Tafsir

Mabahits fi Ulumil Qur'an: Kitab Praktis Ilmu-Ilmu Al-Qur'an

Sel, 21 Mei 2024 | 17:00 WIB

Mabahits fi Ulumil Qur'an: Kitab Praktis Ilmu-Ilmu Al-Qur'an

Kitab Mabahits fi Ulumil Qur'an. (Foto: NU Online/Freepik)

Al-Qur’an memang mempunyai banyak dimensi yang sangat menarik untuk dikaji. Munculnya beragam kajian tentang Al-Qur’an dari dahulu sampai sekarang menandakan bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci yang mempunyai daya pikat yang luar biasa. 


Ulumul Qur’an adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan dalam keilmuan Islam yang terkait dengan ke-Al-Qur’an-an dari berbagai seginya. Cabang ilmu ini muncul sebagai respons atas banyaknya keinginan para ulama untuk menguak lebih dalam tentang hal-hal yang terkait dengan Al-Qur’an dari berbagai macam seginya.


Salah satu ulama kontemporer yang mempunyai karya yang intens dalam mengkaji ‘ulumul qur’an adalah Syekh Manna’ al-Qathan dengan karyanya yang berjudul, Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an.


Latar Belakang Penulisan Kitab Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an

Syekh Manna’ al-Qathan dalam mukadimah kitabnya ini mengatakan bahwa alasan beliau mengarang kitab ini adalah karena sebagai respons terhadap sebagian sahabat beliau yang menginginkan beliau untuk menyuguhkan pembahasan ringkas tentang pentingnya studi ‘ulumul qur’an, dimana bagi seseorang yang tidak memiliki spesialisasi dalam studi keislaman dapat dengan mudah mendapatkan pengetahuan dan rujukan yang cukup penting dari kitab karangannya tersebut.


Isi Kitab Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an

Secara garis besar, sistematika kitab karya Syekh Manna’ al-Qathan ini terdiri dari dua puluh enam pembahasan, yang di dalamnya terdapat beberapa judul. Pada pembahasan pertama, kitab ini memaparkan sejarah dan perkembangan ‘ulumul qur’an (ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an).


Kemudian, pada pembahasan kedua, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai Al-Qur’an, baik definisi, nama, sifat, maupun perbedaannya dengan hadits qudsi.


Lalu, pada pembahasan ketiga, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai wahyu, mulai dari definisi wahyu, cara penyampaiannya, sampai pembahasan mengenai keraguan para penentang wahyu.


Selanjutnya, pada pembahasan keempat, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai Makki dan Madani, mulai dari perhatian para ulama terhadap ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyyah, faedah mengetahuinya, perbedaan antara keduanya, sampai pembahasan mengenai ciri khas dari keduanya.


Kemudian, pada pembahasan kelima, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai ayat pertama dan terakhir kali diturunkan beserta manfaat dari mengetahui keduanya.


Lalu, pada pembahasan keenam, kitab ini akan memaparkan pembahasan mengenai asbabun nuzul. Mulai dari pembahasan mengenai perhatian para ulama terhadap asbabun nuzul, pedoman mengetahui asbabun nuzul, definisi dan manfaat mengetahui asbabun nuzul, sampai pembahasan mengenai faedah mengetahui asbabun nuzul dalam dunia pendidikan dan pengajaran.


Selanjutnya, pada pembahasan ketujuh, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai turunnya Al-Qur’an (nuzulul qur’an). Mulai dari paparan turunnya Al-Qur’an secara sekaligus, secara bertahap, hikmah di balik turunnya secara bertahap, sampai paparan mengenai faedah turunnya Al-Qur’an secara bertahap dalam dunia pendidikan dan pengajaran.


Kemudian, pada pembahasan kedelapan, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai pengumpulan Al-Qur’an dan penertiban ayat beserta surat-suratnya (jam’ul qur’an wa tartibuhu).


Lalu, pada pembahasan kesembilan, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf. Mulai dari perbedaan pendapat mengenai makna dari tujuh huruf tersebut sampai hikmah turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf.


Selanjutnya, pada pembahasan kesepuluh, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai qira’at dan qurra’. Mulai dari paparan mengenai tujuh imam qira’at dan latar belakangnya, macam-macam qira’at beserta hukum dan kaidahnya, faedah keberagaman dalam qira’at yang shahih, sampai pembahasan mengenai hukum mengajar Al-Qur’an dan menerima honor darinya.


Kemudian, pada pembahasan kesebelas, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai kaidah-kaidah penting untuk para mufassir. Mulai dari paparan mengenai fungsi dhamir, isim ma’rifat dan nakirah, mufrad dan jama’ sampai paparan mengenai perbedaan-perbedaan antara beberapa lafal.


Lalu, pada pembahasan kedua belas, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai perbedaan ayat muhkam dengan mutasyabih.


Selanjutnya, pada pembahasan ketiga belas, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai lafal yang umum (‘am) dan khusus (khash). Mulai dari definisi ‘am dan khash, macam-macam dari keduanya sampai paparan mengenai perbedaan antara keduanya.


Kemudian, pada pembahasan keempat belas, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai nasikh dan mansukh. Mulai dari definisi, cara mengetahui, jenis, contoh-contoh nasikh dan mansukh, sampai paparan mengenai hikmah mengetahuinya.


Lalu, pada pembahasan kelima belas, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai muthlaq dan muqayyad. Mulai dari paparan mengenai definisi sampai pembagian dan hukum muthlaq dan muqayyad.


Selanjutnya, pada pembahasan keenam belas, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai manthuq dan mafhum. Mulai dari definisi, pembagian, macam-macam, sampai perbedaan pendapat dalam berhujjah menggunakan mafhum.


Kemudian, pada pembahasan ketujuh belas, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai kemukjizatan Al-Qur’an. Mulai dari definisi, ruang lingkup, sampai aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an yang meliputi aspek bahasa, ilmiah, dan hukum.


Lalu, pada pembahasan kedelapan belas, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai amtsalul qur’an (permisalan-permisalan dalam Al-Qur’an). Mulai dari definisi, jenis-jenisnya, faedah amtsalul qur’an, sampai paparan mengenai membuat contoh (matsal) dengan menggunakan Al-Qur’an.


Selanjutnya, pada pembahasan kesembilan belas, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai sumpah (qasam) dalam Al-Qur’an. Mulai dari definisi, faedah, jenis-jenis qasam, sampai paparan mengenai beberapa fi’il yang berfungsi sebagai qasam.


Kemudian, pada pembahasan kedua puluh, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai debat (jadal) dalam Al-Qur’an. Mulai dari definisi, metode debat Al-Qur’an, sampai jenis-jenis perdebatan dalam Al-Qur’an.


Lalu, pada pembahasan kedua puluh satu, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai kisah-kisah dalam Al-Qur’an. Mulai dari definisi, jenis-jenis, faedah, hikmah pengulangan kisah dalam Al-Qur’an, sampai pengaruh kisah-kisah Al-Qur’an dalam dunia pendidikan.


Selanjutnya, pada pembahasan kedua puluh dua, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai terjemah Al-Qur’an. Mulai dari makna terjemah, hukum terjemah secara harfiyah dan maknawi, sampai membangun kekuatan umat demi tegaknya Islam dan Bahasa Al-Qur’an.


Kemudian, pada pembahasan kedua puluh tiga, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai tafsir dan takwil. Mulai dari definisi, perbedaan antara keduanya, sampai keutamaan tafsir.


Lalu, pada pembahasan kedua puluh empat, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai syarat-syarat dan adab mufassir.


Selanjutnya, pada pembahasan kedua puluh lima, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai perkembangan tafsir dari masa ke masa. Mulai dari masa Nabi, sahabat, tabi’in, sampai pada masa kodifikasi. Selain itu, pada pembahasan ini juga dipaparkan ulasan (review) singkat Syekh al-Qathan atas beberapa kitab tafsir.


Terakhir, pada pembahasan kedua puluh enam, kitab ini memaparkan pembahasan mengenai biografi beberapa mufassir. Mulai dari Imam Ibnu Abbas, Mujahid bin Jabir, Ath-Thabari, Ibnu Katsir, Fakhruddin ar-Razi, Zamakhsyari, sampai asy-Syaukani.


Kelebihan Kitab Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an

Salah satu kelebihan dari kitab karya Syekh Manna’ al-Qathan ini adalah bahasa yang digunakan menggunakan bahasa yang ringkas, sederhana, gampang dicerna, dan tidak bertele-tele.


Selain itu, format yang digunakan beliau dalam menyajikan paparan kitabnya juga cukup menarik, yakni konsentrasi kepada satu tema pembahasan sembari memaparkannya secara detail dan rinci.  


Misalnya, ketika beliau membahas tema mengenai ayat makki dan madani, dalam pembahasan ini beliau memberikan paparan mulai dari perhatian ulama terhadapnya, faedah mengetahui makki dan madani, pengetahuan tentang makki dan madani, perbedaan antara makki dan madani, ketentuan, dan beberapa ciri khas makki dan madani.


Kelebihan lain yang ditawarkan kitab ini adalah kemampuan pengarangnya yang dapat mengorelasikan pembahasan yang ada pada ‘ulumul qur’an dengan dunia pendidikan modern. Misalnya, pada pembahasan mengenai faedah mengetahui asbabun nuzul dalam dunia pendidikan dan pengajaran serta pembahasan mengenai faedah turunnya Al-Qur’an secara bertahap dalam dunia pendidikan dan pengajaran.


Identitas Kitab   

Judul: Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an
Penulis: Syekh Manna’ Khalil al-Qathan (w. 1420 H)    
Penerbit: Maktabah Al-Ma’arif
Kota Terbit: Kairo
Tahun Terbit: 2000 M
Tebal: 407 hlm
Peresensi: M. Ryan Romadhon, Alumnus Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo