Sirah Nabawiyah

Sanad Akhlak Nabi Muhammad

Selasa, 30 November 2021 | 18:06 WIB

Sanad Akhlak Nabi Muhammad

Ilustrasi Nabi Muhammad saw. (Foto: NU Online)

Sanad akhlak Nabi Muhammad tersambung kepada akhlak-akhlak para nabi sebelum beliau. Al-Qur’an surat Al-An'am ayat 90 menyebutkan dalam rangkaian ayat-ayatnya 18 nama Nabi/Rasul. Setelah kedelapan belas nama disebut, Allah berpesan kepada Nabi Muhammad SAW:


“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.” (QS Al-An’am: 90)


Muhammad Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat (2000) menjelaskan bahwa ulama-ulama tafsir menyatakan bahwa Nabi Muhammad pasti memperhatikan benar pesan ini.


Hal itu terbukti antara lain, ketika salah seorang pengikutnya mengecam kebijaksanaan beliau saat membagi harta rampasan perang, beliau  menahan amarahnya dan menyabarkan diri dengan berkata:


"Semoga Allah merahmati Musa a s. Dia telah diganggu melebihi gangguan yang kualami ini, dan dia bersabar (maka aku lebih wajar bersabar daripada Musa a s.)."


Karena itu pula sebagian ulama tafsir menyimpulkan, bahwa pastilah Nabi Muhammad SAW telah meneladani sifat-sifat terpuji para nabi sebelum beliau.


Nabi Nuh a.s. dikenal sebagai seorang yang gigih dan tabah dalam berdakwah. Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai seorang yang amat pemurah serta amat tekun bermujahadah mendekatkan diri kepada Allah. Nabi Daud a.s. dikenal sebagai nabi yang amat menonjolkan rasa syukur serta penghargaannya terhadap nikmat Allah. Nabi Zakaria a.s., Yahya  a.s., dan Isa a.s., adalah nabi-nabi yang berupaya menghindari kenikmatan dunia demi mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Nabi Yusuf a.s. terkenal  gagah, dan amat bersyukur dalam nikmat dan bersabar menahan cobaan. Nabi Yunus a.s. Diketahui sebagai nabi yang amat khusyuk ketika berdoa, Nabi Musa terbukti sebagai nabi yang berani dan memiliki ketegasan, Nabi Harun  a.s. sebaliknya, adalah nabi yang penuh dengan kelemahlembutan. Demikian seterusnya, dan Nabi Muhammad Saw. meneladani semua keistimewaan mereka itu.


Nabi Muhammad juga meneladankan bahwa dakwah harus dengan menyertakan akhlak mulia dan penjelasan pemahaman agama yang tidak rumit kepada umat.


Mengutip KH Zakky Mubarak (2021), ia mengungkapkan bahwa Ketika Rasul Muhammad saw sedang menyampaikan pelajaran-pelajaran penting, berkaitan dengan petunjuk-petunjuk praktis yang sangat bermanfaat, tiba-tiba tampil salah seorang sahabatnya ke depan majelis itu. Sahabat yang satu ini tampak memiliki keberanian dan kecerdasan yang menonjol, ia langsung menyampaikan pertanyaan yang sangat singkat dan belum pernah ditanyakan oleh sahabat yang lain:


يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِى اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. (رواه مسلم)


“Wahai Rasulullah ajarkanlah kepadaku suatu ucapan yang menggambarkan seluruh ajaran Islam, yang dengan ucapan itu aku tidak akan bertanya lagi kepada orang lain selain kepadamu”. (H.R. Muslim, No: 38).


Nabi segera menjawab pertanyaan sahabat tersebut di atas, dengan ungkapan yang sangat ringkas dan mudah dipahami, beliau menjelaskan:


قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ (رواه مسلم)


“Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian berlaku jujurlah kamu dalam imanmu”. (H.R. Muslim, No: 38).


Penulis: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon