Khutbah

Khutbah Jumat: Wujudkan Indonesia sebagai Episentrum Harmoni 

Kam, 7 September 2023 | 21:00 WIB

Khutbah Jumat: Wujudkan Indonesia sebagai Episentrum Harmoni 

Khutbah Jumat: Wujudkan Indonesia Sebagai Pusat Harmoni. (Foto: NU Online/Freepik)

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-34 yang diadakan di Jakarta mengangkat tema Epicentrum of Harmony di Kawasan Asia Tenggara. Sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki peluang yang besar, untuk mendeklarasikan diri sebagai negara pusat toleransi dan harmoni global. Pasalnya, di Indonesia hidup beragam agama, budaya, sosial, ras, kulit, dan bahasa. Ini sebuah modal untuk memberikan contoh pada global, bahwa keragaman modal untuk perdamaian dan keharmonisan.


Untuk itu, naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul, “Khutbah Jumat: Wujudkan Indonesia sebagai Episentrum Harmoni”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!



Khutbah I


الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. 


Jamaah khutbah Jumat yang berbahagia

Alhamdulillah ungkapan syukur pada Allah, yang telah memberikan kita kesehatan dan juga kesempatan hingga bisa melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita semua dari alam kejahilan, menuju cahaya Islam. 


اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ 


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihī wa shahbihī


Sebagai khatib sudah jadi tanggung jawab kami untuk mengajak kita semua, termasuk pribadi untuk meningkatkan iman dan takwa pada Allah. Sejatinya iman dan takwa adalah suluh manusia dalam menghadapi dunia yang penuh tipu dan daya. Dengan modal keduanya manusia  akan selamat dari kebejatan dunia. 
 

Jamaah khutbah Jumat yang berbahagia

Saat ini Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT ASEAN) 2023 Ke-43. KTT ASEAN kali ini diadakan di Jakarta, sejak tanggal 5-7 September 2023. Para pemimpin ASEAN yang hadir sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. 


Untuk itu, pelbagai isu yang dibahas dalam Konferensi ini bertujuan mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan di Asia Tenggara. Salah satu fokus utama KTT menyelesaikan konflik yang akan mengancam perdamaian dan keamanan di Kawasan Asia. Seperti konflik etnis, konflik agama, dan lingkungan hidup.


Jamaah khutbah Jumat yang berbahagia

Sebelumnya, di bulan Agustus 2023 lalu,  PBNU dan ASEAN yang berpusat di Jakarta juga diadakan Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (ASEAN IIDC) 2023. Salah satu isu yang disorot adalah tentang memelihara dan mempertahankan rasa saling percaya, masyarakat inklusif, damai dan toleransi antar masyarakat ASEAN.


Rentetan pertemuan antara negara di ASEAN ini, menguatkan komitmen untuk menjadikan ASEAN sebagai Epicentrum of Harmony and World Peace.  Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan. 


Secara peluang, ASEAN memiliki potensi untuk menjadi kekuatan positif bagi perdamaian dan stabilitas dunia. Dengan kerja sama dan tekad, ASEAN dapat mewujudkan visi ini dan menjadi teladan bagi dunia.


Jamaah khutbah Jumat yang berbahagia

Pun Indonesia, sebagai tuan rumah, seyogianya memanfaatkan momentum ini untuk mewujudkan Indonesia sebagai epicentrum of harmony. Sebagai bangsa, Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan berbagai macam suku, ras, dan agama. Keberagaman ini merupakan kekayaan bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. 


Lebih lanjut, untuk mewujudkan harmoni, diperlukan toleransi antar umat beragama. Pun toleransi akan tercapai dengan menerapkan pendidikan multicultural yang mempromosikan pemahaman dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya, agama, dan ras. Pendidikan multikultural ini dapat dilakukan melalui kurikulum sekolah yang inklusif dan program-program pendidikan khusus yang memperkenalkan budaya dan tradisi yang berbeda.


Di samping itu, langkah yang tak kalah penting untuk mewujudkan Indonesia sebagai epicentrum of harmony adalah dengan mengadakan diialog antaragama. Mendorong dialog antaragama yang terbuka dan konstruktif untuk memahami nilai-nilai bersama dan perbedaan antar agama. Memfasilitasi pertemuan antar pemimpin agama dan mengadakan acara-acara dialog keagamaan dapat membantu mempromosikan pemahaman dan kerukunan.


Jamaah khutbah Jumat yang berbahagia

Selanjutnya untuk menggapai Indonesia sebagai pusat harmoni dunia ialah dengan mengedepankan sikap toleransi. Profesor Quraish Shihab dalam dialog Shihab & Shihab eps. 21  menyebutkan toleransi pada intinya adalah menghormati pendapat orang lain, sikap pihak lain, ajaran pihak lain, meskipun tak setuju dengan orang yang berbeda tersebut. Lebih jauh lagi, toleransi sudah dipraktikkan Rasulullah sejak dulu. Nabi menyebut, toleransi adalah sikap mundur selangkah demi mencapai hubungan harmonis. Mundur dalam hal ini tidak mengorbankan prinsip. Toleransi itu bertujuan untuk menggapai yang jauh lebih baik. 


Lebih jauh lagi, Nabi menamai Islam ini dengan sebutan al hanafiyyah al samhah, ajaran agama yang lurus, tetapi penuh toleransi. Nilai toleransi Islam, terbentang luas lewat pelbagai ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Terbuka luas juga dalam arsip; sabda, perbuatan, pengakuan, tindakan, dan tingkah laku Nabi Muhammad.


 عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ 


Artinya: "Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah SAW: “’Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah? Maka beliau bersabda: ‘Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus penuh toleransi). (HR. Bukhari).


Dalam Al-Qur’an Allah berfirman bahwa, toleransi  dan harmoni bagian dari ajaran Islam. Seorang muslim sangat menganjurkan sikap berbuat baik, tolong menolong, hidup harmonis, dengan orang yang berbeda keyakinan. Dalam Q.S al Mumtahanah [60] ayat 8:


لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ


Artinya: "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.


Profesor Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al Misbah; Pesan,Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, menjelaskan bahwa ayat ini menggariskan prinsip dasar hubungan interaksi antara kaum muslimin dan non muslim. Allah tidak melarang seorang muslim untuk berbuat baik dalam bentuk apapun pada non muslim. 


Dalam interaksi sosial, jika kaum non-muslim berada di pihak yang benar, sedangkan seorang muslim berada di pihak yang salah, maka kita harus membela dan memenangkan mereka yang non-muslim. Pasalnya, Allah memerintahkan berbuat adil, sekalipun pada non-muslim. 


Sementara itu, Imam Jalaluddin Asy Suyuthi dan Mahalli dalam kitab Tafsir Jalalain, menjelaskan bahwa ayat ini memiliki pengertian, Allah tiada melarang orang Islam berbuat kebajikan pada orang yang kafir yang tidak memerangi dan mengusir orang Islam. Sedangkan Ibnu Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Quran Al-Azhim, menjelaskan bahwa umat Islam diperbolehkan berbuat baik pada pemeluk non-muslim. Hal ini berlaku selama orang kafir tersebut tidak memerangi Muslim.


Jamaah khutbah Jumat yang berbahagia

Dengan demikian, keberhasilan mewujudkan Indonesia sebagai epicentrum of harmony akan membawa manfaat bagi bangsa dan negara. Indonesia akan menjadi negara yang lebih kuat, damai, dan sejahtera. Dan itu akan terwujud jika seluruh anak bangsa bersatu padu dalam mewujudkannya. 


 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ الأَيَاتِ وَألذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 


Khutbah II


 اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهَُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
 

Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir tinggal di Ciputat