Kisah Umar bin Khattab Berbicara pada Hajar Aswad
NU Online ยท Jumat, 22 Juli 2022 | 10:30 WIB
Muhamad Abror
Penulis
Umar bin Khattab merupakan sosok yang tegas dan terkadang sifatnya itu membuatnya lebih keras dalam menghadapi sejumlah persoalan. Seperti saat dimintai pendapat mengenai tawanan perang Badar. Umar mengusulkan agar semua tawanan dihabisi nyawanya. Berbeda dengan Abu Bakar, sifatnya yang lembut mengusulkan agar tawanan dibebaskan dengan syarat membayar tebusan.
Watak keras Umar ini sebenarnya sudah bawaan sejak lahir. Sebelum masuk Islam ia dikenal sebagai musuh Nabi Muhammad saw yang ditakuti. Ia tidak segan mengintimidasi setiap umat Muslim yang ditemuinya. Setelah mualaf, Umar berubah menjadi pembela dakwah Rasul yang disegani tanpa kehilangan sifat tegasnya. Di sisi lain, ia merupakan sahabat yang sangat taat pada Nabi Muhammad.
Berdialog dengan Hajar Aswad
Salah satu kisah ketegasan Umar yang menarik adalah saat ia berbicara pada Hajar Aswad. Sekali waktu ia menyaksikan Rasulullah mencium Hajar Aswad. Sebagai Muslim yang sangat loyal dengan sunnah Rasul, Umar pun mengikutinya.
Hanya saja, sebelum mencium batu hitam itu ia mengatainya seolah sedang berbicara kepada seseorang yang sedang ia marahi. โSungguh, aku tahu kau ini hanya batu yang tidak bisa berbuat apa-apa. Andai saja Nabi tidak menciummu, aku pun tak akan pernah menciummu!โย
Kisah ini dicatat Imam Al-Ghazali dalam Ihyรข โUlรปmiddรฎn dengan menngutip hadits riwayat Imam Bukhari berikut,
ุฃููููู ุฌูุงุกู ุฅูู ุงูุญูุฌูุฑู ุงูุฃุณูููุฏู ููููุจููููููุ ูููุงูู: ุฅูููู ุฃุนูููู
ู ุฃููููู ุญูุฌูุฑูุ ูุง ุชูุถูุฑูู ูููุง ุชูููููุนูุ ูููููููุง ุฃูููู ุฑูุฃูููุชู ุงููุจููู ุตููููู ุงูููู ุนููู ูุณูููู
ู ููููุจูููููู ู
ุง ููุจููููุชููู.
Artinya, โSesungguhnya Rasulullah saw mendatangi Hajar Aswad dan menciumnya, Umar bin Khattab kemudian berkata (kepada Hajar Aswad), โSungguh aku tahu bahwa kau hanya batu, tidak bisa memberikan mudarat dan manfaat. Sungguh, andai aku tidak melihat Nabi saw menciummu, niscaya aku pun tidak akan menciummu!โ (HR Bukhari)
Dalam redaksi hadis sedikit berbeda disebutkan,
ุฃููู ุนูู
ูุฑู ุจูู ุงูุฎูุทููุงุจู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููู ูุงูู ูููุฑูููููู: ุฃูู
ุง ูุงููููููุ ุฅูููู ููุฃูุนูููู
ู ุฃููููู ุญูุฌูุฑู ูุง ุชูุถูุฑูู ูููุง ุชูููููุนูุ ูููููููุง ุฃููููู ุฑูุฃูููุชู ุงููุจููู ุตููููู ุงูููู ุนููู ูุณูููู
ู ุงุณูุชูููู
ููู
ู ุง ุงุณูุชูููู ูุชูููุ ููุงุณูุชูููู ููู ุซูู ูู ูุงูู: ููู ุง ููููุง ููููุฑููู ููู ุฅูููู ุง ูููููุง ุฑูุงุกูููููุง ุจู ุงูู ูุดูุฑูููููู ููุฏู ุฃูููููููููู ู ุงููููููุ ุซูู ูู ูุงูู: ุดูุกู ุตูููุนููู ุงููุจููู ุตููููู ุงูููู ุนููู ูุณูููู ู ููุง ููุญูุจูู
ุฃููู ููุชูุฑููููู.
Artinya, โSesungguhnya Umar bin Khattab berkata kepada rukun (Hajar ASwad), โSungguh aku mengetahui bahwa kamu hanyalah batu yang tidak bisa mendatangkan mudarat maupun manfaat. Namun kalau bukan karena aku telah melihat Nabi saw menciummu tentu aku tidak akan menciummu.โโ
โMaka dia menciumnya lalu berkata, โKenapa pula kita harus berlari-lari kecil? Sungguh kami telah menyaksikan orang-orang musyrikin melakukannya namun kemudian mereka dibinasakan oleh Allah swt.โ Dia berkata lagi, โBerlari-lari kecil ini adalah sesuatu sunnah yang telah dikerjakan oleh Nabi saw dan kami tidak suka bila meninggalkannya.โโ (HR Abdullah bin Umar)
Setelah Umar mencium batu itu, ia menangis dengan keras dan menoleh ke belakang. Ternyata ada Ali bin Abi Thalib. Umar berkata, โWahai Abul Hasan (Ali bin Abi Thalib), di sinilah tempat menumpahkan air mata dan doa-doa yang dikabulkan.โย
Ali kemudian berkata, โWahai Amirul Muโminin, Hajar Aswad ini bisa memberi mudharat dan manfaat.โย
โBagaimana mungkin?โ kata Umar.
โSesungguhnya ketika Allah mengambil janji atas atas keturunan Adam, Dia menetapkan suratan dan meletakannya pada Hajar Aswad. Batu tersebut akan menjadi saksi bagi umat Muslim yang menepati janjinya, demikian pula menjadi saksi bagi orang kafir yang mengingkarinya,โ jawab Ali menjelaskan.
Penjelasan Ali ini mengacu pada firman Allah swt dalam surat Al-Aโraf ayat 173 tentang janji yang disanggupi anak cucu Adam saat masih dalam alam arwah. (Al-Ghazali, Ihyรข โUlรปmiddรฎn, 2016: Juz 1, h. 327)
Lebih lengkapnya Az-Zabidi dalam Itแธซรขfus Sรขdatil Muttaqรฎn mengisahkan, begitu Allah selesai menciptakan Nabi Adam, diusaplah punggung Adam dan keluar keturunan-keturunannya yang berjanji kepada Allah untuk menyembah dan menaati-Nya. Janji itu ditulis dalam sebuah kertas yang dimasukkan ke mulut Hajar Aswad.ย
Kelak, di akhirat batu mulai itu memiliki kedua mata dan mulut untuk menjadi saksi atas janji anak cucu Adam dulu. (Az-Zabidi, Ithafus Sadatil Muttaqin, 2016: juz IV, h. 470)
Pesan moral
Sekilas sikap Umar terhadap Hajar Aswad di atas seolah menunjukkan dirinya tidak mempercayai keutamaan-keutamaan yang dimiliki oleh batu mulia itu. Tapi jika ditelisik lebih dalam, ada hikmah besar di balik ucapannya.
Saat peristiwa ini terjadi, kualitas keimanan masyarakat Makkah yang belum kokoh mengingat mereka belum lama memeluk Islam. Ucapan Umar tersebut untuk mengantisipasi agar jangan sampai orang-orang meyakini ada batu yang bisa memberi mudharat dan manfaat dengan sendirinya sebagaimana dulu orang Arab jahiliyah meyakini berhala-berhala memiliki kemampuan demikian.
Jadi, Umar tetap meyakini sejumlah keistimewaan yang dimiliki Hajar Aswad, termasuk bisa melebur dosa dengan mencium atau menyentuhnya. Hanya saja, Umar menyesuaikan sikapnya itu di tengah-tengah masyarakat Makkah agar tidak terjadi salah persepsi.
Selain itu, hikmah lain dari sikap Umar di atas menunjukkan ketaatan seorang umat Nabi untuk menjalankan sunnah Rasulnya. Kesediaan Umar mencium Hajar Aswad atas dasar ittibaโ (mengikuti perbuatan Nabi) merupakan bukti ketakwaannya. Umar tidak bertanya apa sebabnya Nabi mencium batu tersebut, ia hanya mengikuti apa yang Nabi lakukan. Dalam agama Islam ada banyak ibadahโibadah yang dasarnya adalah ittibaโ. (Ibnu Hajar, Fatแธซul Bรขrรฎ, 2001: juz III, h. 541)
Penulis: Muhamad Abror
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
2
Khutbah Jumat: Meraih Keutamaan Bulan Muharram
3
5 Fadilah Puasa Sunnah Muharram, Khusus Asyura Jadi Pelebur Dosa
4
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
5
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
6
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
Terkini
Lihat Semua