Tafsir

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 125: Perintah Maqam Ibrahim Menjadi Tempat Shalat

Jum, 14 Juni 2024 | 05:00 WIB

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 125: Perintah Maqam Ibrahim Menjadi Tempat Shalat

Seorang petugas kebersihan sedang membersihkan rumah kaca Maqom Ibrahim. (Foto:MCH)

Berikut teks, terjemahan dan beberapa tafsiran ulama terhadap Surat Al-Baqarah ayat 125. Surat Al-Baqarah ayat 125 ini mengandung bahasan perihal perintah untuk menjadikan Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat.

 

وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ  وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ

 

Artinya: “(Ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah itu (Ka‘bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. (Ingatlah ketika Aku katakan,) “Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat salat.” (Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, serta yang rukuk dan sujud (salat)!” (QS. Al-Baqarah: 125)

 

Asbabun Nuzul 

Syekh Wahbah Az-Zuhaili, dalam Tafsirul Munir, memaparkan riwayat dari Imam Bukhari dan lainnya dari Umar ra, ia berkata:

 

وافقت ربي في ثلاث، قلت: يا رسول الله، لو أخذت من مقام إبراهيم مصلّى، فنزلت: ﴿وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقامِ إِبْراهِيمَ مُصَلًّى﴾. وقلت: يا رسول الله، إن نساءك يدخل عليهن البر والفاجر، فلو أمرتهن أن يحتجبن، فنزلت آية الحجاب، واجتمع على رسول الله ﷺ نساؤه في الغيرة، فقلت لهن: ﴿عَسى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْواجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ﴾ [التحريم ٥/ ٦٦] فنزلت.

 

Artinya: “Ideku sesuai dengan kehendak Tuhanku dalam tiga hal; Aku pernah berkata, "Wahai Rasulullah, seandainya Anda menjadikan maqam Ibrahim sebagai tempat shalat, pasti itu bagus sekali." Maka turunlah ayat, "Dan Jadikanlah sebagian maqam lbrahim tempat shalat'" (QS. Al-Baqarah: 125)

 

Aku pernah pula berkata, "Wahai Rasulullah, istri-istri Anda dikunjungi oleh orang baik dan orang fasik. Sekiranya Anda suruh mereka berhijab, pasti itu lebih baik." Maka turunlah ayat hijab.

 

Suatu ketika istri-istri Rasulullah saw. cemburu semua kepada beliau, maka aku berkata kepada mereka, "Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu." (QS. at-Tahriim: 5) Maka turunlah ayat ini." (Syekh Wahbah Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1991 M], juz I, hal. 302).

 

Tafsir Al-Qurthubi

Menurut Imam Qurthubi dalam kitab tafsirnya, terjadi silang pendapat tentang apa yang dimaksud dengan Maqam dalam ayat 125 ini. Adapun pendapat paling sahih adalah pendapat yang menyatakan bahwa Maqam (Ibrahim) adalah sebuah batu yang telah diketahui oleh orang-orang pada masa sekarang ini, di dekat batu itulah mereka menunaikan dua rakaat shalat sunah tawaf qudum. Pendapat ini merupakan pendapat Jabir bin Abdullah, Ibnu Abbas, Qatadah, dan yang lainnya.

 

Selain itu, Imam Qurthubi  juga mengutip dalam Shahih Bukhari yang mengatakan bahwa Maqam Ibrahim adalah sebuah batu tempat Nabi Ibrahim berpijak saat dia tidak kuat untuk mengangkat batu yang diberikan Isma'il ketika membangun Ka'bah, kedua telapak kaki Nabi Ibrahim kemudian terbenam.

 

Adapun makna dari lafadz مُصَلًّى adalah tempat berdoa, di tempat tersebut doa dipanjatkan. Demikianlah yang dikatakan oleh Imam Mujahid ra. Namun, menurut Imam Qatadah adalah makna dari lafadz مُصَلًّى adalah tempat shalat, di tempat itulah shalat ditunaikan. Sedangkan menurut pendapat Al Hasan makna dari lafadz مُصَلًّى adalah kiblat, di sanalah imam berdiri. (Imam Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Kairo, Darul Kutub Al-Mishriyyah: 1964], juz 2, hal. 112-113).

 

Tafsirul Munir

​​​​​​​Menurut Syekh Wahbah Az-Zuhaili, dalam Tafsirul Munir, dalam ayat ini, Allah mengingatkan bangsa Arab akan nikmat-nikmat yang banyak, di antaranya adalah menjadikan Ka'bah sebagai tempat yang dituju manusia, tempat yang mereka datangi untuk beribadah pada musim haji dan pada waktu-waktu lainnya, hal itu meramaikan aktifitas perdagangan dan ekonomi serta menjadi sumber rezeki. 

 

Termasuk di antara nikmat-nikmat tersebut adalah menjadikan Ka'bah sebagai tempat yang aman, orang-orang yang mendatanginya merasa aman dari rasa takut. Siapa pun yang memasukinya akan aman, sedang orang-orang di sekitarnya rampok-merampok.

 

Lalu, Allah memerintahkan kaum muslimin menjadikan Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat, yaitu dengan lebih mengutamakannya atas tempat lain dalam shalat, lantaran kemuliaannya karena Nabi Ibrahim dulu berdiri di atasnya. Perintah ini bersifat mandub (anjuran, sunnah), tidak wajib. Hal ini diperintahkan kepada kaum muslimin sebagaimana dulu diperintahkan kepada orang-orang beriman yang hidup sezaman dengan Nabi Ibrahim.

 

Lebih lanjut, Ka'bah ini suci dan disucikan. Allah telah memerintahkan Nabi lbrahim dan Isma'il agar menyucikannya dari berhala dan praktek penyembahannya yang dilakukan kaum musyrikin sebelum Ka'bah ini diurus oleh Ibrahim, serta menyucikannya dari segala kotoran, baik yang kasat mata maupun yang maknawi (seperti: omong kosong; ucapan kotor, dan persengketaan) pada waktu melaksanakan berbagai manasik/ibadah (seperti: tawaf dan sa'i antara bukit Shafa dan Marwah), atau pada saat menetap di sana, atau pada waktu rukuk dan sujud. (Syekh Wahbah Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1991 M], juz I, hal. 304).

 

Tafsir Maturidi

​​​​​​​Menurut Imam Maturidi dalam kitab tafsirnya, maksud dari, (أَن طَهِّرَا بَيتِيَ) adalah disucikan dari berhala-berhala yang ada di sekitar Ka’bah, atau bisa juga maknanya berarti disucikan dari berbagai macam kotoran. (Abu Mansur al-Maturidi, Ta’wilat Ahlissunnah, [Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiah, 2005] juz 1, hal. 562)

 

Demikianlah penjelasan tentang Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 125, yang mengandung bahasan perihal perintah untuk menjadikan Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat. Wallahu a’lam.

 

Ustadz M. Ryan Romadhon, Alumnus Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo