Ramadhan

Kultum Ramadhan: Puasa Sebagai Tips untuk Jomblo yang Belum Menikah

Rab, 5 April 2023 | 13:00 WIB

Kultum Ramadhan: Puasa Sebagai Tips untuk Jomblo yang Belum Menikah

Ilustrasi: minuman keras - khamr - arak (freepik).

Puasa merupakan ibadah yang menjadi rahasia antara seorang hamba dan Tuhannya. Dalam praktiknya, puasa tak hanya sekedar menahan makan dan minum serta hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa.
 

Puasa juga merupakan sarana dalam untuk meredam hawa nafsu yang menyebabkan kriminalitas terutama kriminal yang berhubungan dengan seksualitas.Sebab yang menjadi sumber dari syahwat sendiri adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia sebagai sumber energi.  Dalam hal ini puasa dapat dijadikan media untuk mengendalikannya, sebagaimana Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menjelaskan sebagai berikut:
 

أنه قهر لعدو الله عز وجل, فإن وسيلة الشيطان لعنه الله الشهوات, وإنما تقوى الشهوات بالأكل والشرب, ولذالك قال صم: "إن الشيطان ليجري من ابن أدم مجرى الدم, فضيقوا مجاريه بالجوع, ولذلك قال صم لعائشة رضي الله عنها: "داومي قرع باب الجنة", قالت: بماذا؟ قال صم: "بالجوع"
 

Artinya: “Puasa dapat menundukkan musuh Allah, sebab media yang digunakan oleh setan ialah syahwat; dan syahwat menjadi kuat dengan makan dan minum. Karenanya Rasulullah saw bersabda: “Sungguh setan mengalir pada diri anak Adam dalam aliran darahnya, maka persempitlah tempat alirannya dengan lapar (puasa)”. Rasulullah saw juga berkata pada Siti Aisyah ra: “Perbanyaklah mengetuk pintu surga”. Aisyah bertanya: “Dengan apa?”. “Dengan rasa lapar (puasa)”. (Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Jeddah, Darul Minhaj, 2011 M], juz II, halaman 101).
 

Puasa juga dalam hal ini dapat menjadi alternatif sarana para pemuda jomblo yang belum mampu untuk menikah. Nabi Muhammad saw sudah jauh-jauh hari memberi tips kepada pemuda jomblo yang belum mampu untuk menikah karena belum adanya biaya dengan cara mendawamkan puasa. 
 

Berikut adalah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dalam Kitab Shahih-nya:
 

حدثنا عبدان عن أبي حمزة عن الأعمش عن إبراهيم عن علقمة قال: بينا أنا أمشي مع عبد الله رضي الله عنه فقال: كنا مع النبي صم فقال: من استطاع الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر, وأحصن للفرج. ومن لم يستطع فعليه بالصوم, فإنه له وجاء
 

Artinya: “Menceritakan kepada kami Abdan (Abdullah bin Utsman) dari Abi Hamzah dari Al-A’masyh dari Ibrahim dari Alqamah, ia berkata: “Ketika aku berjalan bersama Abdullah ra ia berkata: “Aku bersama Nabi saw, kemudian Nabi bersabda: “Barangsiapa mampu untuk menikah, maka menikahlah karena dapat menjaga pandangan mata dan menjaga kelamin. Barangsiapa belum mampu maka baginya berpuasa, karena puasa ialah perisai baginya”. (Al-Bukhari).
 

Selain sebagai sarana bagi pemuda jomblo untuk belajar mengendalikan syahwatnya, puasa juga dapat menjadi sarana untuk mengendalikan nafsu ghadabiyah (amarah) pada diri manusia. Karena puasa tidak hanya menuntut seseorang untuk menahan makan, minum dan syahwat seksual saja, melainkan juga menuntut untuk menjaga seseorang untuk tidak mencela, memusuhi orang lain serta mengendalikan amarah ketika ada yang mencela kita. Nabi Muhammad saw bersabda:
 

والصيام جنة, وإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث ولا يصخب. وإن سابه أحد أو قاتله فليقل: إني امرؤ صائم
 

Artinya: “Puasa adalah perisai, jika pada hari puasa salah satu dari kalian maka hendaknya ia tidak berkata kotor dan tidak memusuhi. Jika ada seseorang yang mencela atau memusuhinya hendaknya ia berkata: “Aku dalam keadaan berpuasa.”. (HR Al-Bukhari ). 
 

Puasa Ramadhan telah memasuki fase 10 hari kedua. Dengan begitu telah banyak waktu terlewat yang seharusnya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai ibadah. Semoga puasa yang kita laksanakan tidak hanya mendapatkan lapar dan haus saja melainkan mendapatkan keberkahan karenanya. Serta menjadikan kita setelahnya terbiasa untuk mengendalikan diri baik dari jeratan syahwat dan amarah. Wallahu a’alam.

 

Ustadz Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Mahasantri Ma'had Aly Saidussidiqiyah