Tasawuf/Akhlak

Egois Membuat Pengabulan Doa Tertunda

Sen, 3 Januari 2022 | 08:00 WIB

Egois Membuat Pengabulan Doa Tertunda

Mengemas doa menjadi umum atau mengikutsertakan orang lain dalam doa menjadikan doa yang kita panjatkan lebih berpeluang untuk diterima dan dikabulkan.

Berdoa merupakan kebiasaan orang beragama. Demikian pula kita sebagai muslim. Namun kadang terbersit dalam hati, seakan doa-doa kita belum terkabulkan. Dalam kondisi demikian perlu kita tinjau ulang, apakah kita sering egois dalam berdoa dan enggan mendoakan orang lain, sehingga doa kita tidak dikabulkan?


Suatu kali, ada seorang sahabat berdoa: “Ya Allah, ampuni aku, kasihi aku.”  


Di luar dugaan seketika itu pula Nabi saw langsung menegur dengan memukul pundak sahabat tersebut yang sekilas terkesan egois dalam doanya itu. Hanya meminta ampunan dan kasih sayang Allah untuk dirinya sendiri. Kemudian nabi bersabda: 


عَمِّمْ فِي دُعَائِكَ، فَإِنَّ بَيْنَ الدُّعَاءِ الْخَاصِّ وَالْعَامِّ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ


Artinya, “Berlakulah luas dalam doamu, sungguh di antara doa yang khusus (untuk diri sendiri) dan doa yang umum (yang mencakup orang lain), terdapat selisih sebagaimana jarak antara langit dan bumi.” (Muhammad Nawawi, Mirqâtu Shu’ûdit Tashdîq fî Syarh Sullamit Taufîq, [Singapura-Jeddah: al-Haramain], halaman 3)


Dalam riwayat lain Nabi saw mendengar orang yang berdoa: “Ya Allah, ampuni aku.” 


Seketika itu pula Nabi saw menegurnya secara keras dengan bersabda:


وَيْحَكَ، لَوْ عَمَّمْت لَاسْتُجِيبَ لَكَ


Artinya, “Celaka kamu, andaikan kamu buat umum, niscaya doamu akan dikabulkan.” (Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfatul Muhtâj dicetak bersama Hawâsyî Tuhfatil Muhtâj, [Mesir, Maktabah at-Tijariyah al-Kubra], juz II, halaman 88).


Mengemas doa menjadi umum atau mengikutsertakan orang lain dalam doa menjadikan doa yang kita panjatkan lebih berpeluang untuk diterima dan dikabulkan. Hal ini juga seiring dengan riwayat hadits:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ دُعَاءٍ أَحَبَّ إلَى اللَّهِ مِنْ قَوْلِ الْعَبْدِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ مُحَمَّدٍ رَحْمَةً عَامَّةً. رواه الديلمي في الفردوس


Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Tidak ada doa yang lebih Allah sukai daripada ucapan seorang hamba: ‘Ya Allah, ampunilah umat Muhammad saw dengan rahmat (ampunan) yang luas.” (HR ad-Dailami dalam Kitab al-Firdaus).


Merujuk riwayat-riwayat di atas dalam fiqih pun kemudian dirumuskan, di antara kesunahan berdoa adalah mengemas atau menambahkan doa-doa yang bersifat umum untuk orang banyak setelah doa-doa khusus untuk kepentingan pibadi orang yang berdoa. (al-Haitami, Tuhfatul Muhtâj, juz II, halaman 88).


Bila demikian, maka bisa jadi sebab doa-doa kita belum dikabulkan karena kita masih egios dalam berdoa. Karenanya, mengikutsertakan orang lain dalam doa-doa yang kita panjatkan dapat memperbesar peluang terkabulnya doa-doa pribadi kita. Wallâhu a’lam.

 


Ahmad Muntaha AM, Founder Aswaja Muda dan Redaktur Keislaman NU Online