Khutbah

Khutbah Jumat: Isra' Mi'raj, Perjalanan Anugerah Penuh Hikmah

Rab, 7 Februari 2024 | 13:00 WIB

Khutbah Jumat: Isra' Mi'raj, Perjalanan Anugerah Penuh Hikmah

Isra Mi'raj. (Foto ilustrasi: NU Online/Freepik)

Materi khutbah Jumat ini menjelaskan kepada jamaah tentang peristiwa yang terjadi pada bulan Rajab di mana Rasulullah melakukan perjalanan yang terkenal dengan nama Isra' Mi'raj. Sebuah perjalanan anugerah yang penuh dengan hikmah dan memberi banyak pelajaran bagi umat Islam.


Khutbah Jumat ini berjudul: “Khutbah Jumat: Isra' Mi'raj, Perjalanan Anugerah Penuh Hikmah". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).



Khutbah I


الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: سُبْحانَ الَّذِي أَسْرى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بارَكْنا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آياتِنا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Di bulan Rajab ini kita memperingati kejadian Isra' Mi'raj yang menjadi salah satu mukjizat Nabi Muhammad saw berupa perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha sampai ke Sidrat al-Muntaha untuk bertemu dengan Allah swt.


Isra' Mi'raj tidak sekedar dilihat dari aspek kejadiannya yang menakjubkan, sehingga disebut mukjizat begitu saja. Akan tetapi harus dibaca dari sudut pandang latar belakang kejadian tersebut sehingga dapat diketahui tujuan besar dan pelajaran berharga yang bisa diambil.

Isra' Mi'raj terjadi pada tahun 10 H yang merupakan pertengahan fase kenabian yang mencapai 23 tahun. Isra' Mi'raj adalah anugerah yang diberikan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad untuk menjadi obat atas segala cobaan yang dialami sebelum Isra' Mi'raj, sekaligus menjadi harapan besar atas langkah-langkah dakwah setelahnya.


Sebelum Isra' Mi'raj, Nabi mengalami beberapa kejadian sulit yang menyedihkan seperti wafatnya istri tercinta, Sayyidah Khadijah dan paman terbaik, Abu Thalib. Keduanya bukan sekedar keluarga bagi Nabi Muhammad, tetapi hadir sebagai penyemangat dakwah kepada kaum Quraisy.


Setelah itu, Nabi mengalami kekerasan dan perlawanan orang Quraisy yang lebih berat terhadap dakwahnya. Sampai Nabi menyampaikan keluh-kesah kepada Allah swt dalam doa sebagaimana yang diriwayatkan imam Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir, Jilid 14, Halaman 139:


اللَّهُمَّ إِلَيْكَ أَشْكُو ضَعْفَ قُوَّتِي، وَقِلَّةَ حِيلَتِي، وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ.


Artinya: "Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia."

Dari sini, dapat dilihat bahwa Isra' Mi'raj adalah bentuk anugerah dari Allah swt atas segala cobaan yang dihadapi Nabi sekaligus sebagai harapan baru untuk menelusuri jalan dakwah yang lebih cerah. Allah memberikan pertolongan kepada Nabi sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An’am, ayat 34 sebagai berikut:


وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوْا عَلٰى مَا كُذِّبُوْا وَاُوْذُوْا حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ نَصْرُنَاۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِۚ وَلَقَدْ جَاۤءَكَ مِنْ نَّبَإِ۟ى الْمُرْسَلِيْنَ (٣٤).


Artinya: "Sungguh rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, lalu mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat Allah. Sungguh, telah datang kepadamu sebagian berita rasul-rasul itu."

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Pelajaran yang harus diambil dari peristiwa Isra' Mi'raj ini adalah bahwa setiap ujian dan kesulitan yang dihadapi akan diganti dengan anugerah dan kemudahan. Allah swt berfirman dalam surat Al-Syarh, ayat 5 dan 6 sebagai berikut:


فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً (٥) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً (٦).


Artinya: "Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan."

Ini adalah bentuk keyakinan seorang yang beriman terhadap Allah yang selalu menolong orang-orang yang beriman. Bahkan ketika seluruh penghuni bumi menyakiti seorang yang beriman, maka seluruh penghuni langit akan turun memberikan pertolongan.

Hal ini tergambar dalam kondisi yang dihadapi oleh Nabi Muhammad ketika menerima tekanan dari penduduk Makkah, kemudian mencoba mencari pertolongan dari penduduk Thaif, tetapi ditolak dan ditentang. Sampai akhirnya ketika Nabi ingin kembali ke Makkah, penduduknya selalu menghalangi kehadiran Nabi Muhammad.


Setelah itu, Allah dan seluruh penduduk langit turun untuk menolong Nabi dan membawa ke langit sebagai bentuk pertolongan dan semangat kepada Nabi untuk melanjutkan perjuangan dakwah. Hal ini sebagaimana substansi sabda Nabi yang diriwayatkan imam Bazzar dalam kitab al-Musnad, Jilid 15, Halaman 327:
 

إنَّ المَعُونَةَ تَأْتِيْ مِنَ اللَّهِ عَلَى قَدْرِ المَؤُوْنَةِ وَإِنَّ الصَّبرَْ يَأْتِيْ مِنَ اللَّهِ عَلَى قَدْرِ البَلَاءِ.


Artinya: "Sesungguhnya pertolongan datang dari Allah sesuai kadar kesulitan yang jalani dan kesabaran datang dari Allah sesuai kadar ujian yang dihadapi."

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Semoga kita dapat mengaktualisasikan pelajaran berharga dalam Isra' Mi'raj ini dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan meyakini setiap kesulitan dan ujian yang datang kepada kita akan diganti oleh Allah dengan anugerah dan jalan keluar yang indah di dunia dan akhirat. Amin, ya Rabbal Alamin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II


الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

 

Dr. Fatihunnada, Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta