Doa

Pentingnya Amal Baik Sebelum Berdoa

Jum, 12 Juli 2019 | 02:30 WIB

Allah memerintahkan kita untuk berdoa kepada-Nya setiap kali membutuhkan sesuatu, meski kita tahu bahwa Allah telah mengetahui segala kebutuhan kita tanpa menyebutkanya. Namun, kita harus tetap berdoa. Karena doa membuktikan penghambaan kita, kerendahan hati kita, dan kelemahan kita, bahwa kita adalah manusia, sehingga kita pantas memohon sesuatu kepada-Nya yang Mahaagung dan Mahapengasih.

Karena itu, sebelum meminta kepada-Nya, kita harus menyiapkan diri kita terlebih dahulu. Berusaha membersihkannya dari segala keburukan, baik keburukan jasmani maupun ruhani. Sebagai permulaan, kita harus memulainya dengan memakan makanan yang halal. Imam Abu Bakr al-Thurthusyi mengatakan:

ومن أدابه أكل الحلال، ولعل هذا من شروطه, فإن الرسول صلي الله عليه وسلم يقول لسعد: يا سعد، أطب مطعمك تستجب دعوتك
وكان يقول: الدعاء مفتاح الحاجة، ولقم الحلال أسنانه

“Sebagian dari adab berdoa adalah memakan makanan halal. Barangkali hal ini (memakan makanan halal) termasuk dari syarat (dikabulkannya) doa. Karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam., berkata kepada Sa’d: “Wahai Sa’d, perbaikilah makananmu, maka doamu akan dikabulkan.”

Dikatakan: “Doa adalah kunci kebutuhan, dan makanan halal adalah giginya (penggilingnya).” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002, h. 24-25)

Dengan makanan halal, kita membebaskan tubuh kita dari keharaman dan ketidak-berkahan, sehingga darah, daging, dan tulang kita terbebas dari keburukan jasmani, dan terhindari dari ketidak-berkahan ruhani. Ini membuat peluang doa kita lebih besar untuk dikabulkan. Karena kita telah berupaya sekuat tenaga mempersembahkan tubuh dan ruh yang terbebas dari keharaman. Upaya inilah yang bernilai besar di sisi Allah. Karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menasihati Sa’d dengan ucapan: “Wahai Sa’d, perbaikilah makananmu, maka doamu akan dikabulkan.” 

Persiapan selanjutnya adalah, berbuat baik sebelum berdoa. Terserah berupa apa, karena amal baik (amal saleh) sangat beragam bentuknya. Dalam pandangan Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, berbuat baik (beramal saleh) sebelum berdoa sangat penting dilakukan, baik sebagai bentuk penghambaan dan keseriusan dalam berdoa, maupun sebagai pendorong terkabulnya setiap doa. Ia mengatakan:

ومن أدابه أن تقدم بين يدي الدعاء عملا صالحا من صلاة او صدقة ونحوهما

“Sebagian dari adab berdoa adalah mendahuluinya dengan amal shalih, yaitu shalat, sedekah dan (amal shalih lain) yang seperti keduanya.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, 2002, h. 25)

Imam Abu Bakr al-Thurthusyi mendasarkan pandangannya pada anjuran beramal baik sebelum menjalankan shalat istisqa’. Ia mengatakan:

وهذا كما شرع لنا في الإستسقاء أن يؤمر الناس قبله بالصلاة والصيام والصدقة والأعمال الزاكية، ثم يخرجون للإستسقاء، وهذه سيرة السلف الصالح

“Ini seperti yang dianjurkan kepada kita dalam shalat istisqa, yaitu sebelum shalat istisqa orang-orang diperintahkan terlebih dahulu untuk mengerjakan shalat, puasa, sedekah, dan amal-amal (baik) yang mensucikan (lainnya), kemudian mereka keluar untuk mengerjakan shalat istisqa. Ini adalah perilaku (kebiasaan para) orang saleh terdahulu (salafus shalih).” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, 2002, h. 25)

Artinya, manusia dianjurkan beramal baik sebelum meminta sesuatu kepada Allah. Dalam shalat istisqa’ (shalat meminta hujan di saat kekeringan) dianjurkan untuk mengerjakan amal baik sebelum melaksanakannya, dari mulai shalat, sedekah, puasa, meninggalkan maksiat sampai bertaubat. Artinya kita dituntut peduli sebelum meminta dipedulikan; kita dituntut bersyukur (shalat) sebelum meminta tambahan anugerah; kita dituntut bersabar (puasa) sebelum meminta dihilangkan ujian; kita dituntut membantu (sedekah) sebelum meminta dibantu, dan seterusnya.

Karena itu, alangkah baiknya kita mempersiapkan diri kita terlebih dahulu sebelum berdoa. Dengan amal baik apapun, paling tidak satu saja, misalnya sedekah atau shalat. Sayyidina Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu mengatakan: 

إذا أردت أن تدعو فقدم صدقة أو صلاة أو خيرا ثم ادع بما شئت

“Jika kau hendak berdoa, dahuluilah dengan sedekah, atau shalat, atau amal kebaikan (lainnya), kemudian berdoalah sesuai keinginanmu.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, 2002, h. 25)

Jadi, usahakan beramal baik sebelum berdoa. Karena amal baik bisa mempercepat terkabulnya doa, memberi kita pahala, sekaligus menjadi madrasah (pendidikan) bagi jiwa kita. Imam Wahb bin Munabbih berkata:

مثل الذي يدعو بغير عمل كالذي يرمي بغير وتر

“Perumpamaan orang yang berdoa tanpa perbuatan (baik) seperti orang yang memanah tanpa tali busur.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, 2002, h. 25)

Wallahu a’lam bish shawwab...


Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen