Khutbah

Khutbah Jumat: Menjadikan Diri Pribadi Taat melalui Khutbah dan Shalat Jumat

Kam, 25 April 2024 | 23:30 WIB

Khutbah Jumat: Menjadikan Diri Pribadi Taat melalui Khutbah dan Shalat Jumat

Ilustrasi khatib. (Foto: NU Online)

Khutbah Jumat ini mengingatkan para jamaah untuk memaksimalkan rangkaian ibadah shalat Jumat yang di dalamnya terdapat khutbah Jumat. Rangkaian ini akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas spiritual umat Islam jika benar-benar dimaksimalkan.

 

Khutbah Jumat ini berjudul "Khutbah Jumat: Menjadikan Diri Pribadi Taat melalui Khutbah dan Shalat Jumat”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi) 

 

Khutbah I

 

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

Maasyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mengawali khutbah pada kesempatan mulia ini, khatib menyampaikan wasiat untuk para jamaah wabil khusus pada diri khatib pribadi untuk meningkatkan takwa kepada Allah swt berupa menguatkan komitmen untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

 

Wasiat takwa ini merupakan salah satu rukun dalam khutbah yang harus disampaikan khatib sehingga jika ditinggalkan, maka akan mempengaruhi keabsahan rangkaian ibadah shalat Jumat.

 

Selain itu, wasiat takwa menjadi hal yang sangat penting bagi para jamaah sebagai individu Muslim untuk meningkatkan ketaatan pada perintah Allah sehingga menjadi pribadi yang berkualitas dengan berbagai ibadah yang dilakukan.

 

Maasyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan materi khutbah berjudul: Jadikan Diri Pribadi Taat melalui Khutbah dan Shalat Jumat. Materi ini penting untuk mengingatkan kita bahwa khutbah dan shalat Jumat yang dilakukan oleh umat Islam setiap 1 pekan sekali ini harus dimaksimalkan kualitasnya dengan memperhatikan berbagai hal terkait dengan ibadah tersebut.

 

Perintah ibadah Jumat tertulis dalam Al-Qur’an pada surat yang spesial yakni Surat Al-Jumuah. Pemberian nama surat Al-Jumuah menunjukkan betapa penting ibadah yang dilakukan di hari Jumat yang juga merupakan sayyidul ayyam (rajanya hari) yang mulia. Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ 

 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan)  untuk melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” (QS Al-Jumuah: 9)

 

Dalam Kamus Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Ma'ashir disebutkan bahwa kata Jumat dapat dibaca dalam tiga bentuk yakni Jumu'ah, Jum'ah, dan Juma'ah, yang memiliki makna berkumpul. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa pada hari inilah umat Islam berkumpul bersama-sama untuk melaksanakan rangkaian ibadah yang diawali dengan dua khutbah dan dilanjutkan dengan shalat jamaah dua rakaat.

 

Dua rangkaian ini merupakan ibadah yang tidak bisa dipisahkan. Dua-duanya harus diikuti secara maksimal sehingga ibadah yang dilaksanakan bisa sah secara syar’i. Saat khatib berkhutbah, jamaah harus dengan seksama memperhatikan materi apa yang disampaikan sebagai bahan peningkatan keimanan dan ketakwaan.

 

Hindari melakukan hal-hal lain yang tidak berguna yang mengakibatkan ketidakabsahan ibadah Jumat seperti berbicara atau ngobrol dengan jamaah lain, bercanda, tidur, atau menggunakan handphone saat khatib berkhutbah.

 

Oleh karena itu, terdapat tradisi yang baik di masyarakat Indonesia sebelum khutbah disampaikan oleh khatib. Muadzin biasanya mengingatkan jamaah untuk mendengarkan dengan seksama materi khutbah Jumat dengan membacakan sebuah hadits yakni:

 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

 

Artinya: "Dari Abu Hurairah berkata; "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: jika kamu berkata kepada temanmu; "Diamlah" padahal imam sedang khutbah, ia telah berbuat sia-sia." (HR Bukhari Muslim).

 

Maasyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Setelah mendengarkan khutbah dengan baik, selanjutnya diwajibkan pada kita untuk melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Ibadah ini sangat penting sebagai kelanjutan rangkaian ibadah yang bertujuan di antaranya menjadikan diri kita insan yang taat pada perintah Allah untuk menyembah-Nya.

 

Shalat merupakan media kita mendekatkan diri kepada Allah walaupun kita tidak dapat melihat-Nya secara langsung. Namun kita harus yakin bahwa Allah senantiasa melihat kita. Rasulullah saw bersabda:

 

أَنْ تَعْبـــُدَ اللَّهَ كَأَنَّــكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

 

Artinya; “Engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, bila engkau tak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR Muslim)

 

Maka dengan materi khutbah yang telah disampaikan oleh khatib ditambah dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat Jumat, kita berharap bisa menjadi hamba Allah yang taat. Menjalankan ketaatan dengan memperbanyak beribadah merupakan salah satu upaya mempertahankan keimanan dan ketakwaan dalam diri kita.

 

Dengan predikat takwa, kita pun akan bisa menjadi hamba yang paling mulia di sisi Allah swt. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

 

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

 

Artinya, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS Al-Hujurat: 13).

 

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
 
Menutup khutbah kali ini, kita semua berharap rangkaian ibadah Jumat yang kita laksanakan bisa maksimal dan menjadikan diri kita pribadi yang taat kepada Allah swt. Semoga Allah menjadikan kita golongan orang-orang yang bertakwa. Amin.

 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم   

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اَللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

 

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

H Muhammad Faizin, Ketua Bidang Humas Data dan Informasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Provinsi Lampung