Muhammad Ulil Albab
Kolomnis
Pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Selasa, 11 Maret 2024 M. Bertepatan dengan hal tersebut, berpuasa wajib dilaksanakan sesuai dengan rukun puasa.
Seluruh Muslim Indonesia yang telah memenuhi persyaratan wajib puasa, yaitu beragama Islam, berakal, dan baligh, wajib menunaikan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syari’at. Di antara hal yang mempengaruhi sah atau tidaknya puasa seseorang berkaitan dengan rukun puasa yang ia jalankan.
Pengertian Rukun Puasa
Baca Juga
Syarat Wajib dan Rukun Puasa Ramadhan
Terdapat beberapa rukun puasa yang harus dilakukan untuk keabsahan ibadah puasa Ramadhan. Melansir NU Online, bahwa yang dimaksud dengan rukun adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk keabsahan suatu ibadah.
مَعْنَي الرُّكْنِ: رُكْنُ الشَّيْءِ مَا كَانَ جُزْءاً أَسَاسِيًّا مِنْهُ كَالْجِدَارِ مِنَ الْغُرْفَةِ
Artinya: “Ma’na rukun adalah sesuatu yang menjadi bagian dasar dari sesuatu, seperti tembok yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah bangunan.” (Mustafa al-Khin dan Musthafa al-Bugha, Al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhab al-Imâm al-Syâfi’i, [Al-Fithrah, Surabaya: 2000), juz I, halaman 129)
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rukun puasa adalah hal-hal yang harus dilakukan untuk keabsahan puasa. Sehingga, apabila hal tersebut ditinggalkan, maka ibadah puasa yang dilakukan belum dikatakan sah.
Lantas apa saja rukun-rukun dalam puasa?
Empat Rukun Puasa Ramadhan
Syekh Ibnu Qasim Al-Ghazi dalam kitab Fathul Qarib menjelaskan bahwa rukun puasa Ramadhan, antara lain; niat, menahan diri dari hal yang membatalkan puasa.
1. Niat pada Malam Hari
Rukun yang pertama adalah membaca niat melakukan ibadah puasa Ramadhan pada malam hari. Adapun niat puasa Ramadhan sebagaimana berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Saya niat puasa esok hari untuk melaksanakan fardlu puasa bulan Ramadhan tahun ini karena Allah.”
2. Menahan Diri dari Mengkonsumsi Makan dan Minum
Kedua, menahan diri dari mengkonsumsi makanan dan minuman. Hal ini dilakukan dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
3. Menahan Diri dari Jima’ di Siang Hari
Ketiga, menahan diri dari melakukan jima’ (bersetubuh) di siang hari pada bulan Ramadhan. Jika hal ini dilakukan, seseorang wajib membayar kafarat karena selain telah membatalkan puasa, hal ini juga termasuk ke dalam pelanggaran berat di bulan Ramadhan.
4. Menahan Diri dari Muntah dengan Sengaja
Rukun berikutnya adalah menghindari dari muntah dengan sengaja. Muntah dengan sengaja bisa menyebabkan batalnya puasa. Sebaliknya, jika peristiwa muntah yang terjadi secara tiba-tiba tanpa unsur kesengajaan, puasa tetap sah dan bisa dilanjutkan jika kondisi pasca muntah tidak membahayakan.
Demikian, ulasan terkait dengan rukun-rukun puasa berdasarkan penjelasan Syekh Ibnu Qasim Al-Ghazi dalam kitab Fathul Qarib. Wallahu a’lam.
Ustadz Muhammad Ulil Albab, Santri PP Mansajul Ulum dan Mahasiswa IPMAFA Pati
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Anjuran Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam
2
Lolos Semifinal Piala Asia U-23, Timnas Indonesia Menuju Olimpiade Paris 2024
3
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Kathah Cara Kangge Sedekah
4
Biografi Syekh Mutawalli asy-Sya’rawi: Mufassir Terkemuka Akhir Abad 20
5
Tertarik dengan Islam Sejak 2019, Revaldo Putuskan Masuk Islam di Masjid An-Nahdlah PBNU
6
Pasaran Syawal di Pesantren Cipulus, Ajang Silaturahmi Ribuan Santri Jawa Barat
Terkini
Lihat Semua