Tafsir

Tafsir Surat An-Nashr, Kemenangan Rasulullah atas Seluruh Bangsa Arab

Rab, 27 Maret 2024 | 05:00 WIB

Tafsir Surat An-Nashr, Kemenangan Rasulullah atas Seluruh Bangsa Arab

Tafsir surat An-Nashr isyarat kemenangan Rasulullah atas seluruh bangsa Arab. (NU Online - Ahmad Muntaha AM).

Surat An-Nashr menjadi isyarat dari Allah kepada Nabi Muhammad saw dan para sahabat bahwa kemenengan besar akan segera diraih oleh umat Islam. 
 

Berikut ini adalah teks, Translit, terjemahan dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat An-Nashr.
 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: 
 

اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ (١) وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ (٢) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا (٣)
 

(1) Iżā jā'a nasrullāhi wal-fath(u). (2) Wa ra'aitan-nāsa yadkhulūna fi dīnillāhi afwājā(n). (3) Fasabbih bihamdi rabbika wastagfirh(u), innahū kāna tawwābā(n).
 

Artinya, "(1) Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan (2)dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, (3) bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat."
 

Ragam Tafsir Surat An-Nashr

Al-Imam Al-Qurthubi dalam Al-Jami' li Ahkamil Qur'an menjelaskan, dalam ayat pertama surat an-Nashr ada dua pendapat tentang bentuk pertolongan Allah kepada Nabi Muhammad saw.

  1. Pertolongan yang diberikan kepada Nabi saw atas orang-orang Quraisy. Riwayat ini disampaikan oleh At-Thabari.
  2. Pertolongan untuk Nabi saw atas semua orang kafir yang memeranginya, hingga akhirnya kemenangan berada di pihak beliau.


Al-Qurthubi juga menyebutkan perbedaan pendapat tentang makna kata 'al-Fath' sebagai berikut:

  1. Fathu Makkah (pembebasan kembali kota Makkah). Pendapat ini disampaikan oleh Al-Hasan, Mujahid, dan ulama lainnya.
  2. Pembebasan aau penaklukan kota-kota dan negeri-negeri lainnya. Demikian mnurut Ibnu Abbas dan Sa'id bin Jubair.
  3. Pembebasan di negeri manapun yang dimasuki oleh Islam.
  4. Terkuaknya ilmu-ilmu baru yang belum diketahui oleh manusia sebelumnya.


Adapun makna dari kata 'idza' (apabila) pada ayat ini adalah qad (telah). Yakni telah datang pertolongan Allah. Karena, ayat ini diturunkan setelah Fathu Makkah. Atau, jika makna dari kata 'idza' adalah makna sebenarnya, maka yang dimaksud dengan kata 'jaa' (fi'il madhi) adalah yajii 'u (fi 'il mudhari')." (Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub Al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 230).
 

Kemudian pada ayat kedua, Syekh Nawawi Banten mengatakan:
 

"Yakni, kamu telah melihat orang-orang masuk agama Islam secara masal seperti penduduk Makkah, Thaif, Yaman, Hauzan dan seluruh kabilah Arab. Sebelum ini mereka masuk Islam secara personal." (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsîrul Munîr li Ma'âlimit Tanzîl, [Surabaya, Dar Kutub Ilmiyah: tt ], juz II, halaman 674).
 

Lalu pada ayat terakhir, ayat ketiga, Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan:
 

"Jika kamu telah menaklukkan kota Makkah dan agama Islam telah tersebar luas, bersyukurlah kepada Allah atas segala karunia- Nya, dengan cara shalat kepada-Nya dan menyucikan-Nya dari segala hal yang tidak layak bagi-Nya, serta dari pengingkaran janji kemenangan yang telah Dia janjikan kepadamu.
 

Bertahmid dan bertasbihlah karena sesungguhnya kemenangan dan penaklukan tersebut mengharuskan untuk memuji Allah atas kebesaran karunia dan keutamaan-Nya serta kebaikan yang telah diberikan kepadamu.
 

Demikian juga mintalah ampunan kepada Allah sebagai bentuk rasa tawadhu kepada-Nya dan merasa sedikit amal serta sebagai bentuk pelajaran bagi umatmu. Juga mintalah ampunan bagi kaum Mukminin yang mengikutimu karena perasaan gelisah dan takut mereka sebab kemenangan yang terlambat datang.
 

Sesungguhnya Allah akan mengampuni orang-orang yang meminta ampunan. Dia akan mengampuni dan merahmati mereka dengan menerima tobat mereka. Dia adalah Zat Yang Maha Menerima tobat hamba-hamba-Nya hingga mereka tidak perlu berputus asa dan kembali kepada kebenaran setelah melakukan kesalahan." (Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsir Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 450).
 

Walhasil, di antara yang dapat diamabil dari surat ini adalah segala nikmat Allah mengharuskan ucapan syukur dan pujian kepada Allah. Karena hanya Allah lah yang patut untuk mendapatkannya.
 

Di antara nikmat Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad dan kaum muslimin adalah memperoleh kemenangan dari musuh-musuh Islam dan menaklukkan kota Makkah, ibu kota bangsa Arab yang di sana terdapat Ka'bah kiblat kaum muslimin, serta masuknya orang-orang Arab ke dalam Agama Islam secara masal.

Karena itu, pada akhir ayat surat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk memperbanyak shalat dan bertasbih kepada-Nya.

Menurut Az-Zuhaili, Allah terlebih dahulu memerintahkan untuk bertasbih, bertahmid, dan kemudian beristighfar, karena untuk lebih menyibukan diri dengan hal-hal yang berurusan dengan Sang Pencipta, daripada yang berurusan dengan diri sendiri.
 

Perintah tasbih didahulukan agar tidak terlintas di dalam hati bahwa terlambatnya kemenangan hingga bertahun-tahun karena Allah menelantarkannya. Allah Mahasuci dari perbuatan menelantarkan kebenaran. Allah menyuruh beristighfar agar Nabi saw tidak berpikir untuk balas dendam kepada orang-orang yang pernah menyakiti beliau. (Az-Zuhaili, XXX/452). Wallahu a'lam bisshawab.

Ustadz Muhamad Hanif Rahman, khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo