Pernah Mimpi Jadi Pedagang? Ini Maknanya dalam Islam
Rabu, 13 November 2024 | 16:00 WIB
Zainuddin Lubis
Penulis
Menurut Syekh Abdul Ghani An-Nablusi, dalam kitab Ta’thirul al-Anam fi Ta’bir al-Manam, halaman 64, arti mimpi tentang jual beli sering diartikan sebagai tanda dari aspek kehidupan seseorang yang berkaitan dengan sifat, kepribadian, atau peran sosialnya.
Pertama, jika seseorang bermimpi menjadi penjual benang, maka itu melambangkan perjalanan hidup atau usaha seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Mimpi ini menandakan adanya tekad dan kerja keras dalam menempuh jalan hidup yang berliku.
Kedua, jika menjadi penjual garam dalam mimpi, itu menunjukkan seseorang yang memiliki kekayaan berupa uang dirham. Mengisyaratkan seseorang yang makmur dalam rezeki dan berorientasi pada nilai materi.
Ketiga, jika bermimpi menjadi penjual pakaian mahal, maka itu dianggap sebagai simbol seseorang yang memiliki sifat amanah, kepribadian yang mulia, serta status dan martabat yang tinggi. Asalkan dalam mimpinya ia tidak menerima pembayaran atas barang dagangannya. Hal ini menunjukkan ketulusan dan integritas yang dijunjung tinggi, di mana martabat seseorang terjaga karena lebih mengutamakan kejujuran daripada keuntungan duniawi.
Baca Juga
Tafsir Mimpi dalam Pandangan Islam
Keempat, mimpi menjadi penjual buah-buahan atau sejenisnya melambangkan seseorang yang lebih mengutamakan aspek agama dalam hidupnya, meski harus berjuang keras dan bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan duniawi. Sosok ini menunjukkan keseimbangan antara kepentingan rohani dan pencarian rezeki.
Kelima, penjual bunga-bungaan dalam mimpi sering kali menjadi simbol kesedihan dan air mata, menggambarkan seseorang yang penuh emosi dan mungkin mengalami kesulitan hidup. Mimpi ini bisa juga mengacu pada seorang pembaca Al-Qur’an yang membuat pendengar tersentuh dan menangis.
Keenam, mimpi menjadi penjual burungdiartikan sebagai makelar budak, yang menandakan peran dalam transaksi atau perantara dalam urusan tertentu yang melibatkan orang lain.
Simak penjelasan Syekh An-Nablusi berikut ini;
وبائع الغزل يدل على السفر وبياع الملح صاحب أموال من الدراهم وبياع الثياب العالية الأثمان ذو أمانة وجلالة وله خطر وشأن ما لم يأخذ ثمنها على بيعة. وبياع الفاكهة والثمار ونحوها رجل مؤثر دينه على دنياء كثير التعب في طلب رزقه. وبياع الرياحين صاحب أحزان وبكاء أو رجل قارىء قرآن ليبكي الناس وبياع الطيور نخاس الجوار وبياع الرصاص صاحب أمر ضعيف
Artinya: "Penjual benang menandakan perjalanan. Penjual garam adalah seseorang yang memiliki kekayaan berupa uang dirham. Penjual pakaian mahal adalah orang yang amanah, mulia, memiliki status dan martabat, selama ia tidak menerima harga jualannya. Penjual buah-buahan dan sejenisnya adalah orang yang lebih mengutamakan agamanya daripada urusan dunia, meskipun harus bersusah payah mencari rezeki. Penjual bunga-bungaan adalah orang yang penuh kesedihan dan tangisan, atau seorang pembaca Al-Qur’an yang membuat orang lain menangis. Penjual burung adalah makelar budak." [Ta’thirul al-Anam fi Ta’bir al-Manam, [Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 1971] halaman 64].
Sementara itu, di kitab yang sama, Syekh An-Nabulusi juga mengatakan bahwa bermimpi jual beli seringkali diartikan sebagai pertanda tentang kondisi sosial dan status seseorang.
Jika seseorang bermimpi dirinya dijual atau dilelang, sementara strata sosialnya adalah seorang budak, miskin, dan tawanan, maka mimpi tersebut dapat menjadi tanda bahwa ia akan memperoleh kehormatan dan kemuliaan.
Hal ini terutama berlaku apabila yang membelinya dalam mimpi adalah seorang perempuan. Perempuan dalam konteks ini diartikan sebagai simbol keberuntungan, keberhasilan, dan kekuasaan. Semakin tinggi harga yang disebutkan dalam mimpi tersebut, semakin besar pula kemuliaan dan penghormatan yang akan diraihnya dalam kehidupan nyata.
Namun, sebaliknya, jika yang membeli adalah seorang pria, mimpi itu bisa menjadi peringatan akan datangnya kesusahan atau tantangan yang harus dihadapi. Pria dalam mimpi ini melambangkan beban, kesulitan, atau tantangan. Ini mengindikasikan bahwa pemimpi harus bersiap untuk menghadapi situasi sulit dalam hidupnya.
Simak penjelasan Syekh Abdul Ghani An-Nablusi;
بيع : من رأى في منامه أنه يباع أو ينادي عليه، فإنه يكرم وينال عزاً أو سلطاناً إن اشترته امرأة، فإن اشتراه رجل ناله هم. وكلما كان ثمنه أكثر كان أكرم
Artinya: "(Jual Beli): Barang siapa melihat dalam mimpinya bahwa dirinya dijual atau dilelang, maka ia akan dihormati dan mendapatkan kemuliaan atau kekuasaan jika yang membelinya adalah seorang perempuan. Namun, jika yang membelinya adalah seorang pria, ia akan menghadapi kesusahan. Semakin tinggi harganya, semakin besar pula penghormatan yang diperolehnya." [hlm. 62]
Dengan demikian, dalam Islam, mimpi yang berhubungan dengan jual beli dapat memiliki berbagai makna yang erat kaitannya dengan orang yang tengah bermimpi. Secara umum, mimpi tentang jual beli bisa menunjukkan aspek kehidupan yang berkaitan dengan usaha, usaha mencari nafkah, status sosial, dan hubungan dengan orang lain.
Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Islam
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
6
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
Terkini
Lihat Semua