Sirah Nabawiyah

Ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz Larang Keras Keluarganya Hidup Mewah

Jum, 24 Februari 2023 | 14:30 WIB

Ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz Larang Keras Keluarganya Hidup Mewah

Khalifah Umar bin Abdul Aziz. (Ilustras: NU Online)

Ketika Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai khalifah Dinasti Umayah, langkah pertama yang dilakukan adalah melarang keluarganya untuk bermewah-mewahan. Istrinya, Fatimah binti Abdul Malik diminta untuk mencopot semua perhiasan yang menempel di badannya.


Kisah ini terungkap dalam Kitab Tarikhul Khulafa, (Jeddah, KSA, Darul Minhaj, cetakan II, halaman 379), karya Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi. Dalam kitab tersebut dijelaskan, Al-Laits meriwayatkan bahwa di awal kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, program pertama yang ia lakukan adalah pembenahan yang dimulai dari keluarganya sendiri.


Diceritakan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz membersihkan dan mengambil semua harta yang dimiliki oleh keluarganya. Khalifah terbaik di masa Dinasti Umayah ini menamakan harta keluarganya tersebut dengan sebutan kekayaan yang diperoleh dari perbuatan dzalim.


Suatu hari, sebagaimana dikisahkan Furat bin As-Saib, Umar bin Abdul Aziz menyuruh istrinya, Fatimah binti Abdul Malik untuk memilih suaminya itu atau harta yang dimiliki.


"Pilihlah olehmu, kamu kembalikan perhiasan itu ke baitul mal atau kamu izinkan aku untuk berpisah denganmu? Sebab aku sangat membenci jika aku, kamu, dan perhiasan itu berada dalam satu rumah," tegas Umar bin Abdul Aziz pada istrinya.


Sebagai istri salehah, Fatimah binti Abdul Malik tentu saja menolak dengan tegas jika harus berpisah dengan Umar bin Abdul Aziz yang tiada lain adalah suaminya sendiri.


"Tidak wahai suamiku, aku akan tetap memilih kamu daripada perhiasan ini, bahkan jika ada yang lebih dari perhiasan ini, aku akan tetap memilihmu," jawab Fatimah.


Mendengar jawaban itu, Umar bin Abdul Aziz merasa lega, ia kemudian menyuruh salah seorang pegawainya untuk membawa dan menyimpan perhiasan istrinya itu ke kas negara (baitul mal).


Ketika Umar bin Abdul Aziz meninggal dunia setelah diracun, kepemimpinan Dinasti Umayah diganti oleh Yazid bin Abdul Malik. Merasa tidak tega dengan Fatimah yang telah melepas semua perhiasannya untuk baitul mal, Yazid menawarkan pada Fatimah untuk mengambil dan mengembalikan perhiasan tersebut.


"Jika kamu mau, semua perhiasan itu akan aku kembalikan lagi padamu," ujar Yazid menawarkan pada Fatimah.


"Tidak, mana mungkin saya menyatakan rela melepas perhiasanku saat suamiku masih hidup namun melepas kerelaan itu ketika ia sudah wafat," tegas Fatimah pada Yazid.


Hikmah yang bisa diambil dari sepenggal kisah tersebut adalah pentingnya umat Islam dalam menjaga keluarga dari godaan dunia. Sebagaimana diketahui, keluarga mempunyai peran strategis dalam memengaruhi perilaku seseorang, sebab dalam kehidupan sehari-hari, interaksi seseorang lebih banyak dilakukan dengan keluarga. 


Selain itu, ujian kesabaran, keikhlasan, dan sebagainya, lebih banyak datang dari pihak keluarga. Dengan demikian, dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh seseorang, apalagi bagi seorang pemimpin ketika menjalani tugas atau pekerjaannya. Wallahua'lam


Ustadz Muhammad Aiz Luthfi, Pengajar Pesantren Al-Mukhtariyyah Al-Karimiyyah Subang, Jawa Barat.