Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat 30: Air Sebagai Sumber Kehidupan Manusia
Senin, 3 Februari 2025 | 08:00 WIB
Zainuddin Lubis
Penulis
Air adalah unsur yang sangat penting untuk semua kehidupan di bumi. Kehadirannya mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sekitar 71 persen permukaan bumi terdiri dari air, yang menunjukkan betapa pentingnya air dalam keseimbangan ekosistem global. Allah menciptakan air sebagai sumber utama kehidupan, menjadikannya unsur yang tak tergantikan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup.
Dalam Al-Qur'an, surat Al-Anbiya' ayat 30 Allah berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ ٣٠
wa ja‘alnâ minal-mâ'i kulla syai'in ḫayy, a fa lâ yu'minûn
Artinya, "Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?"
Syekh Sya'rawi dalam kitab Tafsir Khawatirusy Sya'rawi Haulal Qur’anil Karim, menjelaskan bahwa air adalah unsur fundamental yang menopang kehidupan seluruh makhluk. Tanpa air, tidak akan ada pertumbuhan tumbuhan, keberlangsungan hidup hewan, atau kelangsungan hidup manusia. Seluruh rantai makanan di bumi bergantung pada ketersediaan air, mulai dari organisme mikroskopis hingga makhluk terbesar.
Lebih lanjut, menurut Syekh Sya'rawi sejatinya segala sesuatu yang hidup memiliki unsur air dalam dirinya. Bahkan makhluk yang tampak tidak bernyawa pun mengandung unsur air, seperti sesuatu yang memiliki kilauan, kelembutan, atau kelenturan. Ini menunjukkan bahwa air bukan sekadar elemen eksternal yang menopang kehidupan, tetapi juga bagian mendasar dari komposisi setiap makhluk.
Syekh Sya'rawi mengaitkan konsep air dengan prinsip ratq (terjalin rapat) dan fatq (terpisah) dalam penciptaan langit dan bumi. Ia menjelaskan bahwa keberadaan air berkaitan dengan perubahan dan proses kehidupan yang terus berlangsung. Tanpa air, dunia akan kehilangan dinamika kehidupan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Simak penjelasan Syekh Sya'rawi berikut;
وقوله تعالى: {وَجَعَلْنَا مِنَ المآء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ... } [الأنبياء: ٣٠] قال أصحاب التأويل الثاني: ما دام ذكر هنا الماء، فلا بُدَّ أن له صلة بالرَّتْق والفَتْق في كل من الأرض والسماء. ونلحظ أن الآية لم تَقُلْ: كل شيء حيَّا، إنما {وَجَعَلْنَا مِنَ المآء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ... } [الأنبياء: ٣٠] وقد استدلوا بها على أن الحيَّ المراد به الحياة الإنسانية التي نحياها، ولم يفطنوا إلى أن الماء داخلٌ في تكوين كل شيء، فالحيوان والنبات يحيا على الماء فإنْ فَقَد الماء مات وانتهى، وكذلك الأدنى من الحيوان والنبات فيه مائية أيضاً، فكُلُّ ما فيه لمعة أو طراوة أو ليونة فيه ماء. فالمعنى {كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ. .} [الأنبياء: ٣٠] أي: كل شيء مذكور موجود
Artinya, "Dan firman Allah Ta'ala: 'Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup...' (QS. Al-Anbiya: 30). Para ulama yang berpegang pada tafsiran kedua mengatakan: Karena dalam ayat ini disebutkan air, maka pasti ada kaitannya dengan konsep ratq (terjalin rapat) dan fatq (terpisah) pada langit dan bumi."
Kita perhatikan bahwa ayat ini tidak mengatakan segala sesuatu menjadi hidup, tetapi "Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup..." (QS. Al-Anbiya: 30). Mereka menjadikannya sebagai dalil bahwa yang dimaksud dengan hidup adalah kehidupan manusia yang kita jalani.
Namun, mereka tidak menyadari bahwa air adalah bagian dari pembentukan segala sesuatu. Hewan dan tumbuhan hidup dengan air; jika kehilangan air, mereka mati dan punah. Bahkan, makhluk hidup yang lebih rendah dari hewan dan tumbuhan pun mengandung unsur air. Segala sesuatu yang memiliki kilauan, kelembutan, atau kelenturan mengandung air. Maka, makna dari "segala sesuatu yang hidup..." (QS. Al-Anbiya: 30) adalah segala sesuatu yang disebutkan dan ada (Syekh Sya'rawi, Khawatirusy Sya'rawi Haulal Qur'anil Karim, jilid XV, hlm. 525).
Sementara itu, Ibnu Asyur dalam kitab At-Tahrir wa At-Tanwir menjelaskan Air adalah sumber kehidupan yang tak tergantikan bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Sejatinya, ayat ini menjadi bukti nyata bagi manusia tentang peran penting air dalam penciptaan dan keberlangsungan hidup. Semua makhluk, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, membutuhkan air sebagai elemen utama untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
Dalam kehidupan manusia, air memiliki fungsi vital untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia seperti minum dan menjaga keseimbangan tubuh. Sejatinya, tubuh manusia memerlukan kelembaban untuk bertahan, dan ketika kehilangan kelembaban, seseorang dapat mengalami dehidrasi yang berujung pada kematian.
Tak hanya itu, pun air berperan dalam pelbagai aspek sosial dan ekonomi. Misalnya, air digunakan dalam kegiatan pertanian, industri, serta kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Bisa dibilang, tanpa air, peradaban manusia tidak dapat berkembang karena sumber daya ini merupakan dasar bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.
وَجَعَلْنا مِنَ الْماءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ زِيَادَةُ اسْتِدْلَالٍ بِمَا هُوَ أَظْهَرُ لِرُؤْيَةِ الْأَبْصَارِ وَفِيهِ عِبْرَةٌ لِلنَّاسِ فِي أَكْثَرِ أَحْوَالِهِ. وَهُوَ عِبْرَةٌ لِلْمُتَأَمِّلِينَ فِي دَقَائِقِهِ فِي تَكْوِينِ الْحَيَوَانِ مِنَ الرُّطُوبَاتِ. وَهِيَ تَكْوِينُ التَّنَاسُلِ وَتَكْوِينُ جَمِيعِ الْحَيَوَانِ فَإِنَّهُ لَا يَتَكَوَّنُ إِلَّا مِنَ الرُّطُوبَةِ وَلَا يَعِيشُ إِلَّا مُلَابِسًا لَهَا فَإِذَا انْعَدَمَتْ مِنْهُ الرُّطُوبَةُ فَقَدَ الْحَيَاةَ، وَلِذَلِكَ كَانَ اسْتِمْرَارُ الْحُمَّى مُفْضِيًا إِلَى الْهُزَالِ ثُمَّ إِلَى الْمَوْتِ
Artinya, "'Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak beriman?'
Ayat ini merupakan tambahan argumentasi dengan sesuatu yang lebih nyata bagi penglihatan manusia. Di dalamnya terdapat pelajaran bagi manusia dalam kebanyakan keadaan mereka. Hal ini juga menjadi bahan renungan bagi orang-orang yang mencermati keajaiban penciptaan makhluk hidup dari unsur cairan.
Penciptaan ini mencakup proses reproduksi dan pembentukan seluruh makhluk hidup, karena tidak ada makhluk hidup yang tercipta kecuali dari unsur cairan, dan ia tidak dapat bertahan hidup kecuali dalam keadaan yang berhubungan dengannya. Jika kelembaban dalam tubuhnya hilang, maka ia akan kehilangan kehidupan. Oleh karena itu, demam yang terus-menerus dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan akhirnya berujung pada kematian" (Tafsir At-Tahrir wa Tanwir, [Tunisia, Darul Tunisiyah lin Nasyar, 1984] jilid XVII, hlm. 57).
Dalam ayat lain, dalam surat Az-Zumar ayat 21, Allah berfirman menggambarkan air sebagai sumber kehidupan di bumi:
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَلَكَهٗ يَنَابِيْعَ فِى الْاَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهٗ حُطَامًاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِاُولِى الْاَلْبَابِࣖ ٢١
Artinya, "Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia mengalirkannya menjadi sumber-sumber air di bumi. Kemudian, dengan air itu Dia tumbuhkan tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian ia menjadi kering, engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian Dia menjadikannya hancur berderai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi ululalbab."
Sementara itu, Syekh Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Munir mengatakan air termasuk dalam elemen vital yang menopang kehidupan di bumi. Tanpa keberadaan air, tidak akan ada kehidupan, baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Air memainkan peran utama dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung proses-proses biologis yang esensial.
Surat Al-Anbiya' ayat 30, kata Syekh Wahbah, merupakan penegasan Allah, bahwa air adalah asal mula kehidupan bagi setiap makhluk. Tidak hanya hewan, tetapi bahkan proses pembentukan manusia dimulai dari cairan kehidupan yang berasal dari air, menandakan betapa mendasar dan pentingnya air dalam siklus kehidupan.
Lebih lanjut, air memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup makhluk hidup. Sebagai contoh, dalam pembentukan janin manusia, air dalam bentuk nutfah atau cairan sangat diperlukan sebagai media awal penciptaan kehidupan.
Begitu pula dengan hewan, yang awalnya muncul di perairan sebelum akhirnya berkembang dan beradaptasi dengan kehidupan di darat. Proses inilah yang menggambarkan peran sentral air sebagai sumber kehidupan dan transformasi makhluk hidup. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah dalam surat An-Nur ayat 45;
وَاللّٰهُ خَلَقَ كُلَّ دَاۤبَّةٍ مِّنْ مَّاۤءٍۚ
Artinya, "Allah menciptakan semua jenis hewan dari air."
Tidak hanya bagi hewan dan manusia, tumbuhan pun tidak dapat tumbuh tanpa air. Air berfungsi sebagai pelarut yang memungkinkan penyerapan nutrisi dari tanah, membantu fotosintesis, serta menjaga suhu dan kelembapan lingkungan yang dibutuhkan tumbuhan untuk bertahan hidup.
Dengan demikian, keberadaan air adalah kunci utama dalam menjaga keberlangsungan rantai makanan dan ekosistem yang kompleks di bumi. Simak keterangan Syekh Wahbah berikut:
{وَجَعَلْنا مِنَ الْماءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ} أي وخلقنا من الماء كل حيوان، أي فيه حياة، كقوله تعالى: {وَاللهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ ماءٍ} [النور ٤٥/ ٢٤] فكل حيوان من النطفة التي هي ماء، ولا ينبت النبات إلا بالماء. وهذا موافق لما يراه بعض العلماء: أن كل حيوان خلق أولا في البحر، ثم انتقل بعض الحيوان إلى البر، وتطبع بطباع البر مع مرور الزمن. {أَفَلا يُؤْمِنُونَ} أي ألا يتدبرون هذه الأدلة، وهم يشاهدون عيانا حدوث المخلوقات شيئا فشيئا، فيؤمنون بالخالق، ويتركون منهج الشرك؟
Artinya, "Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air," yakni Kami menciptakan setiap makhluk hidup dari air, yaitu yang memiliki kehidupan, sebagaimana firman Allah: "Dan Allah menciptakan setiap makhluk yang bergerak dari air." (QS. An-Nur: 45). Maka setiap makhluk hidup berasal dari nutfah (air mani) yang merupakan cairan, dan tumbuh-tumbuhan pun tidak dapat tumbuh kecuali dengan air (Tafsir Munir, [Damaskus: Darul Fikr, 1991 M], jilid XVII, hlm. 45).
Dengan demikian, surat Al-Anbiya' ayat 30 menegaskan pentingnya air sebagai sumber kehidupan dan sebagai bukti kekuasaan Allah dalam penciptaan. Pun, ayat ini juga mengajak manusia untuk berpikir dan beriman kepada Allah melalui tanda-tanda yang telah diberikan dalam alam semesta. Wallahu a'lam.
Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Islam Tinggal di Parung
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Nuzulul Qur’an dan Perintah Membaca
2
Khutbah Jumat: Nuzulul Qur’an dan Anjuran Memperbanyak Tadarus
3
Khutbah Jumat: Ramadhan, Bulan Turunnya Kitab Suci
4
PBNU Adakan Mudik Gratis Lebaran 2025, Berangkat 25 Maret dan Ada 39 Bus
5
Khutbah Jumat: Pengaruh Al-Qur’an dalam Kehidupan Manusia
6
Khutbah Jumat: Ramadhan, Bulan Peduli Lingkungan dan Sosial
Terkini
Lihat Semua