Tasawuf/Akhlak

Keutamaan Senyum dan Berwajah Cerah di Depan Publik

Sel, 24 Mei 2022 | 10:15 WIB

Keutamaan Senyum dan Berwajah Cerah di Depan Publik

Keutamaan Senyum dan Berwajah Cerah di Depan Publik

Islam mengajarkan agar kita menampilkan wajah cerah dan ceria di hadapan orang lain. Sebaliknya Islam melarang umat Islam bermuka masam sebagaimana kisah dalam Surat Abasa. Islam melalui banyak hadits menganjurkan umatnya untuk bermuka cerah dan ceria terhadap orang lain.


Islam, dalam riwayat Muslim berikut ini, memasukkan penampilan dengan wajah cerah dan ceria ke dalam kebaikan yang diterima oleh semua orang. (Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 340-342).


عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيقٍ


Artinya: “Dari sahabat Abu Dzar ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Jangan kamu meremehkan suatu perbuatan baik sekecil apapun meski kamu hanya bertatap muka dengan saudaramu dengan wajah cerah dan ceria,’” (HR Muslim).


Pada riwayat hadits lain, wajah cerah dan ceria di hadapan publik memiliki nilai ibadah sedekah. Artinya, catatan sedekah tidak hanya berlaku untuk pemberian uang atau makanan kepada orang lain, tetapi juga termasuk wajah cerah dan ceria di depan orang lain.


عَنْ أبي ذر الغفاري - رضي الله عنه - قال قال رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- تَبَسُّمُكَ في وَجْهِ أَخِيْكَ صدقةٌ، وأَمْرُكَ بِالمَعْرُوْفِ وَنَهْيُكَ عَنِ المُنْكَرِ صدقةٌ، وإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ في أَرْضِ الضَلَالِ لَكَ صدقةٌ، وإِمَاطَتُكَ الأَذَى وَالشَوْكَ وَالعَظْمَ عَنِ الطَّرِيْقِ لَكَ صدقةٌ، وَإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِي دَلْوِ أَخِيْكَ صدقةٌ


Artinya: “Dari sahabat Abu Dzar ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Senyummu di hadapan saudaramu bernilai sedekah. Amar makruf dan nahi mungkarmu juga bernilai sedekah. Bantuan petunjukmu pada seseorang yang tersasar di suatu tempat pun bernilai sedekah. Penyingkiranmu atas benda menyakitkan, duri, dan tulang dari jalan juga bernilai sedekah. Pemberian air dari timbamu ke timba saudaramu juga bernilai sedekah,” (HR At-Tirmidzi).


Riwayat Bukhari dan Muslim memasukkan ucapan yang baik atau bahasa yang enak terhadap orang lain juga memiliki nilai sedekah. Padahal kita mengetahui bahwa tidak semua orang bisa berkata atau komentar yang baik dan enak didengar.


عَنْ أبي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ


Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Ucapan yang enak bernilai sedekah,” (HR Bukhari dan Muslim).


Adapun riwayat At-Thabrani berikut ini memasukkan bahasa yang baik sebagai salah satu amal ibadah yang dapat mengantarkan seseorang masuk surga karena wajah cerah dan bahasa yang enak terbilang kebaikan dalam Islam.


عن المقدام بن شريح عن أبيه عن جده هاني قال : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ حَدِّثْنِي بِشَيْءٍ يُوْجِبُ لِيَ الجَنَّةَ قال مُوْجِبُ الجَنَّةِ إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ وَحُسْنُ الكَلَامِ


Artinya: “Dari sahabat Miqdam bin Syuraih, dari ayahnya, dari kakeknya ra, ia berkata, aku bilang kepada Rasulullah saw, ‘Wahai Rasulullah, katakanlah sesuatu kepadaku amalan yang membuatku masuk surga.’ Rasulullah saw menjawab, ‘(Amal) yang menyebabkan masuk surga adalah memberi makan, menebar salam, dan ucapan yang baik,’” (HR At-Thabarani).


Demikian sejumlah riwayat perihal keutamaan berwajah cerah dan ceria serta bahasa yang enak di depan umum. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)