Hikmah

Islam Sebut Tiga Medan Perjuangan Bela Tanah Air Hari Ini

Rab, 17 Agustus 2022 | 20:00 WIB

Islam Sebut Tiga Medan Perjuangan Bela Tanah Air Hari Ini

Bela Tanah Air ada kalangan dengan fisik, tetapi adakalanya dengan perbaikan sistem politik dan pemerataan ekonomi.

Kemerdekaan tanah air Indonesia tidak didapatkan secara mudah. Selain atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, kemerdekaan tanah air Indonesia diperoleh melalui perjuangan lahir batin, mengorbankan harta, jiwa dan raga para pahlawan bangsa. Di tengah perubahan tantangan, masyarakat wajib melakukan perjuangan membela Tanah Air sesuai dengan tantangan bangsa hari ini.


Setelah merdeka pun, tantangan mempertahankan kemerdekaan Tanah Air Indoesia tidak menjadi lebih mudah. Demikian pula dalam konteks sekarang, perjuangan mempertahankan kesatuan dan persatuan tanah air Indonesia, bahkan semakin kompleks di tengah pluralitas bangsa dan perkembangan situasi dunia yang terus berubah secara cepat dan dinamis.


Lalu hal apa saja yang paling penting dilakukan generasi sekarang dalam rangka perjuangan membela tanah air? Ada 3 hal yang paling penting dilakukan untuk membela tanah air di era sekarang.


Pertama, membela tanah air di bidang agama. Perjuangan membela tanah air di bidang agama yang dimaksud adalah menjaga konsensus bangsa, di mana negara Indonesia adalah negara yang berketuhanan, seusai sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Bukan negara agama, pun juga bukan negara yang liberal anti Tuhan.


Bagaimana mewujudkan keberagamaan warga negara Indonesia menjadi keberagamaan yang semakin mengokohkan konsensus nasional, bukan justru menjadikan keberagamaan dan dalil-dalil agama sebagai masalah dan ancaman bagi eksistensi tanah air Indonesia. Dalam Islam hal ini seiring dengan firman Allah swt:  ‘Laa ikraaha fiddîn’, tidak ada paksaan dalam agama (Al-Baqarah: 256).


Kedua, membela tanah air di bidang politik. Dalam politik praktis, demokrasi yang berjalan hingga saat ini masih jauh dari ideal. Politik transaksional masih dianggap hal lumrah, jual beli suara bahkan sampai titik terbawah di kampung-kampung pun dianggap sebagai lumrahnya politik.


Ini menjadi perjuangan membela tanah air yang harus dilakukan secara bersama-sama, demi terwujudnya politik yang benar-benar membawa masyarakat menujua pada kemaslahatan. Hal ini seiring prinsip fiqih Islam:


السياسة ما كان فعلا يكون معه الناس أقرب إلى الصلاح وأبعد عن الفساد وإن لم يضعه الرسول صلى الله عليه و سلم ولا نزل به وحي


Artinya, “Politik adalah aktifitas yang dengannya manusia lebih dekat pada kemaslahatan dan lebih jauh dari kerusakan meskipun, tidak secara persis diajarkan oleh Rasulullah saw dan tidak ada wahyu (khusus) yang turun menjelaskannya.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, at-Turuq al-Hukmiyah fis Siyâsah as-Syar’iyah, [Kairo, Mathba’atul Madani]), halaman 17).


Ketiga, perjuangan membela tanah air di bidang ekonomi, hukum, sosial, budaya dan lainnya. Bidang ini sangat luas. Dalam bidang ekonomi, bagaimana tidak hanya memperhatikan pertumbuhan ekonomi saja, melainkan semangat pemerataan harus diprioritaskan, sehingga dapat memangkas kesenjangan ekonomi antarkelas, kelas atas, menengah dan kelas bawah.


Dalam bidang hukum, bagaimana menjamin kesetaraan di depan hukum. Hukum tidak tajam ke bawah dan tumpul ke atas, sehingga keadilan bisa di rasakan oleh seluruh warga negara. Hal ini seiring semangat Al-Qur’an:


وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


Artinya, “Kerjakanlah kebaikan, apa saja, agar kalian berbahagia.” (Surat Al-Hajj ayat 77).


Walhasil, meski kemerdekaan Indonesia sudah berlangsung 77 tahun lalu, bukan berarti perjuangan membela tanah air telah usai. Sebab, ekistensi bangsa dan negara Indonesia akan selalu menemukan tantangannya di setiap zaman. Wallâhul a’lam.


Ustadz Ahmad Muntaha AM, Founder Aswaja Muda dan Redaktur Keislaman NU Online.