Tasawuf/Akhlak

Mengenal Lima Pokok Penting Laku Sufisme

Sen, 12 Desember 2022 | 13:00 WIB

Mengenal Lima Pokok Penting Laku Sufisme

Syekh Zaruq mengingatkan lima ajaran pokok tasawuf yang patut diperhatikan.

Salah satu cabang ilmu syariat yang sangat penting untuk dipelajari dan dipahami adalah ilmu tasawuf. Salah satu cabang ilmu yang membahas perihal gerak-gerik hati dari yang tercela hingga yang mulia. Ia menjadi pilar penting dalam memurnikan ibadah seseorang agar terhindar dari beragam sifat-sifat madzmumah (tercela), sehingga menjadi ibadah yang benar-benar murni.


Cakupan ilmu tasawuf memang sangat luas. Ia tidak sesederhana aliran sungai yang mengalir dari hulu ke hilir, melainkan samudera luas sejauh mata memandang. Oleh karenanya, ketika sedang mempelajari ilmu tasawuf, ia ibarat seorang penyelam, mestilah memiliki ketangkasan dalam menyelam. Atau sebagaimana seorang pelaut, ia harus mengetahui ke mana arah angin berembus.


Kendati demikian, luasnya samudera tetap bisa untuk diselami, sebagaimana luasnya tasawuf, pada akhirnya juga memiliki kesimpulan-kesimpulan secara khusus, yang dikenal dengan istilah pokok tasawuf. Nah, dalam kesempatan ini penulis akan mengenalkan beberapa pokok dalam ilmu tasawuf yang harus dimengerti agar bisa menjadikannya sebagai pedoman dalam hidup.


5 Pokok Ilmu Tasawuf

al-Arif Billah Syekh Ahmad Zarruq (wafat 899 H) dalam kitabnya mengatakan bahwa ilmu tasawuf memiliki 5 pokok, yaitu dengan cara membenarkan setiap sesuatu yang berkaitan dengan Allah, mulai dari keimanan, Islam, Ihsan, dan persaksian. Ia mengatakan:


أُصُوْلُ التَّصَوُّفِ خَمْسَةٌ: تَصْحِيْحُ الْاِيْمَانِ بِالْيَقِيْنِ، ثُمَّ تَصْحِيْحُ الْاِسْلَامِ بِالتَّقْوَى، ثُمَّ تَصْحِيْحُ الْاِحْسَانِ بِاِفْرَادِ الْقَلْبِ عَمَّا سِوَاهُ، ثُمَّ تَحْقِيْقُ الْمُشَاهَدِ، ثُمَّ اسْتِعْمَالُ الْأَخْلَاقِ وَالْأَدَبِ فِي مُعَامَلَةِ الْخَلْقِ


Artinya, “Pokok-pokok tasawuf ada lima, yaitu (1) membenarkan iman dengan keyakinan; (2) membenarkan Islam dengan bertakwa; (3) membenarkan ihsan dengan mengkosongkan hati dari selain Allah; (4) memantapkan persaksian (kepada Allah dengan satu-satunya Zat yang wajib disembah); dan (5) menggunakan akhlak dan etika ketika melakukan interaksi dengan makhluk.” (Syekh Zarruq, al-Fawaid min al-Kinasy, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 2015], halaman 133).


Lima tanda-tanda di atas merupakan pokok-pokok dalam ajaran tasawuf. Dengan kata lain, jika seseorang sudah bisa melakukan semuanya, maka ia sudah benar-benar ahli tasawuf. Hanya saja, lima pokok tersebut memiliki tanda masing-masing.


Pertama, membenarkan iman dengan yakin. Tanda-tanda seseorang sudah memenuhi pokok yang pertama ini adalah dengan cara memasrahkan semuanya kepada Allah dan ridha atas semua ketentuan-Nya. Semua ini bisa diraih dengan cara menghilangkan sikap mengatur dalam dirinya, dan benar-benar pasrah penuh pada takdir dari-Nya.


Kedua, membenarkan Islam dengan takwa. Tanda-tanda seseorang sudah memnuhi pokok yang kedua ini jika sudah mampu untuk istiqamah. Istiqamah bisa diraih dengan cara meninggalkan setiap sesuatu yang tidak berfaidah. Meninggalkan sesuatu yang tidak berfaidah bisa dilakukan dengan cara mengikuti perilaku Rasulullah. Dan, semua itu bisa dibuktikan jika seseorang sudah mampu mengontrol dirinya dengan akhlak yang tercermin dalam Al-Qur’an dan hadits sesuai kemampuannya.


Ketiga, membenarkan ihsan dengan mengkosongkan hati dari selain Allah. Pokok ketiga ini bisa sah jika seseorang sudah mampu memiliki perasaan selalu diawasi oleh Allah. Dengan perasaan tersebut, ia tidak akan mengerjakan perbuatan yang tidak diridhai oleh Zat yang mengawasinya.


Keempat, memantapkan persaksian. Pokok keempat ini bisa ada dalam diri seseorang jika ia sudah benar-benar yakin bahwa yang memiliki peran dalam semua urusannya hanyalah Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Ini bisa dibuktikan jika ia sudah bisa untuk selalu tawakkal, selalu berkhidmah, sabar, dan bersyukur kepada-Nya.


Kelima, menggunakan akhlak dan etika ketika melakukan interaksi dengan makhluk, yaitu dengan cara mengangkat derajat mereka, tidak mencelakai, menghilangkan segala penyakit yang bisa mengganggu, menampakkan kebahagiaan, memberikan nasihat semampunya, dan tidak memanfaatkan mereka untuk urusan pribadinya. (Syekh Zarruq, 134).


Dari beberapa penjelasan di atas, terdapat 5 pokok lain yang menjadi poin seseorang untuk bisa melakukan pokok-pokok tasawuf menurut Syekh Ahmad Zarruq, ia mengatakan:


وَأُصُوْلُ هَذِهِ الْخَمْسَةِ خَمْسَةٌ: حِفْظُ الْحُرْمَةِ، وَعُلُوُ الْهِمَّةِ، وَحُسْنُ الْخِدْمَةِ، وَاِنْفَاذُ الْعَزمَةِ، وَشُكْرُ النِّعْمَةِ


Artinya, “Intisari dari 5 pokok tersebut juga ada 5, yaitu: (1) menjaga kehormatan; (2) tingginya cita-cita; (3) baik dalam mengabdi kepada Allah; (4) memaksimalkan kewajiban; dan (5) mensyukuri nikmat.” (Syekh Zarruq, 135).


Demikian penjelasan perihal pokok-pokok dalam ilmu tasawuf yang harus dilakukan oleh setiap orang guna meraih keimanan dan keislaman yang sempurna. Wallahu a’lam.


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.