Hikmah

Kisah Sahabat dan Orang Saleh saat Mendengar Tilawah Al-Qur’an

Ahad, 12 Februari 2023 | 18:09 WIB

Kisah Sahabat dan Orang Saleh saat Mendengar Tilawah Al-Qur’an

Pada suatu masa sahabat Umar bin Khattab ra meminta sahabat Abu Musa Al-Asy’ari ra yang dikenal sebagai pemilik suara Nabi Dawud as untuk membacakan Al-Qur’an. (Foto ilustrasi: NU Online/Freepik)

Imam An-Nawawi mengutip hadits riwayat Ad-Darimi yang mengisahkan sahabat Umar bin Khattab ra yang menjadikan tilawah Al-Qur’an sebagai instrumen untuk mengingatkannya pada Allah. Sahabat Umar ra menghadirkan qari di kalangan sahabat untuk membacakan Al-Qur’an.


Pada suatu masa sahabat Umar bin Khattab ra meminta sahabat Abu Musa Al-Asy’ari ra yang dikenal sebagai pemilik suara Nabi Dawud as untuk membacakan Al-Qur’an.


Imam An-Nawawi memasukkan kisah ini ke dalam karyanya At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an. Imam An-Nawawi dalam kutipan dari Ad-Darimi menceritakan bagaimana sahabat Umar menjadikan pembacaan tilawah Al-Qur’an sebagai momentum yang cukup khidmat untuk mengingat Allah.


Bahkan lebih dari sekadar khidmat dalam mendengar tilawah Al-Qur’an. Tidak sedikit orang-orang saleh terdahulu meninggal dunia karena khidmatnya saat mendengarkan tilawah Al-Qur’an.


وروى الدارمي وغيره بأسانيدهم عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه أنه كان يقول لأبي موسى الأشعري ذكرنا ربنا فيقرأ عنده القرآن والآثار في هذا كثيرة معروفة وقد مات جماعات من الصالحين بسبب قراءة من سألوه القراءة والله أعلم


Artinya, “Imam Ad-Darimi dan imam hadits lain meriwayatkan dengan sanad dari sahabat Umar bin Khattab ra. Sayyidina Umar ra meminta sahabat Abu Musa Al-Asyari yang bersuara merdu untuk membaca Al-Qur’an, ‘Ingatkan kami pada Tuhan.’ Sahabat Abu Musa Al-Asyari lalu membacakan Al-Qur’an di majelis Umar bin Khattab ra. Riwayat perihal pembacaan Al-Quran (dan orang yang mendengar menyimaknya) banyak sekali. Banyak juga orang-orang saleh meninggal dunia karena mendengar bacaan para qari yang diminta untuk membacakan Al-Qur’an untuk mereka. Wallahu a’lam,” (An-Nawawi, 2020 M/1441 H: 97).


Menghadirkan qari dalam suatu forum untuk memperdengarkan tilawah Al-Qur’an bukan perkara mengada-ada. Rasulullah saw sendiri memberikan keteladanan dalam soal ini. Imam An-Nawawi mengutip hadits Bukhari dan Muslim yang meriwayatkan bahwa Rasulullah saw meminta sahabat ahli Al-Qur’an Abdullah bin Mas’ud membacakan Al-Qur’an untuk Rasulullah saw sendiri.


Bacaan tilawah Al-Qur’an sahabat Ibnu Mas’ud ra mengantarkan linangan air mata Rasulullah saw ketika sahabat Ibnu Mas’ud ra sampai pada Surat An-Nisa ayat 41.


فقد صح عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم : اقرأ علي القرآن فقلت يا رسول الله أقرأ عليك وعليك أنزل قال إني أحب أن أسمعه من غيري فقرأت عليه سورة النساء حتى إذا جئت إلى هذه الآية فَكَيْفَ اِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ ۢ بِشَهِيْدٍ وَّجِئْنَا بِكَ عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ شَهِيْدًا) قال حسبك الآن فالتفت إليه فإذا عيناه تذرفان رواه البخاري ومسلم


Artinya, “Sebuah hadits sahih dari sahabat Ibnu Mas’ud ra menyebutkan, ‘Rasulullah berkata kepadaku, ‘Ibnu Mas’ud, bacakanlah Al-Qur’an untukku.’ Aku menjawab, ‘Ya Rasulullah, mana bisa kubacakan Al-Qur’an kepadamu. Sedangkan Al-Qur’an diturunkan kepadamu?’ ‘Aku suka mendengar bacaan Al-Qur’an dari orang lain,’ jawab Nabi Muhammad saw. Aku pun mulai membacakannya Surat An-Nisa. Tetapi ketika bacaanku sampai ‘Fa kaifa idzā ji’nā min kulli ummatin bi syahīd. Wa ji’nā bika ‘alā hā’ulā’i syahīdā,’ (Surat An-Nisa ayat 41), ‘Bagaimanakah (keadaan manusia kelak pada hari Kiamat) jika Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Nabi Muhammad) sebagai saksi atas mereka?’ Rasulullah saw menyela, ‘Cukup sampai sini!’ Aku pun menoleh kepadanya dan kusaksikan air mata menetes dari kedua mata Rasulullah,’” (HR Bukhari dan Muslim),” (Imam An-Nawawi, 2020 M/1441 H: 97).


Bacaan tilawah Al-Qur’an merupakan seni Islam (antara lain gabungan dari seni tarik suara dan keindahan nash Al-Qur’an) yang memiliki daya ghaib dan memberikan pengalaman spiritualitas bagi pendengarnya. Wallahu a’lam.


Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris LBM PBNU