Syariah

Seputar Mengangkat Tangan Ketika Berdoa

Kam, 14 Desember 2023 | 16:00 WIB

Setiap manusia pasti memiliki keluh kesah dalam kehidupan. Banyaknya problem dalam kehidupan menjadi tanda agar kita mendekat kepada Allah. Melalui doa seorang hamba mengadukan keluh kesahnya kepada Allah. Berdoa adalah salah satu perintah dari Allah. Ketika kita berdoa kepada Allah artinya kita telah mengikuti perintah Allah dan pasti akan dikabulkan doa kita. Perintah berdoa ini termaktub dalam ayat Al-Qur’an:
 

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
 

Artinya: “Berdoalah kepada-Ku niscaya aku kabulkan untuk kalian”.(QS Ghafir: 60).

 

Dalam berdoa hendaknya seorang hamba memiliki adab yang baik agar segera dikabulkan doanya. Sebagaimana seorang anak yang meminta kepada orang tuanya dengan akhlak dan tutur kata yang lembut niscaya akan segera dikabulkan oleh orang tuanya. Adapun adab dalam berdoa di antaranya adalah:
 

يسن افتتاح الدعاء بالحمد لله والصلاة على النبي والختم بهما وبآمين ورفع يديه الطاهرتين حذو منكبيه، ومسح الوجه بهما بعده واستقبال القبلة
 

Artinya, “Disunahkan memulai doa dengan bacaan hamdalah dan sholawat kepada Nabi Muhammad dan menutup doa dengan keduanya (hamdalah dan sholawat) serta membaca amiin, mengangkat kedua tangannya yang suci setinggi bahunya, mengusap wajah dengan kedua tangannya setelah berdoa, dan  menghadap kiblat”.(Al-Malibari Ahmad bin Abdul Aziz, Fathul Mu’in bi Syarh Qurratil ‘Ain, [Mesir, Dar Ibnu Hazm: 2002], halaman 128).
 

Adapun adab mengangkat tangan ketika berdoa adalah ketika berdoa meminta nikmat kepada Allah maka telapak tangan bagian dalam menghadap ke langit dan telapak tangan bagian luar menghadap ke bumi. Hal ini sebagaimana tercacat dalam hadits: 
 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا دَعَوْتَ اللَّهَ فَادْعُ بِبَاطِنِ كَفَّيْكَ وَلاَ تَدْعُ بِظُهُورِهِمَا فَإِذَا فَرَغْتَ فَامْسَحْ بِهِمَا وَجْهَكَ
 

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apabila engkau memohon kepada Allah, maka memohonlah dengan bagian dalam kedua telapak tanganmu, dan jangan dengan bagian luarnya; dan ketika kamu telah selesai, maka usaplah mukamu dengan kedua tanganmu”.(HR.Ibnu Majah).
 

Dalam hadits ini, Rasulullah mengajarkan untuk memakai kedua telapak tangan bagian dalam menghadap ke langit pada saat meminta kepada Allah. Adab ini sebagai isyarat memintanya kita kepada Allah sebagaimana pengemis menengadahkan kedua telapak tangannya ketika meminta kepada para dermawan. 
 

Sebaliknya, ketika meminta perlindungan dari musibah dan marabahaya maka telapak tangan bagian dalam menghadap ke bumi dan telapak tangan bagian luar menghadap ke langit. Hal ini sesuai dengan hadits: 
 

وعن أنس إِنَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِسْتَسْقَى فَأَشَارَ بِظَهْرِ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاء
 

Artinya: “Diceritakan dari shahabat Anas bahwa ketika Rasulullah berdoa meminta hujan, maka beliau memakai telapak tangan bagian luar menghadap ke langit”.(HR Muslim).

 

Dari hadits ini, kita mempelajari adab menghadapkan telapak tangan bagian luar ke langit sebagai isyarat meminta dijauhkan dari marabahaya. Dalam hal ini Imam An-Nawawi berkomentar, “Golongan dari Ashabuna (murid-murid imam As-Syafi’i) dan selainnya mengatakan, hukumnya sunnah setiap berdoa agar diangkat musibahnya seperti musim paceklik dan sejenisnya dengan mengangkat kedua tangan serta memakai telapak tangan bagian luar menghadap ke langit, dan ketika berdoa meminta sesuatu dan mencapainya dengan memakai telapak tangan bagian dalam menghadap ke langit dan mereka mengambil dalil dari hadits ini.” (An-Nawawi, Al-Minhaj Syarh Shahih, [Beirut, ​​​​​​​Dar Ihya Turats; 2003], juzVI, halaman 190).
 

Adapun batasan mengangkat kedua tangan adalah sampai setara dengan kedua bahu, kecuali ketika perkara yang dihadapi sangat berat maka boleh mengangkat kedua tangan lebih tinggi dari posisi kedua bahu.
 

ورفع يديه الطاهرتين حذو منكبيه أي إلا إذا اشتد الامر فإنه يجاوز المنكب
 

Artinya, “Mengangkat kedua tangannya yang suci setinggi bahunya kecuali ketika perkaranya sangat berat maka diperbolehkan melewati batas bahu”.(Abu Bakar Syatha, I’anatut Thalibin, [Beirut​​​​​, Dar Fikr, 2004], juz I, halaman 217).
 

Dari tulisan ini, dapat difahami beberapa poin penting yaitu:

  1. Hendaknya kita menjaga adab dalam berdoa selayaknya seorang hamba yang mengadu kepada tuannya.
  2. Adab yang baik adalah ketika kita meminta sesuatu kepada Allah maka kita angkat tangan dan kita hadapkan telapak tangan bagian dalam ke arah langit. Sebaliknya, ketika kita meminta dijauhkan dari sesuatu maka kita hadapkan telapak tangan bagian luar ke arah langit.
 

 

Ustadz Muhammad Tholchah Al-Fayyadl, Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.