Syariah

Pewarna Rambut Henna dan Keharmonisan Rumah Tangga

Sen, 6 November 2023 | 21:00 WIB

Pewarna Rambut Henna dan Keharmonisan Rumah Tangga

Keluarga. (Foto: NU Online/Freepik)

Tren mewarnai rambut saat ini berkembang mengikuti perkembangan zaman. Berbagai macam pewarna rambut ditawarkan dengan keunggulannya masing-masing. Ada yang menawarkan kemudahan dalam penggunaan, ada juga yang mengutamakan ketahanan warna setelah dioleskan. Namun, kebanyakan di antara pewarna rambut yang beredar di pasaran sudah dicampur dengan bahan-bahan kimia sintetik.


Terlepas dari kebolehan mewarnai rambut untuk keperluan dan warna tertentu, masyarakat perlu mengetahui pewarna rambut yang aman. Hal ini penting karena tidak semua pewarna rambut aman digunakan dalam jangka panjang. Apalagi pewarna rambut yang terbuat dari bahan kimia sintetik, jelas tidak baik untuk kesehatan apabila terlalu sering digunakan.


Bagaimana dengan pewarna rambut yang terbuat dari bahan alami? Adakah keunggulan yang dimiliki oleh pewarna rambut alami selain lebih aman untuk kesehatan? Apa jenis pewarna alami yang direkomendasikan oleh ulama Islam di kitab-kitab klasik?


Salah satu pewarna rambut alami dari bahan nabati adalah henna atau inai yang berasal dari daun tanaman Lawsonia inermis L. Sebenarnya, warna yang muncul tidak hanya bisa digunakan untuk rambut, tetapi juga untuk kulit dan kuku. Oleh karena itu, di Nusantara, tanaman ini sering dikenal dengan nama pacar kuku. Daunnya diserbuk dan bila akan digunakan dicampur dengan air menjadi semacam pasta untuk ditempelkan di bagian tubuh yang akan diwarnai.


Warna yang muncul dari henna adalah merah kecoklatan dan dapat bertahan lama di rambut. Selain berwarna, aromanya juga khas sehingga sebagian umat Islam mengkategorikannya sebagai parfum. Tak pelak, kemampuannya untuk memperindah warna rambut dan kulit membuat Henna telah disebutkan oleh Ibnu Sina dan ahli thibbun nabawi dalam karya-karyanya sebagai kosmetika. Namun, selain memiliki keistimewaan sebagai kosmetika, ada efek unik lain yang dimiliki oleh henna.


Salah satu keunikan henna adalah dapat meningkatkan energi seksual bagi pasangan suami-istri yang sudah berumah tangga. Dalam kitab At-Thibbun Nabawi, Al-Hafidz Adz-Dzahabi menuliskan sebuah riwayat dari Abi Rafi’ sebagai berikut:


Pada suatu waktu aku duduk-duduk di sisi Nabi saw. Beliau lalu mengusapkan tangannya ke arah rambut di kepalanya dan bersabda hendaknya kamu sekalian menggunakan pewarna rambut yang terbaik yaitu henna karena sesungguhnya ia memperbaiki kulit dan menambah energi seksual.” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, At-Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M], halaman 50)


Sahabat Anas juga meriwayatkan bahwa mewarnai rambut dengan henna dapat membuat penampilan menjadi nampak lebih muda, meremajakan kesuburan dan kemampuan seksual sehingga memperbaiki keharmonisan hubungan rumah tangga dalam ikatan pernikahan.


Para ahli pengobatan Islam telah menulis efek henna yang ternyata sesuai dengan keterangan di atas. Penelitian terbaru yang mengulas tentang henna dari aspek pengobatan dengan sistem Unani atau tradisi Persia mengungkapkan bahwa para ulama terdahulu merekomendasikan henna sebagai afrodisiaka atau penambah gairah seksual.


Akhtar beserta tim penelitinya menyebutkan bahwa air rendaman daun henna yang didiamkan telah direkomendasikan untuk menambah gairah dalam berhubungan suami-istri. Dalam bahasa Inggris, efek ini disebut sebagai aphrodisiac (Akhtar dkk, 2021, Scientific Basis for the Innovative Uses of Henna [Lawsonia inermis L] Mentioned by Unani Scholars in Different Ailments, Journal of Complementary And Alternative Medical Research 14(1): halaman 1-21)


Selain untuk kosmetika dan memperbaiki penampilan, henna juga memiliki efek terapi yang lain. Menurut Ibnu Sina, karena sifatnya yang dingin dan kering maka para ahli memasukkannya ke dalam kelompok obat untuk menyehatkan badan dari pengaruh penyakit yang karakternya panas. Ini digunakan untuk mengobati sariawan, stomatitis dan pembengkakan panas.


Rebusan henna baik untuk luka bakar dan juga berguna dalam mengobati infeksi pada kuku. Jika seseorang yang tertular penyakit cacar dan pada awal penyakitnya ia menempeli tubuhnya dengan henna, maka penyakit cacar itu tidak akan sampai ke kedua matanya.


Diriwayatkan bahwa Ummu Salamah radliyalllahu ‘anha berkata:


Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menderita luka atau duri melainkan menaruh henna di atasnya. At-Tirmidzi dan al-Baihaqi juga telah meriwayatkan hadits ini. Dalam Tarikh al-Bukhari, tertulis bahwa seorang laki-laki pernah mengadu kepada Nabi tentang sakit di kepalanya. Yang Beliau sarankan adalah agar berbekam. Dan kepada orang yang mengeluh kepadanya tentang rasa sakit di kakinya, yang Beliau sabdakan adalah untuk mewarnainya dengan henna. Abu Dawud meriwayatkan hadits ini, dan juga mencatat hadits yang Beliau katakan bahwa tidak ada tumbuhan yang lebih disukai Allah selain henna.” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, At-Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M], halaman 108-109)


Salah satu motivasi yang dilegitimasi oleh agama Islam untuk mewarnai rambut adalah agar berbeda dengan kebiasaan orang di luar Islam. Apabila rambut sudah banyak yang memutih karena faktor usia dan tumbuhnya uban, maka kaum muslimin diperkenankan untuk mewarnainya agar berbeda dengan tradisi kaum Yahudi. Salah satu pewarna rambut yang direkomendasikan untuk tujuan tersebut adalah henna sehingga Imam Ahmad menyarankan untuk mewarnai rambut dengan henna meskipun hanya sekali, daripada tidak sama sekali agar umat Islam tidak menyerupai orang Yahudi.


Penggunaan henna sebagai pewarna rambut alami direkomendasikan bagi kaum pria. Namun, henna juga bisa digunakan oleh kaum wanita sebagaimana yang lazim terjadi sejak dahulu. Selain rambut, kaum wanita juga dapat mewarnai kulitnya dengan henna. Namun, perlu dicatat bahwa bagi wanita, henna juga berfungsi sebagai parfum atau pewangi. Oleh karena itu, motivasi yang penting apabila pewarna rambut maupun kulit dari henna digunakan oleh wanita adalah agar dapat menjaga penampilan secara khusus di hadapan suaminya. 


Selain pewarna rambut dan kulit serta parfum, ternyata henna juga memiliki efek lain yang banyak. Bahkan, pasangan suami-istri yang sudah berumah tangga juga dapat memperoleh manfaatnya untuk keharmonisan dalam meningkatkan hubungan suami-istri. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami efek-efek yang dapat ditimbulkan oleh pewarna rambut alami seperti henna dengan segala keunikannya. Wallahu a’lam bis shawab.


Yuhansyah Nurfauzi, pakar farmasi, pemerhati sejarah kedokteran dan sejarah peradaban Islam.