Tasawuf/Akhlak

Sering Jadi Bahan Lelucon di Dunia, Benarkah di Surga Tidak Ada Jomblo?

Jum, 16 September 2022 | 05:30 WIB

Sering Jadi Bahan Lelucon di Dunia, Benarkah di Surga Tidak Ada Jomblo?

Sering Jadi Bahan Lelucon di Dunia, Benarkah di Surga Tidak Ada Jomblo?

Di dunia sebagian orang dapat memilih untuk hidup berpasangan atau hidup membujang (jomblo). Sebagian orang di dunia bahkan dapat merencanakan perkawinan pada usia tertentu. Artinya, ia akan hidup membujang (jomblo) selama sekian tahun menurut perencanaannya.


Adapun di surga orang-orang akan hidup berpasangan. Orang-orang di surga tidak dibiarkan sendiri membujang atau menjomblo. Informasi ini kita dapat setidaknya dari keterangan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 25 sebagai berikut:


وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ


Artinya, “Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa mereka (disediakan) taman-taman yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali diberi rezeki berupa buah dari taman itu, mereka berkata, ‘Inilah rezeki yang pernah diberikan kepada kami.’ Mereka dianugerahkan buah-buahan yang serupa. Di sana mereka mendapatkan pasangan yang suci dan mereka kekal di dalamnya.”


Dalam menjelaskan “pasangan yang suci” dalam Surat Al-Baqarah ayat 25, Nabi Muhammad saw kemudian memberikan penjelasan terkait kebahagiaan dan keceriaan orang-orang bertakwa saat memasuki surga.


Nabi Muhammad juga menjelaskan bahwa di sana, penghuni surga hidup berpasangan. Oleh karena itu, tidak ada penghuni surga yang hidup tanpa pasangan atau membujang (jomblo). Hadits Nabi Muhammad saw berikut ini menjelaskan kedatangan rombongan-rombongan penghuni surga yang disambut bidadari yang bening.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَالَّتِي تَلِيهَا عَلَى أَضْوَإِ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ اثْنَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ وَمَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ رواه البخاري ومسلم


Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Rombongan pertama masuk ke surga dengan bercahaya laksana bulan purnama. Rombongan berikutnya juga bercahaya laksana bintang yang berkilau di langit. Setiap laki-laki memiliki dua istri yang sumsum betis keduanya tembus terlihat dari balik daging. Di surga tidak ada bujang atau jomblo." (HR Bukhari dan Muslim).


Hidup sendiri, membujang, atau jomblo pada zamannya, dan pada sebagian masyarakat, pernah dianggap sesuatu yang kurang baik menurut norma tertentu, termasuk norma sosial. Pandangan ini didasarkan pada asumsi atas potensi kehidupan bujang atau jomblo yang sulit menjaga diri atau dekat dengan  maksiat. Tetapi oleh sebagian orang dan sebagian kelompok masyarakat, asumsi seperti ini dipatahkan.


Tidak heran kalau sahabat Muadz bin Jabal ra yang memiliki pandangan demikian memandang aib hidup membujang atau jomblo. Oleh karena itu ia meminta di dalam sakit di akhir hayatnya untuk tetap dikawinkan mengingat keutamaan perkawinan dan tercelanya hidup tanpa pasangan (jomblo).


قَالَ الشَّافِعِىُّ وَبَلَغَنِى أَنَّ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ قَالَ فِى مَرَضِهِ الَّذِى مَاتَ فِيهِ زَوِّجُونِى لاَ أَلْقَى اللَّهَ وَأَنَا أَعْزَبُ


Artinya, “Imam As-Syafi’i mengatakan, telah sampai riwayat sebuah riwayat kepadanya bahwa sahabat Muadz bin Jabal ra dalam sakit menjelang kematiannya mengatakan, ‘Nikahkanlah aku. Aku tidak ingin bertemu Allah dalam keadaan jomblo,’” (HR Baihaqi).


Terlepas dari pilihan untuk hidup berpasangan atau hidup membujang (jomblo) di dunia dengan apapun alasan, asumsi, dan argumentasinya, kita tidak berhak untuk menjadikan pilihan tersebut sebagai bahan lelucon atau bahan perbincangan saat pertemuan keluarga besar biasanya. Kita harus menghargai pilihan orang lain baik yang memilih berpasangan maupun yang memilih hidup membujang atau jomblo.


Adapun kita hanya dapat menerima informasi ghaib pada Surat Al-Baqarah ayat 25 dan hadits riwayat Bukhari dan Muslim di atas, yang menyebutkan bahwa di surga kelak semua orang hidup berpasangan, tidak ada yang membujang atau jomblo. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)