Tafsir

Surat Al-Qadr: Turunnya Al-Qur’an dan Keistimewaan Malam Lailatul Qadar

Senin, 10 Maret 2025 | 19:00 WIB

Surat Al-Qadr: Turunnya Al-Qur’an dan Keistimewaan Malam Lailatul Qadar

Ilustrasi Lailatul Qadar. (Foto: NU Online)

Surat Al-Qadr adalah surat Makiyyah yang terdiri dari 5 ayat, 30 kalimat, dan 121 huruf. Surat ini dinamakan Al-Qadr, yang berarti keagungan dan kemuliaan dengan sifat Lailatul Qadar, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan Al-Qur'an.

 

Surat ini bukan bermaksud untuk menentukan waktu turunnya Al-Qur'an, tetapi mengingatkan kaum Muslimin tentang wahyu yang di turunkan kepada Nabi Muhammad pada Perang Badar, tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan. Wahyu itu berisi ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum-hukum perang, para malaikat, dan kemenangan. Perang Badar dinamakan hari Furqan (pembeda) karena hari itu membedakan antara hak kebenaran dan kebatilan.

 

Surat Al-Qadr dan Artinya

 

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۝١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ۝٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ۝٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ۝٤ سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ ۝٥

 

innâ anzalnâhu fî lailatil-qadr, wa mâ adrâka mâ lailatul-qadr, lailatul-qadri khairum min alfi syahr, tanazzalul-malâ'ikatu war-rûḫu fîhâ bi'idzni rabbihim, ming kulli amr, salâmun hiya ḫattâ mathla‘il-fajr.

 

Artinya: “(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. (2) Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? (3) Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. (4) Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. (5) Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)

 

Keutamaan Surat Al-Qadr

Imam Al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya, Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta'wil atau yang lebih terkenal dengan nama Tafsir Al-Baidhawi memaparkan keutamaan membaca surat Al-Qadr, sebagaimana berikut:

 

عن النبي ﷺ :من قرأ سورة القدر أعطي من الأجر كمن صام رمضان وأحيا ليلة القدر

 

Artinya: “Dari Nabi Muhammad saw, “Barangsiapa membaca surat Al-Qadr, maka ia akan diberi pahala layaknya orang yang berpuasa di bulan Ramadhan serta pahalanya orang yang menghidup-hidupkan malam Lailatul Qadar.” (Imam Nasiruddin al-Baidhawi, Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta'wil, [Beirut, Dar Ihya’it Turats Al-‘Araby, 1418:V/327).

 

Korelasi dengan Surat Sebelumnya

Syekh Wahbah Zuhaili dalam Tafsirul Munir (Damaskus: Darul Fikr, 1991: XXX/330) mengatakan, dalam surat Al-Alaq, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca Al-Qur'an dengan Nama Tuhan yang telah menciptakan dan dengan nama Dzat yang telah mengajarkan manusia mengenai hal yang belum dia ketahui.

 

Sedangkan dalam surat Al-Qadr ini, Allah SWT menjelaskan waktu awal turunnya Al-Qur'an, yaitu pada malam Lailatul Qadar, suatu malam yang penuh dengan kemuliaan dan keistimewaan karena Al-Qur'an turun pada malam tersebut.

 

Sababun Nuzul

Imam Tirmidzi, Hakim, dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Hasan bin Ali bahwasanya malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Turunnya surat tersebut disebabkan perbuatan buruk Bani Umayyah kepada Ali yang berlangsung selama seribu bulan. Akan tetapi ini merupakan hal yang aneh dan sangat tidak berdasar.

 

Ibnu Hatim dan al-Wahidi meriwayatkan dari Mujahid bahwasanya Rasulullah pernah menyebutkan seorang lelaki dari Bani Israil yang membawa senjata di jalan Allah selama seribu bulan. Kaum Muslimin pun takjub dengan hal itu. Oleh karena itu, turunlah ayat,

 

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۝١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ۝٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ۝٣

 

Artinya: “Lebih baik dari seribu bulan, di mana lelaki dari bani Israel itu membawa senjata perang di jalan Allah.” (Syekh Wahbah Zuhaili, at-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr, 1991 M:XXX/333).

 

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, “Dulu di Bani Israil ada seorang lelaki yang shalat malam hingga waktu Subuh. Kemudian, dia juga berjihad memerangi musuh Allah di waktu siang hingga malam menjelang. Dia melakukan hal itu selama seribu bulan. Lantas Allah SWT menurunkan ayat,

 

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ۝٣

 

Artinya: “Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan yang dikerjakan oleh lelaki dari Bani Israil tersebut.” (hlm. 333)

 

Kandungan dan Pesan Hukum

Syekh Wahbah Zuhaili dalam Tafsirul Munir  (hlm. 330) mengatakan, surat Makkiyyah ini berbicara tentang sejarah awal turunnya Al-Qur'anul Karim serta keutamaan malam Lailatul Qadar dibandingkan dengan hari, malam, dan bulan lainnya.

 

Hal itu, menurut Syekh Wahbah, karena para malaikat, termasuk Jibril turun ke bumi dengan membawa berbagai macam cahaya, keutamaan, keberkahan, dan kebaikan untuk hamba-hamba Allah yang beriman dan saleh. Mereka membawa semua itu dari Allah SWT, Dzat Maha Pengasih yang mengaruniakan semua itu kepada siapa pun yang Dia kehendaki.

 

Masih menurut Syekh Wahbah, ada beberapa pesan dan hukum yang terkandung dalam surat Al-Qadr ini. di antaranya adalah sebagaimana berikut:

 
  1. Permulaan turunnya Al-Qur'an pada malam Lailatul Qadar, yaitu  salah satu malam di bulan Ramadhan yang penuh berkah.
  2. Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan dan keagungan, serta malam penetapan dan takdir. Di malam itu, Allah SW'T menakdirkan segala perkara yang Dia kehendaki selama setahun ke depan, termasuk perkara kehidupan, rezeki, dan kematian. Setelah ketetapan ini ditentukan, Allah menyerahkannya kepada para malaikat yang bertugas menjalankannya, yaitu Israfil, Mika’il, Izra’il, dan Jibril.
  3. Amal saleh di malam Lailatul Qadar lebih baik daripada amal saleh dalam seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar-nya. Di malam tersebut, banyak kebaikan dibagikan yang tidak akan didapati dalam seribu bulan.
  4. Para malaikat turun ke bumi dari setiap penjuru langit dan Sidratul Muntaha. Jibril yang bertempat di antara langit dan Sidratul Muntaha juga turun. Mereka mengamini doa manusia hingga terbitnya fajar. Mereka turun pada malam Lailatul Qadar atas perintah Allah karena setiap perkara yang telah ditakdirkan oleh Allah pada tahun tersebut hingga satu tahun ke depan.
  5. Malam tersebut adalah malam keamanan, keselamatan, kebaikan, dan keberkahan dari Allah SWT. Sementara itu, di malam-malam selainnya, Allah SWT menakdirkan keselamatan dan bencana. 
 

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang selamat dari pengaruh setan terhadap kaum Mukminin. Selain itu, Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang selamat sehingga setan tidak dapat melakukan kejahatan dan gangguan. Seluruh malam tersebut hanya berisi kebaikan, tidak ada kejelekan pada malam tersebut hingga terbit fajar. Ringkasnya, malam ini mencakup se gala bentuk kebaikan, keberkahan, takdir; rezeki, manfaat agama dan dunia. (hlm. 335-336)

 

Dari penjelasan di atas, kita dapat memahami bahwa surat Al-Qadr ini berfokus pada penjelasan tentang sejarah awal turunnya Al-Qur'anul, dan juga mengenai keutamaan malam Lailatul Qadar dibandingkan hari, malam, dan bulan selainnya. Lailatul Qadar sendiri adalah malam kemuliaan dan keagungan, serta malam hukum dan takdir. Di malam itu, Allah SW'T menakdirkan segala perkara yang Dia kehendaki selama setahun ke depan; perkara ke matian, rezeki, dan lainnya. Wallahu a’lam.