Syariah

Biografi Imam Abul Aliyah dan 4 Wasiatnya

Sen, 28 Agustus 2023 | 16:00 WIB

Biografi Imam Abul Aliyah dan 4 Wasiatnya

Biografi Imam Abul Aliyah dan 4 Wasiatnya. (Foto: NU Online/Freepik)

Salah satu nama populer dari sekian banyak ulama pada masa tabi’in (orang yang hidup pada masa sahabat Nabi Muhammad) adalah Imam Abul Aliyah. Ia merupakan ulama dengan keilmuan yang sangat mendalam dan penguasaan yang sangat luas, namun sayang namanya tidak sebegitu viral seperti Urwah bin Zubair, Sa’id bin Musayyib, Az-Zuhri, Muhammad bin Munkadir, Hasan al-Bashri, dan lain-lain dari kalangan tabi’in.


Hal itu karena ia ditawan ketika sedang terjadi invasi pembebasan wilayah Persia, tepatnya ketika nama Abul Aliyah mulai terdengar sebagai ulama tersohor pada masa itu. Ia baru dibebaskan ketika tuannya masuk Islam dan saat itu umur Abul Aliyah sudah tidak muda lagi dan memasuki usia senja.


Nama Lengkap Abul Aliyah

Nama lengkap Abul Aliyah adalah Rafi’ bin Mahran ar-Riyahi al-Bashri. Ia merupakan sosok ulama tersohor dari Bashrah, Irak. Tidak ada catatan sejarah yang ditulis oleh ulama tarikh perihal tahun kelahirannya, namun Imam Ibnu Imad dalam kitab Syadzaratut Dzahab fi Akhbari Man Dzahab menengarai bahwa ia lahir pada tahun 23 Hijriah dan wafat pada tahun 93 Hijriah.


Abul Aliyah merupakan ulama dengan keilmuan yang sangat luas. Namanya sangat dikenal dan disegani oleh para ulama pada masa itu, bahkan para sahabat sekalipun juga ikut hormat kepadanya. Ia tidak hanya menguasai satu dan dua materi keilmuan saja, namun semua cabang keilmuan syariat Islam berhasil ia kuasai dengan sangat mendalam dan sempurna.


Imam Syamsuddin Abu Abdilah ad-Dzahabi (wafat 748 H) dalam salah satu karyanya mengatakan bahwa Abul Aliyah merupakan seorang ulama yang hapal Al-Qur’an (hafîdz), ahli tafsir (mufassir), ahli fiqih (faqîh), dan ahli hadits (muhaddits). Karena itu, tidak heran jika para sahabat dan ulama pada masa itu sangat menghormati dan memuliakannya. (Ad-Dzahabi, Siyaru A’lami an-Nubala, [Kairo, Darul Hadits: 2006], juz IV, halaman 207).


Penguasaan ilmu pengetahuan Abul Aliyah yang sangat luas dan mendalam itu berhasil ia dapatkan karena sejak usianya yang masih kecil tak henti-hentinya untuk belajar dan berguru kepada para sahabat nabi dan ulama yang ada pada masa itu. Pagi, siang, sore dan malam ia habiskan untuk belajar, sehingga ia tumbuh dengan ilmu pengetahuan, dan puncaknya ia menjadi ahli fatwa dan rujukan umat Islam saat itu.


4 Wasiat Abul Aliyah

Selain dikenal sosok yang sangat alim, ia juga dikenal sebagai tipikal ulama yang teduh, penuh kasih sayang, dan bijaksana. Nasihat-nasihatnya begitu menyentuh hati dan menenangkan jiwa-jiwa yang sedang gundah gelisah. Salah satu nasihatnya yang sering ia sampaikan di masa hidupnya adalah tentang iman, tawakal, menafkahkan harta di jalan Allah, dan doa.


Dalam kitab Siyaru A’lamin Nubala diceritakan dari Abu Jafar ar-Razi, bahwa Abul Aliyah berkata: Sesungguhnya Allah sudah menetapkan suatu keputusan, bahwa siapa saja yang beriman kepada-Nya, maka Dia akan memberinya petunjuk. Maka siapa saja yang hendak mendapatkan petunjuk, maka berimanlah. Sebagaimana terekam dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:


وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ


Artinya, “Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS At-Taghabun [64]: 11).


Siapa saja yang hendak mendapatkan kecukupan dari Allah, maka bertawakallah kepada-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an,


وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ


Artinya, “Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS At-Thalaq [65]: 3).


Siapa saja yang mau mendapatkan bayaran lebih, maka berinfak-lah di jalan Allah, maka Dia akan membalasnya dengan lebih banyak dari infak yang dikeluarkan, sebagaimana dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:


مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافاً كَثِيرَةً


Artinya, “Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak.” (QS Al-Baqarah [2]: 245).


Dan, siapa saja yang menghendaki semua keinginannya dikabulkan dan dipenuhi oleh Allah, maka berdoalah kepada-Nya, sebagaimana telah dijanjikan dalam Al-Qur’an. Allah berfirman:


وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ


Artinya, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadaMu (Muhamad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.” (QS Al-Baqarah [2]: 186). (adz-Dzahabi, Siyaru A’lami an-Nubala, [Kairo, Darul Hadits: 2006], juz IV, halaman 211).


Empat wasiat dan pesan dari Abul Aliyah ini sangat penting untuk direnungkan bersama dan dijadikan pedoman hidup untuk saat ini. Dengan iman dan percaya kepada Allah maka Dia akan memberikan hidayah dan petunjuk kepada hamba-Nya. Orang yang memasrahkan semua urusan dan kehidupannya kepada Allah, maka Dia akan mencukupi rezeki dan kebutuhan hidupnya.


Orang yang ingin mendapatkan balasan yang lebih banyak dari Allah, maka berinfaklah untuk jalan kebenaran. Dan siapa saja yang mau dikabulkan semua kebutuhannya, maka berdoalah kepada-Nya, karena Dia akan mengabulkan doa-doa hamba-Nya.


Demikian tulisan tentang biografi singkat Imam Abul Aliyah dan 4 wasiatnya. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.


Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur