat Islam pada momen hari raya Idul Adha dan 3 hari tasyrik setelahnya sebagai wujud mendekatkan diri kepada Allah swt. Dalam ibadah kurban, yang akan dinilai Allah Swt pada hakikatnya bukanlah daging maupun darah hewan kurban, melainkan ketakwaan pada diri orang yang berkurban.

 

Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, “Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

 

 أَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

 

الْحَمْدُ ِللهِ، الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ  كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

 

Jamaah shalat Idul Adha yang dimuliakan Allah swt,

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan yang di antaranya nikmat Iman, Islam, serta sehat wal ‘afiyat sehingga kita dapat berkumpul pada pagi hari ini untuk menunaikan shalat Adha di masjid yang mulia ini.

 

Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal ‘alamin.

 

Di pagi hari raya Idul Adha yang penuh berkah ini pula, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan selalu memotivasi diri dan keluarga kita untuk selalu menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Karena hanya dengan ketakwaanlah kita dapat selamat menuju keharibaan-Nya di kemudian hari dengan berbahagia mendapatkan surga-Nya.

 

أَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

 

Jamaah shalat Idul Adha yang dimuliakan Allah swt,

Berkurban merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan dilaksanakan oleh umat Islam di setiap tahunnya, tepatnya pada momen perayaan Idul Adha dan 3 hari tasyrik setelahnya sebagai wujud mendekatkan diri kepada Allah swt.

 

Pada hakikatnya, tujuan dari ibadah kurban sendiri bukanlah daging dan darah sembelihan kurban, melainkan menanamkan nilai ketakwaan pada diri muslim yang berkurban. Sebab Allah Swt tidak akan menerima daging sembelihan kurban, melainkan ketakwaan dan niat ikhlas beribadah dari shahibul qurban.

 

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Hajj ayat  37:

 

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ  كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

 

Artinya: “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin." (Qs. Al-Hajj: 37).

 

أَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

 

Jamaah shalat Idul Adha yang dimuliakan Allah swt,

Dalam menafsirkan ayat di atas, Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib juz XXIII hal 227 menjelaskan, pada mulanya bangsa jahiliyah memiliki kebiasaan menjadikan ibadah kurban tempat di mana mereka melumuri berhala dan dinding Kabah dengan daging dan darah hewan kurban.

 

لَمَّا كَانَتْ عَادَةُ الْجَاهِلِيَّةِ عَلَى مَا رُوِيَ فِي الْقُرْبَانِ أَنَّهُمْ يُلَوِّثُونَ بِدِمَائِهَا وَلُحُومِهَا الْوَثَنَ وَحِيطَانَ الْكَعْبَةِ بَيَّنَ تَعَالَى مَا هُوَ الْقَصْدُ مِنَ النَّحْرِ فَقَالَ: لَنْ يَنالَ اللَّهَ لُحُومُها وَلا دِماؤُها وَلكِنْ يَنالُهُ التَّقْوى مِنْكُمْ فَبَيَّنَ أَنَّ الَّذِي يَصِلُ إِلَيْهِ تَعَالَى وَيَرْتَفِعُ إِلَيْهِ مِنْ صُنْعِ الْمَهْدِيِّ مِنْ قَوْلِهِ وَنَحْرِهِ وَمَا شَاكَلَهُ مِنْ فَرَائِضِهِ هُوَ تَقْوَى اللَّه دُونَ نَفْسِ اللَّحْمِ وَالدَّمِ

 

Artinya: “Salah satu kebiasaan bangsa Jahiliyah sebagaimana yang diriwayatkan mengenai ibadah kurban ialah mereka melumuri berhala dan dinding Kabah dengan darah dan sembelihan hewan kurban. Oleh karenanya, Allah Ta’ala menjelaskan hakikat dari tujuan berkurban dengan berfirman bahwa: Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Dalam firman-Nya, Allah menjelaskan bahwa yang sampai dan diangkat kepada-Nya dari semua amal perbuatan orang yang berkurban, baik ucapan maupun sembelihannya ialah ketakwaan kepada Allah, bukan daging dan darah sembelihan hewan kurban”.

 

Penjelasan Imam Ar-Razi di atas memberikan pemahaman bahwa Islam datang di antaranya bertujuan mengubah tradisi buruk yang dilakukan oleh bangsa jahiliyah saat itu. Selain itu juga, penjelasan tersebut memberikan penegasan bahwa hakikat dari ibadah kurban bukanlah daging maupun darah sembelihan hewan kurban, melainkan ketakwaan dan rasa ikhlas beribadah serta niat mendekatkan diri kepada Allah yang ada pada diri orang yang berkuban.

 

أَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

 

Jamaah shalat Idul Adha yang dimuliakan Allah swt,

Oleh karenanya, dalam hal ini Syekh Nawawi Al-Bantani dalam tafsir Marah Labid juz II hal 74 menjelaskan bahwa maksud dari ayat di atas ialah anjuran menanamkan nilai ketakwaan terhadap sembelihan hewan kurban, sebab yang dinilai adalah ketakwaan di dalamnya.

 

لَنْ يَصِلَ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَيْ إِلَى مَرْضَاتِهِ لُحُوْمُ الْقَرَّابِيْنَ وَلَا دِمَاؤُهَا، وَلَكِنْ يَقْبَلُ اللهُ الْأَعْمَالَ الطَّاهِرَةَ مِنْكُمْ فَمِنْهَا التَّصْدِيْقُ بِاللَّحْمِ وَهُوَ مِنْ عَمَلِ الْعَبْدِ فَيُرْفَعُ إِلَى اللهِ وَأَمَّا نَفْسُ اللَّحْمِ الْمُتَصَدَّقُ بِهِ فَلَا يُرْفَعُ إِلَى اللهِ وَالْمَعْنَى: إِنَّ اللهَ لَا يُثِيْبُكُمْ عَلَى لَحْمِهَا إِلَّا إِذَا وَقَعَ مَوْقِعًا مِنْ وُجُوْهِ الْخَيْرِ وَهُوَ امْتِثَالُ أَمْرِهِ تَعَالَى وَتَعْظِيْمُهُ وَالْإِخْلَاصُ لَهُ تَعَالَى

 

Artinya: “Daging dan darah hewan sembelihan kurban tidak akan sampai kepada keharibaan Allah Ta’ala, akan tetapi Allah hanya menerima amal-amal perbuatan murni dari kalian. Di antaranya ialah dengan bersedekah dengan hewan kurban yang termasuk amal ibadah, ia akan diangkat dan diterima Allah. Sedangkan daging yang disedekahkan tidak akan sampai kepada Allah.

 

Maknanya ialah: Allah tidak memberikan balasan atas daging hewan sembelihan kurban kecuali jika dialokasikan untuk kebaikan. Sebab hal tersebut merupakan bentuk menaati perintah Allah, mengagungkan-Nya dan memurnikan niat ibadah karena-Nya.”

 

Kesimpulannya, mari kita tanamkan nilai spirit ketakwaan kepada setiap sembelihan hewan kurban dengan mengharapkan dapat diterima oleh Allah Swt dan mendapatkan derajat takwa di sisi-Nya.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

Khutbah II

 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

 

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

 

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ

 

 اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا


 
اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ


 
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ

 

Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek dan Mahad Aly Jakarta.