Syariah

Hari Anak Perempuan: Islam Muliakan Anak Perempuan

Rab, 11 Oktober 2023 | 21:30 WIB

Hari Anak Perempuan: Islam Muliakan Anak Perempuan

Keluarga (Foto ilustrasi: NU Online/Freepik)

Hari Anak Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 11 Oktober. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak anak perempuan dan pentingnya melindungi mereka dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.


Sebagai agama, Islam adalah agama yang sangat memuliakan anak perempuan. Hal ini untuk melawan nasib tragis perempuan di zaman jahiliyah yang menganggap anak perempuan sebagai aib dan sering dibunuh hidup-hidup. Namun, Islam datang untuk menghapus praktik-praktik jahiliyah tersebut dan memuliakan anak perempuan. 


Agama yang dibawa Nabi Muhammad ini mengajarkan bahwa anak perempuan adalah anugerah dari Allah swt dan memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki untuk dididik, dibesarkan, dan dilindungi. Dalam Al-Qur'an QS An-Nahl [16] ayat 58-59, Allah berfirman:


وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِالْاُنْثٰى ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌۚ يَتَوٰرٰى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوْۤءِ مَا بُشِّرَ بِهٖۗ اَيُمْسِكُهٗ عَلٰى هُوْنٍ اَمْ يَدُسُّهٗ فِى التُّرَابِۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ


Artinya: "(Padahal,) apabila salah seorang dari mereka diberi kabar tentang (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam) dan dia sangat marah (sedih dan malu). Dia bersembunyi dari orang banyak karena kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah, alangkah buruk (putusan) yang mereka tetapkan itu!"


Dalam Tafsir al-Baghawi jilid III, halaman 83 dijelaskan bahwa pada masa Jahiliyah, anak perempuan yang lahir sangat dikucilkan. Orang Arab sering mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup karena takut akan kemiskinan. Jika seorang pria Arab memiliki anak perempuan dan ingin menyelamatkannya, dia akan mengenakannya jubah wol atau rambut dan membiarkannya menggembalakan unta dan domba di padang pasir. 


Jika dia ingin membunuhnya, dia akan meninggalkannya sampai dia berusia enam tahun, lalu mengatakan kepada ibunya untuk mendandaninya sehingga dia bisa membawanya ke keluarganya. Dia akan menggali sumur di gurun, dan ketika dia sampai di sumur, dia akan menyuruhnya melihat sumur itu, lalu mendorongnya dari belakang ke dalam sumur. Dia akan menutupi kepalanya dengan tanah sampai sumur itu rata dengan tanah.  


Sementara itu Imam Qurthubi dalam kitab al-Jami' Li Ahkami Al-Qur'an, Jilid X, halaman 117, dijelaskan bahwa pada masa pra-Islam, ada kebiasaan mengubur anak perempuan hidup-hidup di kalangan sebagian suku Arab. Hal ini dilakukan karena ketakutan direndahkan. Orang Arab pada masa itu menganggap bahwa anak laki-laki lebih berharga daripada anak perempuan. Oleh karena itu, mereka takut direndahkan oleh orang lain jika memiliki banyak anak perempuan. Sehingga tindakan mengubur anak perempuan hidup-hidup ini merupakan tindakan yang kejam dan tidak manusiawi. 


 قَالَ قَتَادَةُ: كَانَ مُضَرُ وَخُزَاعَةُ يَدْفِنُونَ الْبَنَاتِ أَحْيَاءً، وَأَشَدُّهُمْ فِي هَذَا تَمِيمٌ. زَعَمُوا خَوْفَ الْقَهْرِ عَلَيْهِمْ وَطَمَعَ غَيْرِ الْأَكْفَاءِ فِيهِنَّ. وكان صعصعة ابن نَاجِيَةَ عَمُّ الْفَرَزْدَقِ إِذَا أَحَسَّ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ وَجَّهَ إِلَى وَالِدِ الْبِنْتِ إِبِلًا يَسْتَحْيِيهَا بِذَلِكَ


Artinya: "Dahulu, suku-suku Mudhar dan Khuza'ah biasa mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup. Suku yang paling parah dalam hal ini adalah Bani Tamim. Mereka beralasan karena takut direndahkan dan dirampas oleh orang-orang yang tidak sepadan. Dan Sufyan bin Naajiyah, paman Farazdaq, jika dia mengetahui adanya hal tersebut, dia akan memberikan seekor unta kepada orang tua gadis itu untuk mencegahnya mengubur anaknya."


Islam datang untuk menghapuskan kebiasaan ini dan mengajarkan umatnya untuk memperlakukan anak perempuan dengan baik. Pun Islam, lewat Rasulullah SAW mengangkat derajat dan sangat memuliakan anak perempuan. Beliau bersabda:


مَنِ ابْتُلِيَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ، فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ، كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ


Artinya: "Siapa saja yang diuji dengan anak perempuan, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka". (HR. Bukhari dan Muslim)


Berdasarkan hadits ini menjelaskan bahwa orang yang diuji dengan anak perempuan, lalu ia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan itu akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.


Sejatinya, berbuat baik kepada anak perempuan adalah salah satu bentuk ketakwaan kepada Allah. Pun Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik kepada anak perempuan, dan Dia akan membalas kebaikan tersebut dengan surga.


Rasulullah SAW juga memiliki seorang putri bernama Fatimah Az-Zahra. Beliau sangat menyayangi Fatimah dan sering memujinya. Beliau bersabda:


حَدَّثَنِي أَبُو مَعْمَرٍ إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْهُذَلِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا فَاطِمَةُ بَضْعَةٌ مِنِّي يُؤْذِينِي مَا آذَاهَا


Artinya: "Menceritakan kepadaku Abu Ma'mar Ismail bin Ibrahim al-Hudzali, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru dari Ibnu Abi Mulaikah dari Miswar bin Makhramah, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Fatimah adalah bagian dari diriku. Apa yang menyakitinya, menyakitiku."


Islam mengajarkan bahwa anak perempuan memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki. Mereka berhak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan perlindungan yang layak. Mereka juga berhak untuk menikah dengan orang yang mereka cintai dan memiliki keluarga yang bahagia.


Pada Hari Anak Perempuan Internasional ini, mari kita semua bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memuliakan anak perempuan. Mari kita ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak perempuan untuk tumbuh dan berkembang.


Zainuddin Lubis, pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat