Hikmah

Beberapa Hal tentang Nabi Adam

Sel, 21 Januari 2020 | 08:00 WIB

Beberapa Hal tentang Nabi Adam

Nabi Adam adalah manusia pertama, yang kisah-kisahnya menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya.

Tempat Tinggal Nabi Adam

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 35 Allah menyatakan:

 

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ

 

Artinya: “Dan Kami berfirman, ‘Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga..."

 

وأخرج ابن أبى حاتم عن أبى العالية قال: خلق الله آدم يوم الجمعة، وأدخله الجنة يوم الجمعة، فجعله في جنات الفردوس

 

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dai Abi Aliyah yang berkata, “Allah menciptakan Adam pada hari Jumat. Allah memasukkan Adam di surga pada hari Jumat. Allah menjadikan Adam di surga firdaus.”

 

Senada dengan al-Baqarah ayat 36, dalam Surat Al-A'raf ayat 24 dikatakan bahwa Allah menyuruh turun Adam.

 

 

ah, turun dari mana? Tentu turun dari jannatul firdaus.

 

Lalu diturunkan ke mana? Jawabannya tampak dalam al-Baqarah ayat 36 itu bahwa ia diturunkan ke bumi.

 

... وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ

 

“Dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi.”

 

Nah, di sinilah ada perbandingan, antara Jannah (surga) dan Ardhi (bumi).

 

Jadi Nabi Adam itu tinggal di Jannah kemudian diturunkan ke bumi.

 

عن ابن عباس، ....قال (الله): فبعزتي لأهبطنك إلى الأرض...

 

“Riwayat dari Ibnu Abbas, Allah berfirman: Maka demi kemuliaan-Ku, sungguh aku akan menurunkan engkau ke bumi.”

 

(اهبطوا): آدم، وحواء، وإبليس، والحية، ومنهم من لم يذكر الحية.

 

“Ibn Katsir menyebutkan bahwa yg diturunkan dari surga itu adalah Adam, Hawa', Iblis, dan ular. Namun ada pakar yang menyebutkan semuanya ini kecuali ular.”

 

وعن الحسن البصري، قال: اهبط آدم بالهند، وحواء بجدة، وابليس بدستميسان من البصرة على أميال، وأهبطت الحية بأصبهان

 

“Syekh Hasan Bashri menyatakan bahwa Nabi Adam diturunkan di India. Ibu Hawa' diturunkan di Jeddah. Iblis diturunkan di Dastamisan yang termasuk wilayah Bashrah. Dan ular diturunkan di Ashbihan.

 

Syekh Fakhruddin ar-Razy mengatakan bahwa ular tidak termasuk karena ular bukan mukallaf (makhluk yang dibebani tanggung jawab, red).

 


 

Permusuhan Iblis kepada Bani Adam

Allah memberitahukan bahwa Iblis itu adalah musuh bagi keduanya (Adam dan Hawa') dan juga keturunannya.

 

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا

 

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu)” (QS Fatir: 6)

 

والعمدة في العداوة آدم وابليس، ولهذا قال فى سورة طه قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا

 

 

Karena ihwal permusuhan Adam dan Iblis ini pula Allah berkata dalam Surat Ta Ha: “Allah berfirman: ‘Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama’,” (QS Ta Ha: 123).

 

قال النبي صلى الله عليه وسلم: إن الله لما خلق الدنيا لم يخلق فيها ذهبا ولا فضة، فلما أهبط آدم وحواء أنزل معهما ذهبا وفضة

 

Sesungguhnya Allah ketika menciptakan dunia belum menciptakan emas dan perak. Ketika Allah menurunkan Adam dan Hawa', Allah menurunkan bersama keduanya emas dan perak.

 

وأخرج ابن عساكر عن ابن عباس، أن آدم كان لغته في الجنة العربية، فلما عصى سلبه الله العربية فتكلم بالسريانية، فلما تاب رد الله عليه العربية

 

“Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa sesungguhnya Nabi Adam itu menggunakan bahasa Arab ketika di surga. Ketika beliau lengah, maka Allah mencabut bahasa Arab itu dan Adam berkomunikasi dengan bahasa Suryani. Ketika Adam diterima taubatnya, Allah mengembalikan kepada Nabi Adam kemampuan berbahasa bahasa Arab.”

 

 

Asal Buah Dunia itu dari Surga

 

عن أبى موسى، قال: إن الله حين أهبط آدم من الجنة إلى الأرض، علمه صنعة كل شيء، وزوده من ثمار الجنة، فثماركم هذه من ثمار الجنة، غير أن هذه تتغير وتلك لا تتغير

 

“Sesungguhnya ketika Allah menurunkan Adam dari surga ke bumi, Allah mengajarkan kepada Adam pembuatan segala sesuatu. Allah juga membekali Adam buah-buahan surga. Buah-buahan kalian di dunia ini adalah berasal dari buah-buahan surga. Namun buah kalian ini berubah, sedangkan buah di sana (surga) tidak berubah.

 


Ustadz Yusuf Suharto, alumni dan pengajar Pesantren Mambaul Ma'arif, Denanyar Jombang
 

 

Referensi: Tafsir Mafatihul Ghayb (Syekh Fakhruddin ar-Razy(; Tafsir Al-Quran Al-Adzim (Al-Hafidz Ibn Katsir); Tafsir Ad-Durrul Mantsur (Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi).