Syariah

Jangan Berdoa Meminta Kesabaran

Kam, 8 November 2018 | 04:30 WIB

Jangan Berdoa Meminta Kesabaran

Ilustrasi (© Hindustan Times)

Segala sesuatu yang diinginkan seorang hamba memang sebaiknya diminta kepada Tuhan melalui doa, apalagi bila sesuatu itu dianggap baik. Sebab itu, ada banyak hal yang diminta manusia dari Tuhannya. Tetapi kadang permintaan seorang hamba itu tidak tepat, bahkan bisa dibilang konyol. Salah satu contohnya adalah berdoa meminta kesabaran. 
 
Banyak orang yang berdoa meminta kesabaran dengan tujuan agar menjadi pribadi yang kuat menghadapi musibah. Sepintas, berdoa meminta sabar ini baik sebab kesabaran memang hal yang mulia. Dalam sebuah hadits sahih, Rasulullah bersabda:
 
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الصَّبْرُ نِصْفُ الْإِيمَانِ، وَالْيَقِينُ الْإِيمَانُ كُلُّهُ 
 
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Kesabaran adalah separuh dari iman dan yakin adalah keseluruhan iman.” (HR. Baihaqi dalam Syu’ab al-Imân)
 
Meskipun kesabaran bernilai separuh dari iman sehingga keberadaannya teramat sangat penting, namun berdoa meminta kesabaran sebenarnya justru tidak baik. Mengapa demikian? Karena meminta sabar atas musibah sama saja dengan meminta musibahnya terus terjadi. Dalam sebuah hadits disebutkan:
 
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى عَلَى رَجُلٍ وَهُوَ يُصَلِّي وَهُوَ يَقُولُ فِي دُعَائِهِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الصَّبْرَ. قَالَ: سَأَلْتَ الْبَلَاءَ فَسَلِ اللَّهَ الْعَافِيَةَ
 
“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ mendatangi seorang lelaki yang sedang shalat. Lelaki itu berdoa dalam shalatnya: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kesabaran kepada-Mu”. Rasulullah bersabda: “Engkau telah meminta musibah, maka mintalah kepada Allah keselamatan.” (HR. Ahmad)
 
Seharusnya orang itu sadar bahwa musibah itu datangnya dari kehendak Allah, maka hendaklah dia meminta musibah itu terangkat, bukan malah meminta sabar dalam menghadapinya. Permintaan kesabaran seolah menunjukkan bahwa musibah itu adalah sesuatu yang harus terjadi tanpa bisa diintervensi oleh Allah sehingga meminta bantuan Allah untuk menghadapinya. Padahal, Allah sangat mampu mengangkat musibah itu kapan pun. Jadi, seharusnya itulah yang diminta ketika tertimpa musibah. Wallahu a'lam.
 
 
Abdul Wahab Ahmad, Wakil Katib PCNU Jember dan Peneliti di Aswaja NU Center Jember.