Syariah

Amalan Agar Tak Sakit Mata ataupun Buta

Kam, 12 Oktober 2023 | 17:00 WIB

Amalan Agar Tak Sakit Mata ataupun Buta

Mata (Foto ilustrasi: NU Online/Freepik)

Mata dengan penglihatan normal dan sempurna adalah nikmat besar bagi siapa saja. Denganya kita dapat melihat indahannya alam semesta, beraktivitas, membaca dan lain sebagainya. Mata sebagai indera penglihatan mempunyai fungsi sangat penting dalam kehidupan. Oleh karenanya sudah semestinya untuk menjaga kesehatan mata dengan berbagai cara di antaranya dengan mengamalkan amalan ulama salaf untuk menjaga kesehatan mata. 


Syekh Bakri Syatha (w. 1310 H) dalam kitabnya I'anatut Thalibin mengutip penjelasan As-Syinwani mengatakan:


من قال حين يسمع قول المؤذن: أشهد أن محمدا رسول الله: مرحبا بحبيبي وقرة عيني محمد بن عبد الله - صلى الله عليه وسلم -. ثم يقبل إبهاميه ويجعلهما على عينيه لم يعم ولم يرمد أبدا


Artinya, "Siapa saja yang membaca: “Marhaban Bi Habibiy Waqurrati Ainiy Muhammad Bin Abdillah Shallalllahu alaihi wa sallam” ketika muadzzin berkata: Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah” lalu ia mengecup dua jempol tanganya setelah itu ia jadikan keduanya untuk mengusap dua matanya, maka ia tidak akan mengalami buta dan sakit mata selamanya.” (Abu Bakar Ustman bin Muhammad Syatha, I'anatut Thalibin [Bairut: Darul Fikr: 1997 M] juz I halaman 281).


Bila dilacak lebih jauh kaifiyah atau cara yang sama persis seperti dalam penjelasan ini, maka tidak diketemukan sumbernya dalam hadits. Namun ulama Madzhab Maliki Syekh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman al-Maghrabi (w. 954 H) dalam kitabnya mengatakan, kaifiyah sebagaimana di atas diriwayatkan dari Nabi Khidir As. Berikut selengkapnya:


ﻭَﺭُﻭِﻱَ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺨَﻀِﺮِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺣِﻴﻦَ ﻳَﺴْﻤَﻊُ ﺍﻟْﻤُﺆَﺫِّﻥَ ﻳَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺮْﺣَﺒًﺎ ﺑِﺤَﺒِﻴﺒِﻲ ﻭَﻗُﺮَّﺓِ ﻋَﻴْﻨِﻲ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺛُﻢَّ ﻳُﻘَﺒِّﻞُ ﺇﺑْﻬَﺎﻣَﻴْﻪِ ، ﻭَﻳَﺠْﻌَﻠُﻬُﻤَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﻢَ ، ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺮْﻣَﺪْ ﺃَﺑَﺪًﺍ


Artinya, "Diriwayatkan dari Nabi Khidhir As. bahwa ia berkata: “Barangsiapa yang mendengar bacaan muadzin “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”, lalu ia membaca “Marhaban bi habibiy waqurrati ainiy Muhammad bin Abdillah shallalllahu alaihi wa sallam” , lalu mengecup dua jari jempolnya dan diletakkan (diusapkan) ke kedua matanya, maka ia tidak akan mengalami buta dan sakit mata selamanya.” 


Dalam kitab yang sama disebutkan amalan yang mirip dengan sebelumnya. Bedanya tidak ada bacaan sebagaimana di atas, yakni ketika mendengar muadzin mengumandangkan syahadat Nabi, langsung mengecup kedua jempol dan mengusapkan ke kelopak matanya, dimulai dari ujung mata yang lurus dengan hidung lalu mengenyamping ke arah pelipis. Berikut kisahnya: 


قَالَ فِي الْمَسَائِلِ الْمَلْقُوطَةِ: حَدَّثَنَا الْفَقِيهُ الصَّدِيقُ الصَّدُوقُ الصَّالِحُ الْأَزْكَى الْعَالِمُ الْأَوْفَى الْمُجْتَهِدُ الْمُجَاوِرُ بِالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ الْمُتَجَرِّدُ الْأَرْضَى صَدْرُ الدِّينِ بْنُ سَيِّدِنَا الصَّالِحِ بَهَاءِ الدِّينِ عُثْمَانَ بْنِ عَلِيٍّ الْفَاسِيِّ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى قَالَ: لَقِيتُ الشَّيْخَ الْعَالِمَ الْمُتَفَنِّنَ الْمُفَسِّرَ الْمُحَدِّثَ الْمَشْهُورَ الْفَضَائِلُ نُورَ الدِّينِ الْخُرَاسَانِيَّ بِمَدِينَةِ شِيرَازَ، وَكُنْتُ عِنْدَهُ فِي وَقْتِ الْأَذَانِ فَلَمَّا سَمِعَ الْمُؤَذِّنَ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَبَّلَ الشَّيْخُ نُورُ الدِّينِ إبْهَامَيْ يَدَيْهِ الْيُمْنَى وَالْيُسْرَى وَمَسَحَ بِالظُّفْرَيْنِ أَجْفَانَ عَيْنَيْهِ عِنْدَ كُلِّ تَشَهُّدٍ مَرَّةً بَدَأَ بِالْمُوقِ مِنْ نَاحِيَةِ الْأَنْفِ، وَخَتَمَ بِاللَّحَاظِ مِنْ نَاحِيَةِ الصُّدْغِ، قَالَ فَسَأَلَتْهُ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: إنِّي كُنْتُ أَفْعَلُهُ مِنْ غَيْرِ رِوَايَةِ حَدِيثٍ، ثُمَّ تَرَكْتُهُ فَمَرِضَتْ عَيْنَايَ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فِي الْمَنَامِ، فَقَالَ لِي لِمَ تَرَكْتَ مَسْحَ عَيْنَيْكَ عِنْدَ ذِكْرِي فِي الْأَذَانِ إنْ أَرَدْتَ أَنْ تَبْرَأَ عَيْنَاكَ فَعُدْ إلَى الْمَسْحِ أَوْ كَمَا قَالَ فَاسْتَيْقَظْتَ وَمَسَحْتَ فَبَرِئَتْ عَيْنَايَ وَلَمْ يُعَاوِدْنِي مَرَضُهُمَا إلَى الْآنَ


Artinya, "Disebutkan dalam kitab al-Masail al-Malquthah, bahwa telah bercerita kepada kami ahli fiqih yang sangat terpercaya, yang saleh, bersih, berilmu sempurna, seorang mujtahid, bertetangga dengan Masjid al-Haram, menyendiri, yakni Shadruddin bin Sayyidina Shaleh Bahauddin Utsman bin Ali al-Fasiy, hafidzahullah, ia berkata: “Saya bertemu dengan seorang syekh ahli pada  banyak ilmu, ahli tafsir, ahli hadits, yang populer keutamaannya, yakni Nuruddin al-Khurasan di Kota Syiraz. Saya berada di dekatnya saat adzan. Ketika ia mendengar ucapan muadzin: “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, maka Syekh Nuruddin mengecup kedua jari jempolnya, lalu mengusapkan dengan kedua kuku ke kelopak matanya setiap bacaan syahadat, dimulai dari ujung mata yang lurus dengan hidung  lalu mengenyamping ke arah pelipis. 


Kemudian saya bertanya kepadanya tentang hal itu, maka ia menjawab: “Dulu saya melakukannya tanpa riwayat hadits, lalu saya meninggalkannya. Maka kedua mata saya sakit dan saya mimpi bertemu Rasulullah saw. dan beliau bersabda kepadaku: “Kenapa kamu tinggalkan mengusap kedua matamu ketika menyebutku dalam adzan. Jika kamu ingin kedua matamu sembuh maka ulangilah mengusap matamu.” Lalu saya terbangun dan mengusap kedua mataku. Dan sampai sekarang tidak pernah sakit mata lagi.” (Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman al-Maghrabi, Mawahib al-Jalil Syrah Muhtashar Khalil, [Bairut, Darul Fikr: t.th], juz 1 halaman 444-445).


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan ada dua amalan yang berfaedah agar tidak sakit mata atau mengalami kebutaan yakni saat mendengar muadzin mengumandangkan " Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah" lalu mengatakan: 


ﻣَﺮْﺣَﺒًﺎ ﺑِﺤَﺒِﻴﺒِﻲ ﻭَﻗُﺮَّﺓِ ﻋَﻴْﻨِﻲ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ


Marhaban bi habibiy waqurrati ainiy Muhammad bin Abdillah shallalllahu alaihi wa sallam


lalu mengecup dua jempolnya dan diusapkan ke kedua matanya. Riwayat lain mengatakan langsung mengecup dua jempolnya dan diusapkan ke kedua matanya tanpa membaca sebagaimana sebelumnya. Wallahu a'lam bisshawab.


Ustadz Muhamad Hanif Rahman, khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo