Tafsir

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 59

Sel, 29 Juni 2021 | 14:15 WIB

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 59

Rasulullah SAW bersabda, “Tha’un atau wabah penyakit adalah salah satu bentuk azab umat sebelum kalian.”

Berikut ini adalah teks, transliterasi, terjemahan, dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas Surat Al-Baqarah ayat 59:


فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ


Fa baddalalladzīna zhalamū qawlan ghayral ladzī qīla lahum fa anzalnā ‘alal ladzīna zhalamū rijzam minas samā’i bi mā kānū yafsuqūna.


Artinya, “Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Kami kemudian menurunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu karena mereka berbuat fasik.” (Surat Al-Baqarah ayat 59).


Ragam Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 59

Imam Jalaluddin dalam Kitab Tafsirul Jalalain mengatakan, mereka yang zalim dari kalangan Bani Israil mengganti ucapan permohonan pengampunan dosa yang diperintahkan dengan permohonan biji-bijian gandum. Mereka juga memasuki gerbang kota dengan berjalan mengesot.


Adapun malapetaka dari langit, kata Jalalain, adalah azab tha’un atau wabah penyakit karena perbuatan fasik mereka. Fasik yang dimaksud dalam pelanggaran mereka atas perintah ketaatan. Dari azab ini sebanyak 70.000 atau kurang dari Bani Israil meninggal dunia.


Imam Al-Baidhawi dalam Kitab Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil mengatakan, orang-orang zalim di kalangan Bani Israil mengganti perintah tobat dan permohonan ampuna dengan tuntutan duniawi yang mereka inginkan.


Kata “orang-orang zalim” diulang-ulang pada Surat Al-Baqarah ayat 59 untuk menunjukkan bahwa malapetaka langit itu turun karena kezaliman mereka dalam melanggar perintah atau karena kezaliman mereka terhadap diri sendiri dengan meninggalkan perintah Tuhan yang dapat menyelamatkan mereka untuk mengerjakan hal yang membinasakan mereka.


Malapetaka dari langit, kata Al-Baidhawi, merupakan azab tertentu langit karena kefasikan mereka. Malapetaka yang dimaksud pada Surat Al-Baqarah ayat 59 adalah tha’un atau wabah penyakit. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa dalam satu waktu sebanyak 24.000 dari mereka meninggal dunia.


Imam Al-Baghowi dalam Kitab Ma’alimut Tanzil fit Tafsir wat Ta’wil mengatakan, fasik adalah perbuatan maksiat dan perbuatan di luar perintah Allah.


Imam Ibnu Katsir melalui tafsirnya mengatakan, kebanyakan ahli tafsir menyebutkan bahwa orang zalim di kalangan Bani Israil mengganti perintah Allah baik secara ucapan maupun perbuatan dengan nada merendahkan atau mengejek perintah Allah. Ini merupakan bentuk tertinggi pengingkaran dan penentangan. Oleh karena itu, Allah menurunkan siksa dan azab-Nya kepada mereka karena kefasikan mereka sendiri, yaitu tindakan keluar dari perintah Allah.


Mujahid, Abu Malik, As-Suddi, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan, malapetaka langit itu adalah azab. Sedangkan Abul Aliyah mengatakan, itu adalah murka Allah. Sementara As-Sya’bi berpendapat, malapetaka dari langit itu adalah tha’un atau wabah penyakit, kadang cuaca dingin yang mematikan. Said bin Jubair mengatakan, ia adalah tha’un atau wabah penyakit.


Dari Sa’ad bin Malik, Usamah bin Zaid, dan Khuzaimah bin Tsabit RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tha’un atau wabah penyakit adalah salah satu bentuk azab umat sebelum kalian.” Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)