Tafsir

Tafsir Surat As-Syarh Ayat 7 dan 8: Terus Aktif, Jangan Sampai Menganggur!

Rab, 14 September 2022 | 05:00 WIB

Tafsir Surat As-Syarh Ayat 7 dan 8: Terus Aktif, Jangan Sampai Menganggur!

Jangan men​​​​​​​g​​​​​​anggur! Tafsir surat As-Syarh ayat 7 dan 8:

Berikut ini adalah teks, transliterasi, terjemahan dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat As-Syarh Ayat 7 dan 8:
 

فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ (7) وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرْغَب (8)
 

(7) Faidza faragta fanshab (8) wa ila rabbika farghab.
 

Artinya: (7)“Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain; (8) dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah.”
 

Ragam Tafsir Surat As-Syarh Ayat 7 dan 8

Al-Qurthubi menyampaikan dalam tafsirnya, banyak pendapat mufasir tentang penafsiran ayat "faidza faragta".  Berikut pendapat-pendapat yang dinukil dalam tafsirnya:
(1) Ibnu Abbas dan Qatadah berkata: "Maka apabila kamu telah selesai dari shalatmu, "fanshab" artinya bersungguh-sunguhlah dalam berdoa dan mintalah hajat-hajatmu kepada Allah.
(2) Ibnu Masud berkata: "Apabila kamu telah selesai dari shalat fardhu, maka kemudian dirikanlah shalat malam atau qiyamul lail."
(3) Al-Kalbi berkata: "Jika kamu telah selesai menyampaikan risalah, "fanshab" memintalah ampuni dosa-dosamu, dosa-dosa mukminin dan mukminat.
(4) Al-Hasan dan Qatadah berkata: "Maka apabila kamu telah selesai memerangi musuh-musuhmu, bersegeralah ibadah kepada Tuhanmu".
(5) Al-Junaid berkata: "Jika kamu telah selesai dengan urusan pencipta, maka bersungguh-sungguhlah dalam menyembah Dzat Yang Haq". (Syamsudin al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 109).
 

Syekh Nawawi Banten menafsirkan ayat "Faidza faragta fanhsab" , dengan makna: "Apabila engkau telah selesai dari ibadah, maka susulkan ibadah lain dengan saling berkesinambungan antara sebagian ibadah dengan bagian yang lain; dan dengan tidak mengosongkan satu waktu dari ibadah". 

Kemudian beliau menyebutkan sebuah riwayat dari Ali bin Abi Thalhah dan riwayat Umar bin al-Khatthab. 
 

وقال علي بن أبي طلحة: إذا كنت صحيحا فاجعل فراغك تعبا في العبادة
 

Artinya, "Ali bin Abi Thalhah berkata: "Jika kamu dalam keadaan sehat, jadikan waktu luangmu untuk berlelah-lelahan dalam beribadah".
 

قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: إني أكره أن أرى أحدكم فارغا لا في عمل الدنيا ولا في عمل الآخرة
 

Artinnya, Umar bin al-Khatthab berkata: "Sungguh aku membenci melihat salah seorang dari kalian semua sebagai orang yang menganggur; tidak beraktivitas dalam kegiatan duniawi maupun kegiatan ukhrawi".
 

Selanjutnya, Syekh Nawawi menafsirkan "wa ila rabbika farghab" dengan makna: "Kepada Tuhanmu ajukan kebutuhan-kebutuhanmu; jadikan harapanmu hanya kepada Allah; dan jangan meminta kecuali kemurahan-Nya dengan bertawakal atau berpasrah diri kepada-Nya. Wallahu a'lam. (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsîrul Munîr li Ma’âlimit Tanzîl, [Surabaya, al-Hidayah], juz II, halaman 453).
 

 

Ustadz Muhammad Hanif Rahman, Dosen Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo