Sirah Nabawiyah

Rasulullah Meneladani Akhlak Baik para Nabi Sebelumnya

Sab, 31 Oktober 2020 | 01:35 WIB

Rasulullah Meneladani Akhlak Baik para Nabi Sebelumnya

Ilustrasi Rasulullah Muhammad SAW. (NU Online)

Sanad akhlak Nabi Muhammad juga terinspirasi dari akhlak-akhlak para nabi sebelum beliau. Al-Qur’an Surat Al-An'am ayat 90 menyebutkan dalam rangkaian ayat-ayatnya 18 nama Nabi/Rasul. Setelah kedelapan belas nama disebut, Allah berpesan kepada Nabi Muhammad SAW:


"Mereka itulah yang telah memperoleh petunjuk dari Allah, maka hendaknya kamu meneladani petunjuk yang mereka peroleh."


أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ ۗ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْعَالَمِينَ


“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: 'Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)'. Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh umat.” (QS Al-An’am: 90)


Muhammad Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat (2000) menjelaskan, ulama-ulama tafsir menyatakan bahwa Nabi Muhammad pasti memperhatikan benar pesan ini.

 

Baca juga: Islam yang Dibawa Nabi Muhammad Penuh Kasih Sayang


Hal itu terbukti antara lain, ketika salah seorang pengikutnya mengecam kebijaksanaan beliau saat membagi harta rampasan perang, beliau menahan amarahnya dan menyabarkan diri dengan berkata:


"Semoga Allah merahmati Musa As. Dia telah diganggu melebihi gangguan yang ku alami ini, dan dia bersabar (maka aku lebih wajar bersabar dari pada Musa)."


Karena itu pula sebagian ulama tafsir menyimpulkan, bahwa pastilah Nabi Muhammad SAW telah meneladani sifat-sifat terpuji para nabi sebelum beliau.


Nabi Nuh As. dikenal sebagai seorang yang gigih dan tabah dalam berdakwah. Nabi Ibrahim As. dikenal sebagai seorang yang  amat pemurah serta amat tekun bermujahadah mendekatkan diri kepada Allah.

 

Baca juga: 15 Nabi yang Terlahir dalam Kondisi Sudah Khitan

 

Nabi Daud As. dikenal sebagai nabi yang amat menonjolkan rasa syukur serta penghargaannya terhadap nikmat Allah. Nabi Zakaria As., Yahya As., dan Isa As., adalah nabi-nabi yang berupaya menghindari kenikmatan dunia demi mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Nabi Yusuf As. terkenal gagah, dan amat bersyukur dalam nikmat dan bersabar menahan cobaan. Nabi Yunus As. Diketahui sebagai nabi yang amat khusyuk ketika berdoa, Nabi Musa terbukti sebagai nabi yang berani dan memiliki ketegasan, Nabi Harun As. sebaliknya, adalah nabi yang penuh dengan kelemahlembutan. Demikian seterusnya, dan Nabi Muhammad Saw. meneladani semua keistimewaan mereka itu.


Ada beberapa sifat Nabi Muhammad yang ditekankan oleh Al-Quran, antara lain:


لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ


"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu (umat manusia), serta sangat menginginkan kebaikan untuk kamu semua, lagi amat tinggi belas kasihannya serta penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS Al-Taubah [9]: 128).

 

Baca juga: Deskripsi Kebesaran Khalifah Umar dalam Ensiklopedia Britannica


Begitu besar perhatiannya kepada umat manusia, sehingga hampir-hampir saja ia mencelakakan diri demi mengajak mereka beriman (baca QS Syu'ara [26]: 3). Begitu luas rahmat dan kasih sayang yang dibawanya, sehingga menyentuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk-makhluk tak bernyawa.


لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ أَلَّا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ


“Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.” (QS Syu'ara [26]: 3)


Namun demikian, bukan berarti Nabi Muhammad tidak pernah mendapat teguran dari Allah SWT. Nabi Musa pernah ditegur Tuhan saat merasa ia manusia terpandai. Teguran yang membuat Nabi Musa harus belajar kepada Nabi Khidir.


Nabi Nuh ditegur Tuhan saat mencoba menyelamatkan putranya yang menyekutukan Tuhan. Nabi Yunus ditegur dengan ditelan oleh ikan besar. Nabi Ibrahim ditegur Tuhan ketika menolak melayani tamu hanya karena si tamu adalah seorang Majusi.

 

Baca juga: Cara Nabi Muhammad Berpakaian


Teguran yang sama juga pernah terjadi kepada Nabi Muhammad. Teguran yang sampai membuat Nabi merasakan sakit luar biasa seakan terkena pukulan keras. Asal teguran dari Tuhan itu adalah kisah seorang buta, sahabat Nabi, yang yang memiliki suara indah penyeru asma Allah.


Singkatnya, saat Nabi sedang bermusyawarah dengan para pembesar Quraisy, laki-laki yang disebut orang-orang Makkah sebagai Abdullah itu menyela Nabi sehingga Nabi berpaling bahkan dengan muka masam. Teguran Allah kepada Nabi terjadi saat dia pulang ke rumah lewat Al-Qur'an Surat ‘Abasa.


Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah (2002) penyebutan kata awal ‘abasa (dia yang bermuka masam), adalah bentuk persona ketiga; artinya: tidak menunjuk langsung kepada Nabi dengan menyebut nama.


Hal ini isyarat bahwa teguran itu masih bersifat halus. Sedangkan kata al-a’maaa (yang buta) mengisyaratkan Abdullah bersikap demikian karena ia tidak bisa melihat apa yang terjadi, sehingga bentuk ketidaksopanan Abdullah cukup bisa ditoleransi.


Sekalipun isi wahyu adalah kritik terhadap dirinya sendiri, Nabi Muhammad tetap segera menyebarkan wahyu yang baru saja diterimanya itu kepada para sahabat.


Penulis: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon