Muhamad Masrur Irsyadi
Kolomnis
Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah dan ampunan yang dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Di bulan ini, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa dari terbit hingga terbenam matahari. Selain itu, Ramadhan juga menjadi momen untuk meningkatkan rasa peduli dan kedermawanan terhadap sesama.
Naskah Khutbah Jumat ini berjudul: “Khutbah Jumat: Ramadhan Momentum Tumbuhkan Jiwa Kepedulian dan Kedermawanan”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ يَحْشُرُنَا فِي الْمَحْشَرِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْجَبَّارُ وَأَشْهَدُ اَنَّ حَبِيْبَنَا وَ نَبِيَّنّا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia
Di awal khutbah siang Ramadhan ini mari kita tingkatkan kesadaran untuk meneguhkan ketakwaan kepada Alllah subhanahu wata'ala.
Puasa selama sebulan penuh merupakan salah satu dari rukun Islam yang wajib dijalankan oleh umat Muslim yang baligh dan mampu untuk melaksanakan puasa Ramadhan. Ibadah puasa ini dilaksanakan pada bulan suci Ramadan, yang penuh dengan keberkahan dan ampunan. Menjalankan ibadah puasa mengajarkan kita tentang arti kesabaran, keikhlasan, dan empati terhadap kaum yang kurang mampu.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt, Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia
Puasa Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga merupakan kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan sosial. Ketakwaan sosial berarti memiliki rasa peduli dan tanggung jawab terhadap sesama manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan sosial selama Ramadhan adalah dengan berbagi rezeki kepada orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti zakat, infak, sedekah, dan memberikan makanan buka puasa.
Dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim dijelaskan, Nabi saw senantiasa memperbanyak sedekah dan berbagi pada yang tidak mampu di bulan Ramadhan.
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
Artinya, "Rasulullah saw adalah orang paling murah hati. Ia semakin murah hati di bulan Ramadhan." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia
Bulan Ramadhan identik dengan bulan penuh berkah dan ampunan. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya adalah sedekah. Bersedekah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang berlipat ganda dibandingkan dengan bulan lainnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya, "Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Allah berfirman: "Setiap amal anak Adam (manusia) untuknya, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia
Pada hadis lain, Nabi menerangkan tentang keutamaan dari bersedekah di bulan Ramadhan, yakni dapat menjadi penolak bala dan menghapus dosa. Dalam hadits riwayat ِ At-Tirmidzi, Nabi bersabda:
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطَايَا كَمَا يُطْفِىءُ الْمَاءُ النَّارَ
Artinya, "Sedekah itu menghapus kesalahan seperti air memadamkan api." (HR At-Tirmidzi).
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia
Dalam kitab Hasyiyatul Baijuri, Syekh Ibrahim Al-Baijuri mengungkapkan bahwa terdapat banyak keutamaan dalam berbagi pada bulan Ramadhan. Salah satu keutamaan yang paling utama adalah ganjaran pahala yang berlipat ganda dibandingkan dengan bulan lainnya.
Untuk itu, setiap amalan kebaikan di bulan Ramadhan, termasuk berbagi, akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Hal ini tentu menjadi motivasi bagi umat Islam untuk meningkatkan amalan kebaikannya, khususnya dalam berbagi kepada sesama.
وَمُبَادَرَتُهُ لِإِكْثَارِ الصَّدَقَةِ لأَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ، وَبِالْجُمْلَةِ فَيَكْثُرُ فِيهِ مِنْ أَعْمَالِ الْخَيْرِ لأَنَّ الْعَمَلَ يُضَاعَفُ فِيهِ عَلَى الْعَمَلِ فِي غَيْرِهِ مِنْ بَقِيَّةِ الشُّهُورِ
Artinya, "Dan segera memperbanyak sedekah karena beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan di bulan Ramadhan, dan secara umum dia memperbanyak amal kebaikan di bulan Ramadhan karena amal di bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya dibandingkan dengan amal di bulan-bulan lainnya. (Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 1999 M/1420 H], juz I, halaman 562)
Dengan demikian, puasa Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga merupakan kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan sosial. Ketakwaan sosial berarti memiliki rasa peduli dan tanggung jawab terhadap sesama manusia.
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia
Dengan meningkatkan ketakwaan sosial, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memulai dan menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan positif yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Banyak orang memahami takwa sebagai "Menjalani perintah Allah dan menjauhi larangan Allah". Pemahaman ini, meskipun benar, terkesan vertikal dan satu arah, berfokus pada hubungan manusia dengan Tuhan. Namun, makna takwa dalam Al-Qur'an lebih luas dari itu. Takwa juga memiliki dimensi horizontal, yang disebut sebagai "takwa sosial". Konsep ini lebih membumi dan berfokus pada hubungan manusia dengan sesama.
Takwa sosial mendorong manusia untuk berbuat baik, adil, dan bertanggung jawab kepada sesama. Orang yang bertakwa sosial tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan orang lain.
Dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 133-134 menegaskan bahwa konsep takwa tidak hanya terbatas pada hubungan individu dengan Allah swt, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang penting. Ayat ini menekankan bahwa orang yang bertakwa adalah mereka yang senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan, saling mengingatkan untuk menegakkan kebenaran dan kesabaran, dan saling membantu dalam kesulitan.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya, "Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran: 133-134).
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia
Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang bertakwa adalah mereka yang tidak terlena dalam kesenangan duniawi, tetapi selalu ingat untuk bersedekah dan membantu orang lain, bahkan ketika mereka sendiri sedang dalam kesulitan. Mereka juga senantiasa memohon ampunan atas dosa-dosa mereka dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.
Mari kita renungkan, saat kita berpuasa, kita akan merasakan lapar dan haus. Rasa ini dialami juga oleh fakir miskin yang mungkin setiap harinya mereka kekurangan makanan dan minuman. Dengan merasakan lapar dan haus saat puasa, hati kita akan tergerak untuk lebih peduli dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Ustadz Masrur Irsyadi, Pengajar di Ma'had Ali UIN Jakarta
Terpopuler
1
PBNU Tunjuk Ali Masykur Musa Jadi Ketua Pelaksana Kongres JATMAN 2024
2
Ulama Sufi Dunia Syekh Muhammad Hisham Kabbani Wafat dalam Usia 79 Tahun
3
GP Ansor DIY Angkat Penjual Es Teh Sunhaji Jadi Anggota Kehormatan Banser
4
Ricuh Aksi Free West Papua, PWNU DIY Imbau Nahdliyin Tetap Tenang dan Tak Terprovokasi
5
Khutbah Jumat: Meraih Keselamatan Akhirat dengan Meninggalkan 6 Perkara
6
GP Ansor Jatim Ingin Berangkatkan Umrah Bapak Penjual Es Teh yang Viral dalam Pengajian Gus Miftah
Terkini
Lihat Semua