Khutbah

Khutbah Jumat: Musibah Banjir dan Kesabaran dalam Menghadapinya

Rab, 10 Januari 2024 | 16:00 WIB

Khutbah Jumat: Musibah Banjir dan Kesabaran dalam Menghadapinya

Banjir. (Foto ilustrasi: NU Online/Freepik)

Musim penghujan telah tiba. Selain sebagai rahmat dari Allah, hujan dengan intensitas yang tinggi juga bisa menimbulkan musibah berupa banjir. Melalui Khutbah Jumat ini, khatib mengingatkan kepada seluruh umat Islam untuk menyikapi musibah banjir dengan berhusnudzan kepada Allah sekaligus introspeksi terhadap perbuatan yang telah dilakukan pada lingkungan selama ini.


Teks khutbah Jumat ini berjudul: "Khutbah Jumat: Musibah Banjir dan Kesabaran dalam Menghadapinya". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!. 



Khutbah I


الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Saat ini, kita sudah memasuki musim penghujan, sehingga beberapa wilayah di Indonesia mengalami musibah seperti banjir, longsor, dan sebagainya yang mengakibatkan kerusakan dan kehilangan beberapa aset rumah, kendaraan, dan barang kepemilikan lain sebagainya. Hal ini menjadi kerugian materil bagi sebagian kita yang mengalaminya.


Allah swt telah mengingatkan kepada kita semua bahwa kita akan diuji oleh Allah dengan berbagai macam ujian dalam kehidupan di dunia. Dalam surat Al-Baqarah, ayat 155, Allah berfirman:


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ


Artinya: "Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar."


Ayat ini menjelaskan salah satu bentuk ujian dari Allah kepada manusia adalah dalam bentuk kehilangan harta. Menurut sahabat Anas ibn Malik, ayat ini diturunkan oleh Allah kepada para sahabat Nabi Muhammad setelah periode Hijrah ke kota Madinah. Mereka dengan suka rela kehilangan (memberikan) harta kepemilikan mereka untuk persiapan perang dan mempertahankan kota Madinah dari serangan kelompok Makkah. Berbeda dengan sebagian kita yang saat ini diuji oleh Allah swt dengan banjir yang mengakibatkan kehilangan harta kepemilikan juga.


Hal ini semuanya merupakan ujian dari Allah swt untuk menguji keimanan mereka dengan mengukur tingkat kesabaran yang merupakan salah satu indikator iman seseorang. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw yang dikutip oleh imam al-Baihaqi dalam kitab Shu'ab al-Iman:


الْإِيمَانُ نِصْفَانِ نِصْفٌ فِي الصَبْرِ وَنِصْفٌ فِي الشُكْرِ


Artinya: "Iman memiliki dua bagian, satu bagian ada dalam kesabaran dan satu bagian ada dalam bersyukur."


Kandungan hadits ini senada dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahih Muslim yang berbunyi:


عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ


Artinya: "Betapa mengagumkan kondisi seorang Mukmin. Sesungguhnya keadaannya selalu dalam kebaikan, dan hal itu hanya bisa ditemukan dalam diri orang yang beriman. Jika kebahagiaan yang datang kepadanya, maka ia bersyukur dan itu adalah kebaikan. Jika kesulitan yang datang kepadanya, maka ia bersabar, dan itu adalah kebaikan."


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Kesabaran merupakan karakter yang mulia dalam ajaran Islam, sehingga manusia diciptakan oleh Allah swt dengan hidup yang penuh dengan ujian agar dapat mencapai tingkatan kemuliaan dengan kesabaran. Oleh karena itu, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumiddin menjelaskan bahwa sifat sabar adalah salah satu pembeda manusia dengan makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Malaikat dengan kesempurnaannya tidak memiliki kesabaran, sedangkan binatang dengan keterbatasannya juga tidak memiliki kesabaran.


فَإِنَّ الصَبْرَ خَاصِّيَةُ الإِنْسِ وَلَا يَتَصَوَّرُ ذَلِكَ فِي البَهَائِمِ وَالمَلَائِكَةِ. أَمَّا فِي البَهَائِمِ فَلِنُقْصَانِهَا. وَأَمَّا فِي المَلَائِكَةِ فَلِكَمَالِهَا


Artinya: "Sesungguhnya kesabaran termasuk keistimewaan manusia yang tidak dapat ditemukan dalam diri binatang dan malaikat. Binatang tidak memiliki kesabaran karena keterbatasannya, sedangkan malaikat tidak memiliki kesabaran karena kesempurnaannya."


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Manusia memang memiliki kelemahan dalam mengendalikan diri dan emosi, sehingga sering kali lupa akan keutamaan sabar ketika ditimpa musibah, apa lagi jika musibah yang datang kepadanya tergolong berat. Tidak heran kalau ada ungkapan “Sabar juga ada batasnya” yang diucapkan sebagian orang Indonesia.


Jika kita memahami ajaran agama Islam secara mendalam, maka kita akan mengetahui sebuah konsep yang menarik dalam hal kesabaran: 'Semakin besar ujian yang dihadapi manusia, maka semakin besar kesempatan orang tersebut untuk mendapatkan kemuliaan di mata Allah swt'. Hal ini dapat kita pahami dari sabda Nabi Muhammad yang dikutip oleh Imam al-Tirmidzi dalam Kitab Sunan al-Tirmidzi:


إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ


Artinya: "Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian. Sesungguhnya jika Allah mencintai sekelompok manusia, maka Allah akan memberikan ujian kepada mereka. Barang siapa yang menerima ujian tersebut dengan kesabaran, maka ia mendapatkan rida Allah. Barang siapa yang tidak terima ujian tersebut dengan kemarahan, maka ia akan mendapatkan murka Allah."


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Semoga sebagian kita yang sedang mengalami musibah banjir selalu diberikan kesabaran oleh Allah swt, sehingga dalam kesulitan yang dihadapi saat ini, Allah swt memberikan bantuan dan pengganti yang lebih baik di dunia terutama di akhirat. Amin, ya Rabb al-‘Alamin.


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II


الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ


عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر


Dr. Fatihunnada, Dosen Dirasat Islamiyyah, UIN Jakarta