Tafsir

Tafsir Surat Ad-Dhuha Ayat 4 dan 5: Kecerahan Masa Depan Nabi dan Umatnya

Rab, 31 Agustus 2022 | 05:00 WIB

Tafsir Surat Ad-Dhuha Ayat 4 dan 5: Kecerahan Masa Depan Nabi dan Umatnya

Tafsir surat Ad-Dhuha ayat 4 dan 5: kecerahan masa depan Nabi dan umatnya.

Berikut ini adalah teks, transliterasi, terjemahan, asbabun nuzul dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat ad-Dhuha ayat 4 dan 5:

 

وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ( 4)  وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ (5)

 

(4) wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā (5) wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā.

 

Artinya, "(4) Sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan (dunia).(5) Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau ridha."

 

Sababun Nuzul 

Ibnu Asyur dalam tafsirnya menyebutkan, sababun nuzul ayat ini sebagai berikut:

 

رَوَى الطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي «دَلَائِلِ النُّبُوءَةِ» عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عُرِضَ عَلَيَّ مَا هُوَ مَفْتُوحٌ لِأُمَّتِي بَعْدِي فَسَرَّنِي فَأَنْزَلُ اللَّهُ تَعَالَى: وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولى

 

Artinya, " At-Thabarani dan al-Baihaqi meriwayatkan dalam kitab Dalailun Nubuwah dari Ibnu Abbas, ia berkata: 'Rasulullah bersabda: 'Diperlihatkan kepadaku sesuatu yang terbuka untuk umatku setelahku sehingga aku merasa bahagia, kemudian Allah menurunkan ayat,  وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولى'." (Muhammad at-Thahir Asyur, At-Tahrir wa At-Tanwir, [Tunis, Darut Tunisia: 1984 M], juz XXX, halaman 398).

 

Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam tafsirnya menyebutkankan sababun nuzul ayat ke-5 surat ad-Duha sebagai berikut:  


أخرج الحاكم والبيهقي في الدلائل والطبراني وغيرهم عن ابن عباس قال: عرض على رسول اللَّه صلّى اللَّه عليه وسلّم ما هو مفتوح على أمته كفرا كفرا- أي قرية قرية- فسرّ به، فأنزل اللَّه: وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضى

 

Artinya, "Al-Hakim, al-Baihaqi dalam kitab Dalail, at-Thabarani dan selainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: 'Nabi saw diperlihatkan sesuatu yang terbuka untuk umatnya, desa demi desa. Hal itu membahagiakan Nabi saw kemudian Allah menurunkan  Ayat, وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضى".
(Wahbah bin Mustafa az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 284).

 

Ragam Tafsir

Imam At-Thabari dalam tafsirnya menafsirkan "waladdarul akhiratu" dengan apa yang telah Allah siapkan untukmu di Akhirat lebih bagus bagimu dibanding dunia serta apa-apa yang ada di dalamnya. Seakan Allah Berfirman: "Janganlah engkau bersedih atas apa yang telah lewat, sesungguhnya perkaramu di sisi Allah lebih bagus bagimu dibandingkan dunia." (Ibnu Jarir at-Thabari, Tafsir At-Thabari, [Darul Hirj: 2001 M/ 1422 H], juz XXIV, halaman 487).
 

Syekh Nawawi Banten menafsirkan "dengan keadaanmu yang akan datang lebih bagus ketimbang yang telah lalu", seakan akan Allah berjanji kepada Nabi saw akan menambahkan setiap harinya kemuliaan dan kedudukan. (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsîrul Munîr li Ma’âlimit Tanzîl, [Beirut, Darul Fikr: 1425 H/2006 M], juz II, halaman 406).

 

Syekh Ali As-Sabuni menafsirkan ayat "wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā", 
Tuhanmu kelak diakhirat akan memberikanmu pahala, kemuliaan, syafaat dan selainn​​​​​​​ya sampai engkau puas. Sedangkan Syekh Wahbah aZ-Zuhaili menafsikan dengan, "sungguh Tuhanmu akan menganugerahkan suatu anugerah dan nikmat yang besar di dunia. Adapun di akhirat dianugerahi pahala, telaga (haudh), dan​​​​​​​ syafaat untuk umatmu, sehinggkan engkau puas dengan itu". (Muhammad Ali As-Shabuni, Shafwatut Tafasir, [Kairo, Darus Shabuni: 1997 M/1417 H], juz III, halaman 545; dan Wahbah az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, juz XXX, halaman 285).
 


Dalam ayat 4 dan 5 surat ad-Dhuha ini, Allah mengungkapkan sesuatu yang melapangkan hati Nabi saw dan menenteramkan jiwanya, bahwa keadaan Nabi saw dalam kehidupannya di hari-hari mendatang akan lebih baik dibandingkan dengan hari-hari yang telah lalu. Masa depan Nabi saw dan Umatnya yang penuh kecerahan. Kebesaran dan kedudukannya akan bertambah.

 

Allah menyampaikan berita gembira kepada Nabi Muhammad, bahwa Dia akan terus-menerus melimpahkan anugerah-Nya kepada beliau, sehingga beliau menjadi senang, bahagia dan puas.  Di antara pemberian-Nya itu ialah pahala, telaga (haudh), syafaat untuk umatnya, sehinggkan engkau puas dengan itu. Wallahu a'lam.

 

Ustadz Muhammad Hanif Rahman, Dosen Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo

​​​​​​​