Lebih Baik Baca Al-Qur’an dengan Suara Keras atau Pelan?
NU Online · Kamis, 5 Juli 2018 | 11:01 WIB
Artinya, “Siapa yang membaca satu huruf Al-Qur’an, maka dia mendapatkan satu kebaikan. Satu kebaikan digandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan ‘alif lam mim’ satu huruf, tapi ‘alif’ satu huruf, ‘lam’ satu huruf, dan ‘mim’ satu huruf,” (HR Al-Tirmidzi).
Orang yang membaca Al-Qur’an diberi sepuluh kebaikan dalam setiap hurufnya. Ganjaran ini berlaku bagi siapa pun. Membacanya saja diberi sepuluh kebaikan dari setiap hurufnya, apalagi memahami, mendalami, dan mengamalkannya. Tentu pahalanya lebih besar lagi.
Di samping memperhatikan makhraj dan tajwid bacaan, volume suara juga perlu diperhatikan. Maksudnya, jangan sampai membaca Al-Qur’an dengan suara keras yang bukan pada tempatnya. Apalagi bila sampai menganggu orang lain.
Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar menjelaskan bahwa memang ada banyak dalil yang menganjurkan baca Al-Qur’an dengan suara keras, tapi di sisi lain juga ada dalil yang menganjurkan baca Al-Qur’an dengan suara pelan. Ia mengatakan:
Artinya, “Ada beberapa riwayat tentang keutamaan baca Al-Qur’an dengan suara keras, dan ada pula riwayat tentang keutamaan suara pelan.”
Lalu mana yang harus diamalkan? Imam An-Nawawi menjelaskan:
Artinya, “Ulama berkata, cara mengompromikan dua dalil tersebut adalah membaca Al-Qur’an dengan suara pelan bagi orang yang takut riya itu lebih utama. Sementara bagi orang yang tidak riya, maka mengeraskan suara saat baca Al-Qur’an lebih diutamakan dengan catatan tidak menganggu orang yang shalat, tidur, dan lain-lain.”
Dengan demikian, baca Al-Qur’an dengan suara pelan atau keras sebetulnya sama-sama baik selama diamalkan berdasarkan situasi dan kondisinya.
Kalau di hadapan orang ramai, lebih baik membaca Al-Qur’an dengan suara pelan agar tidak menganggu ketenangan orang lain, khususnya orang shalat atau sedang istirahat. Tapi apalagi sedang sendirian, lebih baik dengan suara keras karena biasanya lebih fokus dan meningkatkan semangat. Wallahu a‘lam. (Hengki Ferdiansyah)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua