Tokoh-tokoh Kunci dalam Dunia Tasawuf dan Tarekat
Kamis, 26 September 2024 | 19:00 WIB
Arny Nur Fitri
Kolomnis
Tarekat merupakan salah satu elemen penting dalam perjalanan spiritual umat Islam. Perjalanan spiritual ini dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, zikir, dan pengabdian kepada guru spiritual yang dikenal dengan istilah mursyid.
Dalam sejarahnya, ada beberapa tokoh tasawuf dan tarekat yang memainkan peran penting dalam mengembangkan tradisi tasawuf di berbagai belahan dunia Islam. Mereka dikenal sebagai pendiri atau pengembang tarekat yang punya pengaruh besar dalam sejarah spiritual Islam.
Berikut biografi singkat para tokoh tasawuf dan tarekat yang terus mewarnai perjalanan spiritual umat Islam di berbagai belahan dunia:
1. Imam Al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M)
Nama lengkap beliau adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Thusi Al-Ghazali. Beliau sering dijuluki sebagai ‘hujjatul Islam’ atau ‘zainuddin’, karena keluasan ilmu beliau di bidang keagamaan. (Syamsuddin Adz-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubala’, Jilid 19, Cetakan III, [Muassasah ar-Risalah, 1985], hal. 322)
Al-Ghazali lahir di Thus, Khurasan, Persia (Iran) pada tahun 450 H/1058 M. Beliau kemudian berpindah ke Naisabur, Baghdad, Hijaz, Syam, dan Mesir, untuk menimba ilmu kepada para ulama di berbagai negara. Beliau wafat pada tahun 505 H/1111 M. (Khoiruddin Az-Zarkali, Al-A‘lam, [Darul ‘Ilmi lil Malayin, 2002], Jilid 7, Cetakan XV, hal. 22)
Ajaran tasawuf Al-Ghazali dititikberatkan pada pembersihan jiwa (tazkiyatun nafs) dan penghayatan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya penyatuan antara syariat dan tasawuf, dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui pengetahuan dan ibadah.
Al-Ghazali memandang bahwa hanya melalui pendekatan spiritual yang mendalam, seorang muslim bisa mencapai ma'rifatullah (pengetahuan tentang Allah). Dalam karyanya yang terkenal, Ihya' Ulum al-Din, beliau menyusun berbagai metode praktis untuk meningkatkan spiritualitas dan moralitas dalam kehidupan sehari-hari, dan di dalam kitab tersebut, beliau memadukan antara teologi, fiqih, dan tasawuf.
2. Syekh Ahmad At-Tijani (1150-1230 H/1737-1815 M)
Nama lengkap beliau adalah Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad at-Tijani. Beliau lahir pada tahun 1150 H/1737 M di desa ‘Ain Madhi. Kampung ini letaknya di Gurun Sahara bagian timur negara Maghrib, yaitu di sebelah selatan Aljazair. Beliau wafat pada tahun 1230 H/1815 M di Fez, Maroko, dan dimakamkan di sana.
Syekh Ahmad At-Tijani merupakan pendiri Tarekat Tijaniyah yang memiliki tiga pokok amalan berupa bacaan yang dibaca secara rutin, yaitu:
1. Wirid Lazimah, wirid ini diamalkan setiap pagi hari (mulai selesai shalat shubuh sampai datangnya waktu dhuha) dan sore hari (mulai selesai shalat ashar sampai datangnya waktu isya). Bacaannya berupa istighfar, shalawat, dan tahlil.
2. Wirid Wadzifah, yakni amalan yang dilaksanakan satu kali dalam sehari semalam. Bacaannya berupa shalawat kepada Nabi saw, dan shalawatnya berupa shalawat al-fatih dan shalawat jauharat al-kamal,
3. Wirid Hailalah, yakni wirid yang dilaksanakan satu kali dalam seminggu di hari Jum’at setelah shalat ashar dengan membaca lâ ilaha illa Allah secara berjamaah sampai masuk waktu maghrib. (Yuslia Styawati, “Mengenal Tarekat di Dunia Islam: Qadiriyah, Syadziliyah, dan Syattariyah”, Jurnal Spiritualis, Vol.5, No.1, [Maret, 2019], hal. 63-86)
3. Abu Hasan Asy-Syadzili (593-656 H/1197-1258 M)
Nama lengkapnya adalah ‘Ali bin Abdallah bin ‘Abdal Jabbar Abu Hasan Asy-Syadzili. Lahir di Ghumara, dekat Ceuta saat ini, di utara Maroko, tahun 593 H/1197 M, wafat tahun 656 H/1258 M. Di antara guru rohaninya adalah ulama besar di zamannya bernama ‘Abdus Salam ibn Masyisy (w. 628 H/1228 M) yang juga dikenal sebagai Quthab dari Quthub para wali, seperti halnya Syekh ‘Abdul Qadir al-Jilani.
Syekh Abul Hasan As-Syadzili merupakan pendiri Tarekat Syadziliyah yang berpendapat moderat dalam masalah syariat dan tasawuf. Beliau berpendirian bahwa ilmu agama sangat penting, dan perlu dimiliki untuk menjaga diri dari kesesatan dan membantu mendekatkan diri kepada Tuhan. (Yuslia Styawati, Mengenal Tarekat di Dunia Islam..., hal. 63-86]
4. Syekh Ahmad Rifa'i (w. 578 H/1182 M)
Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Ali Ar-Rifa’i. Lahir di Wasit, Irak pada tahun 1106 M dan wafat tahun 578 H/1182 M. Beliau merupakan pendiri Tarekat Rifa’iyah yang ajarannya berfokus pada kerendahan hati, khidmat, dan cinta kepada Allah.
5. Syekh Abdul Qadir al-Jilani (470-561 H/1077-1166 M)
Nama lengkap beliau adalah Abdul Qadir bin Abi Shalih al-Jailani. Lahir di Gilan, Persia (Iran) pada tahun 470 H/1077 M dan wafat tahun 561 H/1166 M di Baghdad. Beliau belajar dari berbagai ulama di Baghdad. Ulama sufi terkemuka ini mendirikan Tarekat Qadiriyah yang ajaran intinya menitikberatkan pada mencapai kesucian hati melalui ibadah dan pengabdian penuh kepada Allah, serta menjauhi dunia yang bersifat material.
6. Imam Qusyairi (375-465 H/986-1074 M)
Nama lengkap beliau adalah Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin Thalhah bin Muhammad, Abul Qasim Al-Qusyairi. Beliau lahir pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 376 H dan wafat pada tanggal 16 Rabi’ul Akhir tahun 465 H di Naisabur.
Di antara guru beliau adalah Abu al-Husain Ahmad bin Muhammad al-Khaffaf, Abu Bakr Muhammad bin Ahmad bin Abd al-Muzakki, Abu Bakr Muhammad bin al-Hasan bin Faurak, Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah al-Hakim, dan yang lainnya. Adapun murid-muridnya adalah anak-anaknya sendiri: Abu Nasr, Abdul Mun'im, Abu Abdillah al-Farawi, Zahir al-Shahhami, serta saudaranya Wajih dan lain-lain. Imam Qusyairi juga banyak menulis kitab yang mengupas tentang ilmu tasawuf. (Muhammad bin Abdul Ghani Ibn Nuqtah, Al-Taqyid li Ma’rifati Ruwwat al-Sunan wal Masanid, [Darul Kutub Al-‘Ilmiyah], Cetakan I, hal. 366)
Imam Qusyairi termasuk salah seorang ulama yang ahli dalam bidang fikih, tafsir, hadis, usul fikih, sastra, dan syair. Di antara karya beliau adalah Tafsir Al-Kabir yang dianggap sebagai salah satu tafsir terbaik. Selain itu, beliau juga menulis kitab Al-Risalah Al-Qusyairiyah, yang membahas tokoh-tokoh dalam dunia tasawuf dan tarekat. (Syamsuddin Adz-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubala’, [Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1985], Jilid XVIII, Cetakan III, hal 228)
7. Abu Thalib al-Makki (d. 996 M)
Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Ali al-Harits al-Makki. Lahir di Makkah dan wafat tahun 996 M. Ia menulis kitab Qutûl Qulub, yang menjadi landasan awal pemikiran tasawuf mengenai keutamaan hati dan ibadah.
8. Bahauddin an-Naqsyabandi (717-791 H/1318-1389 M)
Nama lengkap beliau adalah Muhammad Bahauddin al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi. Lahir di Bukhara, Uzbekistan pada tahun 1318 M dan wafat tahun 1389 M. Beliau merupakan pendiri Tarekat Naqsyabandiyah yang ajaran intinya menekankan dzikir khafi (diam) dan pentingnya mengikuti syariat secara ketat.
9. Ibnu 'Atha’illah (1250-1309 M)
Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Muhammad Ibn ‘Athaillah as-Sakandari. Lahir di Iskandariyah, Mesir pada tahun 1250 M di masa kekuasaan Dinasti Mamluk dan wafat pada tahun 1309 M. Dalam bidang sufi, beliau merupakan guru ketiga dari Tarekat Syadziliyah yang didirikan oleh Abu Hasan al-Syadzili (w. 656 H/1258 M), sedangkan di bidang fiqih, beliau menganut dan menguasai Mazhab Maliki.
Syekh Ibnu Atha’illah merupakan ulama yang tergolong produktif. Karya yang telah beliau hasilkan tidak kurang dari 20 kitab, meliputi bidang tasawuf, tafsir, aqidah, hadis, nahwu, dan ushul fiqih. Karya monumentalnya yang paling terkenal adalah kitab Al-Hikam yang di dalam kitab tersebut berisi rangkuman ajaran sufi. (Azizah Aryati, “Pemikiran Tasawuf Syeikh Ibn ‘Atoillah As-Sakandari dalam Kitab Al-Hikam”, Jurnal Manhaj, [Januari-April, 2017], Vol.5, No.1)
10. Jalaluddin Rumi (604-676 H/1207-1273 M)
Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Muhammad bin Al-Husein bin Ahmad al-Balkhi al-Rumi, dan biasa dikenal dengan nama Jalaluddin al-Rumi. Lahir di Balkh, Persia pada tahun 604 H/1207 M. Beliau merupakan salah satu ulama fiqih mazhab Hanafi yang juga seorang pendiri Tarekat Maulawiyah.
Adapun ajaran inti dari tarekat yang beliau dirikan adalah mengenai cinta Ilahi dan transformasi spiritual dengan mengajarkan pentingnya kecintaan terhadap Tuhan melalui seni, terutama puisi dan tarian. Di antara karya monumental beliau adalah kitab Al-Matsnawi yang berbahasa Persia dan diterjemahkan ke dalam bahasa Turki. Kitab Al-Matsnawi ini berisi bait-bait nadzam seputar ajaran sufi yang terdiri dari 6 jilid. (Khoiruddin Az-Zarkali, Al-A‘lam..., VII/30)
11. Abdullah asy-Syattar (w. 890 H/1485 M)
Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Muhammad al-Syattar. Beliau merupakan pendiri Tarekat Syattariyah yang pertama kali muncul di India pada abad ke-15 M. Awalnya, tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah, sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini disebut Bustamiyah. (Yuslia Styawati, “Mengenal Tarekat di Dunia Islam..., hal. 63-86)
12. Ibnu 'Arabi (560-638 H/1165-1240 M)
Nama lengkap beliau adalah Muhammad ibn ‘Ali ibn Muhammad ibn al-'Arabi al-Ta' i al-Hatimi. Lahir di Murcia, Andalus (Spanyol) pada tahun 560 H/1165 M dan wafat tahun 638 H/1240 M di Damaskus. Gelar yang disandang oleh beliau adalah Muhyiddin dan al-Syaikh al-Akbar.
Beliau merupakan salah satu tokoh tasawuf falsafi dengan ajarannya yang terkenal, yakni Wahdat al-Wujud (Kesatuan Wujud) yang menyatakan bahwa segala sesuatu adalah manifestasi dari esensi Tuhan.
Di antara karya beliau yang monumental adalah al-Futuhat al-Makkiyah dalam bidang tasawuf dan psikologi, Muhadarat al-Abrar wa Musamarat al-Akhyar dalam bidang sastra, al-Jam' wa Tafshil fi Haqaiq al-Tanzil, dan masih banyak lagi lainnya. (Dewi Nur Asiyah, "Pandangan Ibn al-'Arabi mengenai Wahdat al-Wujud dan Konsep Kebahagiaan", Jurnal Fuda IAIN Kediri, Vol.5, No.2, [Desember, 2021]: 73-83)
13. Amin al-Kurdi (w. 1332 H/1914 M)
Nama lengkap beliau adalah Muhammad Amin al-Kurdi. Ia merupakan penganut dan mursyid tarekat Naqsyabandiyah dan merupakan penulis kitab Tanwirul Qulub fi Mu’amalah ‘Allamul Ghuyub. Ajaran inti tarekat Naqsyabandiyah itu fokus pada penyucian diri dan ketaatan syariat. Beliau wafat pada tahun 1332 H/1914 M di Kairo, Mesir. (Khoiruddin Az-Zarkali, Al-A‘lam..., VI/43)
Demikianlah biografi singkat dari beberapa tokoh tasawuf dan pendiri tarekat yang berkembang di dunia Islam. Pemikiran dan ajarannya masih berpengaruh sampai sekarang dan terus disebarluaskan oleh para pengikutnya. Wallahu a'lam.
Arny Nur Fitri, Alumni Pesantren Bayt Al-Qur’an, Pusat Studi Al-Qur’an
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Kick Off Harlah Ke-102 NU Digelar di Surabaya
3
Pelantikan JATMAN 2025-2030 Digelar di Jakarta, Sehari Sebelum Puncak Harlah Ke-102 NU
4
Khutbah Jumat: Mari Menanam Amal di Bulan Rajab
5
Respons Gus Yahya soal Wacana Pendanaan Makan Bergizi Gratis Melalui Zakat
6
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
Terkini
Lihat Semua