Sirah Nabawiyah

Saat Tuna Netra Minta Doa Kesembuhan pada Nabi

Rab, 11 Oktober 2023 | 16:30 WIB

Saat Tuna Netra Minta Doa Kesembuhan pada Nabi

Foto ilustrasi (NU Online/Freepik)

Semasa kehidupan Nabi, banyak para sahabat berbondong-bondong mendatangi Nabi untuk meminta doa. Hal ini karena doa Nabi sangatlah mustajab. Di antaranya adalah seorang buta yang meminta doa kepada Nabi supaya penglihatanya pulih kembali sebagaimana diceritakan dalam hadits shahih riwayat Imam At-Tirmizdi sebagai berikut: 


عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حُنَيْفٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ: إِنَّ رَجُلًا ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَنِي فَقَالَ: إِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ، وَإِنْ شِئْتَ صَبَرْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ . قَالَ: فَادْعُهُ. قَالَ: فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ الْوُضُوءَ وَيَدْعُو بِهَذَا الدُّعَاءِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي لِيَقْضِيَ لِي فِي حَاجَتِي هَذِهِ، اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ لِي 


Artinya: "Dari Utsman bin Hunaif ra berkata:  "Bahwa seorang laki-laki yang buta matanya datang kepada Nabi seraya berkata: "Berdoalah engkau kepada Allah agar menyembuhkanku." Beliau bersabda: "Jika kamu menginginkannya maka aku akan mendoakanmu, dan jika kamu mau maka bersabarlah, karena hal itu lebih baik bagimu."  Laki-laki tersebut berkata: "Berdoalah engkau untukku." 


Utsman bin Hunaif berkata: "Lalu beliau  memerintahkannya untuk berwudhu, kemudian ia pun wudhu dengan baik dan berdoa dengan doa berikut ini, "Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu, menghadap kepada-Mu dengan nabi-Mu Muhammad, nabi yang diutus dengan membawa rahmat. Aku telah memohon syafaatmu kepada Rab-ku untuk memenuhi kebutuhanku. Ya Allah! Terimalah syafaatnya untukku."


Dalam riwayat lain sebagaimana disebutkan dalam kitab Faidul Qadir dijelaskan Nabi memerintahkannya untuk wudlu, shalat dua rakaat kemudian berdoa dengan doa tersebut. 


Imam al-Mala al-Qari' (w. 1014 H) menjelaskan bahwa makna dari dharir al-bashar adalah penglihatan yang lemah atau buta. 


Kemudian dalam menjelaskan hadits: 


وَإِنْ شِئْتَ صَبَرْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ 


Artinya: "dan jika kamu mau maka bersabarlah, karena hal itu lebih baik bagimu"


Beliau menyebutkan sebuah hadits yang menerangkan atas keutamaan sabar saat mendapat ujian. Rasulullah bersabda:


إِنَّ اللَّهَ قَالَ إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ


Artinya: "Sungguh Allah berfirman, “Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan (kehilangan) dua kekasihnya (kedua matanya), kemudian ia bersabar, niscaya Aku menggantikan keduanya (kedua matanya) dengan surga." (HR. Bukhari no. 5653). 


Ibnu Hajar seperti dikutip Mala' al-Qari' mengatakan alasan kenapa laki-laki yang disebut dalam hadits lebih memilih untuk didoakan bukan bersabar, padahal bersabar atas cobaan yang ia alami lebih utama. 


قَالَ ابْنُ حَجَرٍ: وَإِنَّمَا اخْتَارَ الدُّعَاءَ لِأَنَّهُ أَيْسَرُ الْأَمْرَيْنِ مَعَ إِمْكَانِ حُصُولِ الْآخَرِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ هُنَاكَ مَا يَدُلُّ عَلَى مَنْعِ الْجَمْعِ، بَلْ فِيهِ مَا يُشْعِرُ بِأَنَّ هُنَاكَ مَا يَدُلُّ عَلَى مَنْعِ الْخُلُوِّ فِيهِ أَنَّ مَنْ خُيِّرَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ فَاخْتَارَ الْمَفْضُولَ مِنْهُمَا لَا حَرَجَ عَلَيْهِ، عَلَى أَنْ يَحْتَمِلَ أَنَّ ذَلِكَ الرَّجُلَ ظَنَّ أَنَّ فِي عَوْدِ بَصَرِهِ إِلَيْهِ مَصَالِحَ دِينِيَّةً يَفُوقُ ثَوَابُهَا ثَوَابَ الصَّبْرِ


Artinya: "Sesungguhnya Ia (laki-laki buta) memilih doa karena itulah yang paling mudah dari kedunya dengan masih memungkinkan mendapatkan yang lainnya. Di sana tidak menunjukkan mencegah mengumpulkan seluruhnya, melainkan mengisyaratkan atas larangan untuk mengosongkan (tidak memilih salah satu dari keduanya) bahwa seseorang yang memilih antara dua perkara (berdoa atau sabar) maka ia telah memilih yang lebih utama dari keduanya, tidak salah  pemahamannya bahwa laki-laki buta itu menduga dengan kembalinya penglihatannya kemaslahatan-kemaslahatan agama yang diperbuat, pahalanya akan melebihi pahala sabar." (Al-Mala al-Qari', Mirqatul Mafatih Syahr Misykah al-Mashabih, [Bairut, Darul Fikr: 2002), juz V halaman 1830). 


Demikian tadi adalah kisah seorang yang lemah penglihatannya atau buta yang meminta doa kepada Nabi supaya penglihatannya dapat kembali. Nabi memerintahkannya untuk wudlhu secara sempurna kemudian shalat 2 rakaat dan membaca doa: 


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي لِيَقْضِيَ لِي فِي حَاجَتِي هَذِهِ، اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ لِي 


Allahumma inna asaluka waatawajjahu ilaika binabiyyika Muhammad Nabiyirrahmah inni tawajjahtu bika ila rabbi liyaqdiya li fi hajati hadzihi, Allahumma fasyaffi'hu li


Artinya: "Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu, menghadap kepada-Mu dengan nabi-Mu Muhammad, nabi yang diutus dengan membawa rahmat. Aku telah memohon syafaatmu kepada Rab-ku untuk memenuhi kebutuhanku. Ya Allah! Terimalah syafaatnya untukku." Wallahu a'lam bisshawab.


Ustadz Muhamad Hanif Rahman, khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo