Tafsir

Pengantar Surat Al-Quraisy: Spesifikasi, Munasabah, Tujuan dan Keutamaan

Sab, 21 Oktober 2023 | 05:00 WIB

Pengantar Surat Al-Quraisy: Spesifikasi, Munasabah, Tujuan dan Keutamaan

Ilustrasi: Tafsir Al-Qurtubi (NU Online).

Spesifikasi Surat 

Surat ini bernama surat Al-Quraisy atau dinamakan juga dengan surat Li Iilafi Quraisy. Mayoritas ulama mengatakan surat ini merupakan surat Makiyyah terdiri dari 4 ayat, 17 kalimat dan 73 huruf sekaligus menghitung Basmalah. Surat ini menempati urutan ke-29 dalam urutan diturunkannya, diturunkan setelah surat At-Tin dan sebelum surat Al-Qari'ah.
 

Syekh Wahbah Az-Zuhaili (wafat 2015) mengatakan, alasan dinamakan surat Quraisy ialah sebagai pengingat bagi kabilah tersebut atas kenikmatan-kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada mereka, sebagaimana dijelaskan dalam awal surat.
 

Munasabah Surat

Adapun hubungan atau korelasi surat ini dengan surah sebelumnya menurut Syekh Wahbah dapat dilihat dari dua segi sebagai berikut:
 

كلتا السورتين تذكير بنعم اللَّه على أهل مكة، فسورة الفيل تشتمل على إهلاك عدوهم الذي جاء لهدم البيت الحرام أساس مجدهم وعزهم، وهذه السورة تذكر نعمة أخرى اجتماعية واقتصادية، حيث حقق اللَّه بينهم الألفة واجتماع الكلمة، وأكرمهم بنعمة الأمن والاستقرار، ونعمة الغنى واليسار والإمساك بزمام الاقتصاد التجاري في الحجاز، بالقيام برحلتين صيفا إلى الشام وشتاء إلى اليمن
 

Artinya, "Pertama, masing-masing dari kedua surat sama-sama mengingatkan nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada penduduk Makkah. Surat Al-Fil mengandung kenikmatan dengan dihancurnya musuh- musuh mereka yang datang hendak menghancurkan Kakbah yang merupakan asas kemuliaan, kehormatan dan keagungan mereka; sementara surat ini mengingatkan kenikmatan lain, yakni nikmat sosial dan ekonomi. Kenikmatan tersebut Allah wujudkan dengan menganugerahi mereka dengan keakraban dan kesatuan. Allah juga menganugerahi mereka rasa aman dan tenteram, kaya, serta menguasai perekonomian bisnis di wilayah Hijaz, dengan berdagang pada dua jalur; ke Syam di musim panas dan ke Yaman di musim dingin." 
 

هذه السورة شديدة الاتصال بما قبلها، لتعلق الجار والمجرور في أولها بآخر السورة المتقدمة: لِإِيلافِ قُرَيْشٍ.. أي لإلف قريش أي أهلك اللَّه أصحاب الفيل، لتبقى قريش، ولذا كانتا في مصحف أبيّ سورة واحدة. ولكن في المصحف الإمام فصلت هذه السورة عن التي قبلها، وكتب بينهما: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

 

Artinya, "Kedua, Surat ini sangat erat kaitannya dengan surat sebelumnya karena adanya keterkaitan (ta’aluq) antara jar dan majrur di awal surat dengan bagian akhir dari surat sebelumnya. Maksudnya, untuk keakraban kabilah Quraisy, Allah menghancurkan ashabul fil agar kabilah Quraisy tetap eksis. Karena itu, di dalam mushaf Ubay bin Ka'ab, kedua surat ini menjadi satu surat. Akan tetapi di mushaf Utsman surat ini dipisahkan dari surat sebelumnya dan di antara keduanya dituliskan kalimat basmalah." (Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 412).
 

Tujuan Surat

Sayyid Thanthawi (wafat 2010) menjelaskan, di antara tujuan surat Al-Quraisy sebagai berikut:
 

ومن أهدافها: تذكير أهل مكة بجانب من نعم الله- تعالى- عليهم لعلهم عن طريق هذا التذكير يفيئون إلى رشدهم، ويخلصون العبادة لخالقهم وما نحهم تلك النعم العظيمة
 

Artinya, "Di antara beberapa tujuan surat ini adalah mengingatkan penduduk Makkah dari segi nikmat-nikmat Allah kepada mereka, barangkali melalui cara peringatan ini dapat membawa mereka pada petunjuk dan mereka dapat ikhlas dalam beribadah kepada Sang Penciptanya, namun nikmat besar tersebut mereka abaikan." (Muhammad Sayyid Thanthawi, Tafsir Wasith [Kairo, Dar Nahdlah: 1997 M], juz XV, halaman 513).
 

Keutamaan Surat 

Imam Al-Baidhawi (wafat 685 H) dalam tafsirnya menyebutkan hadits terkait keutamaan surat.
 

عن رسول الله صلّى الله عليه وسل: من قرأ سورة لإيلاف قريش أعطاه الله عشر حسنات بعدد من طاف بالكعبة واعتكف بها 


Artinya, "Dari Rasulullah saw: "Barang siapa membaca surat Li Iilafi Quraisy, Allah akan memberikanya 10 sebaikan sebanyak orang yang thawaf dan i'tikaf di Ka'bah." (Nasiruddin As-Syirazi Al-Baidhawi, Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta'wil, [Beirut, Darul Ihya': 1418 H], juz V, halaman 340). Wallahu a'lam bisshawab.
 

 

Ustadz Muhamad Hanif Rahman, khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo.