Amien Nurhakim
Penulis
Malam Nisfu Syaban adalah momen istimewa dalam bulan Sya’ban dan dipenuhi dengan kemuliaan serta keberkahan. Pada malam ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
Beberapa teks hadits menjelaskan Allah memberikan ampunan, rahmat, dan keberkahan khusus pada malam ini, sehingga umat Islam memanfaatkannya untuk memohon ampunan, bertobat, dan memperbaiki hubungan dengan Allah. Riwayat tersebut salah satunya disampaikan Ibnu Hibban:
يَطْلُعُ اللَّهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Baca Juga
Belajar dari Cara Nabi Yunus Berdoa
Artinya, “Allah swt memperhatikan makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban dan mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang kafir dan orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Hibban).
Selain itu, pada malam Nisfu Sya’ban juga umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amalan ibadah, seperti shalat malam, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa. Melalui amalan-amalan tersebut, diharapkan umat Islam dapat memperoleh keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah.
Salah satu doa yang dapat dibaca dan diwiridkan saat malam Nisfu Sya’ban adalah doa Nabi Yunus yang termaktub dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 87:
وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ ٨٧
Artinya, “(Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.” (QS Al-Anbiya: 87).
Doa Nabi Yunus yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah “lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn.” Mengutip paparan Syekh ‘Abdul Hamid Al-Makki dalam kitab Kanzun Najah was Surur, beliau menyebutkan:
ذكر بعض الصالحين : أن من قرأ : (لَا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ ) ليلة النصف من شعبان بعدد حروفها بحساب الْجُمَّل ؛ وهو عدد ( ٢٣٧٥ ) خمسة وسبعون وثلاث مئة وألفان ؛ فإنَّ تلاوة هذه الآية في هذه الليلة بالعدد المذكور تكون أماناً في ذلك العام من البلايا والأوهام.
Artinya, “Sebagian orang shaleh menyebutkan, ‘Siapapun yang membaca “lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn (Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim)” pada malam Nisfu Sya’ban, maka akan dihitung (pahalanya] berdasarkan jumlah huruf dalam kalimat tersebut, yaitu 2.375; Membaca ayat ini pada malam Nisfu Sya’ban dalam jumlah yang disebutkan di atas akan memberikan perlindungan di tahun itu dari malapetaka dan delusi. (Abdul Hamid Al-Makki, Kanzunnajah was Surur, [Beirut: Darul Hawi: 2009], halaman 172-173).
Kemudian Syekh ‘Abdul Hamid mengomentari lebih lanjut perihal amalan di atas beserta alasannya, mengapa dikategorikan sebagai wirid yang dibaca untuk meminta perlindungan Allah, beliau berkata:
قلت : كيف لا تكون أماناً ؟! وقد روى ابن عباس رضي الله تعالى عنهما ، عنه عليه الصلاة والسلام قال : لقد كان دعاء أخي يونس عجيباً : أوله تهليل، وأوسطه تسبيح، وآخره إقرار بالذَّنْبِ : لَا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ ﴾ ما دعا به مهموم ولا مغموم ولا مكروب ولا مديون في يوم ثلاث مرات إلا استجيب له إلى غير ذلك من الأحاديث المجموعة في (خزينة الأسرار) وغيرها
Artinya, “Aku berkata: "Bagaimana mungkin wirid tersebut tidak memberi keamanan? Ibnu Abbas pernah meriwayatkan dari Nabi saw, ‘Doa saudaraku Yunus sungguh menakjubkan. Diawali dengan lafal tahlil, bagian tengahnya adalah lafal hamdalah, dan akhirnya adalah pengakuan dosa, yaitu: ‘lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn (Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim)’."
Orang yang membaca doa ini, baik dalam keadaan kesedihan, kecemasan, atau pun kesusahan, sebanyak tiga kali pada suatu hari, niscaya akan dikabulkan doanya. Hal ini sesuai dengan berbagai hadits yang terkumpul dalam kitab 'Khazinatul Asrar' dan sumber-sumber lainnya.” (Al-Makki, Kanzunnaja, halaman 172-173).
Demikianlah penjelasan terkait dengan doa Nabi Yunus yang dapat dibaca dan diamalkan ketika malam Nisfu Sya’ban. Semoga kita dapat mengamalkan doa tersebut, dengan harapan kelak akan diampuni dosa-dosa dan diberi keringanan atas kesulitan yang sedang dialami. Wallahu a’lam.
Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Darussunnah Jakarta
Terpopuler
1
Khutbah Idul Fitri 1446 H: Kembali Suci dengan Ampunan Ilahi dan Silaturahmi
2
Habis RUU TNI Terbitlah RUU Polri, Gerakan Rakyat Diprediksi akan Makin Masif
3
Fatwa Larangan Buku Ahmet T. Kuru di Malaysia, Bukti Nyata Otoritarianisme Ulama-Negara?
4
Gus Dur Berhasil Perkuat Supremasi Sipil, Kini TNI/Polri Bebas di Ranah Sipil
5
Kultum Ramadhan: Mari Perbanyak Istighfar dan Memohon Ampun
6
Acara NU pada Masa Kolonial: Tak Hanya di Masjid atau Pesantren, tapi Juga di Bioskop
Terkini
Lihat Semua