Tafsir

Tafsir Surat At-Tahrim Ayat 8 tentang Kesempatan Tobat Tak Selalu Ada

Sabtu, 23 Maret 2024 | 12:00 WIB

Tafsir Surat At-Tahrim Ayat 8 tentang Kesempatan Tobat Tak Selalu Ada

Ilustrasi tafsir surat At-Tahrim ayat 8 tentang kesempatan tobat tak selalu ada. (NU Online).

Surat At-Tahrim ayat 8 mengajarkan pentingnya bertobat kepada Allah. Ayat yang turun di Madinah ini memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bertobat kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Istilah populernya adalah tobat nasuha. Dilakukan dengan penuh kesadaran, penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan, dan tekad yang kuat untuk tidak mengulanginya lagi. 
 

Allah berfirman:
 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ۝٨


Artinya, "Wahai orang-orang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya.

Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”


Ragam Tafsir Surat At-Tahrim Ayat 8


Syekh Nawawi Banten dalam kitab tafsir Marah Labid menjelaskanayat menyeru orang beriman untuk bertobat kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Sejatinya, tobat yang dimaksud bukan sekadar meminta maaf atau penyesalan belaka, tetapi harus disertai perubahan mendasar dalam sikap dan perilaku.
 

Allah mengajak kita untuk mengakui kesalahan dan berusaha memperbaikinya dengan sungguh-sungguh agar diampuni. Kesadaran dan kesungguhan penting sebagai langkah awal untuk mendapatkan ampunan Allah. Ayat juga mengingatkan bahwa tobat harus dilakukan sebelum terlambat. Meski Allah Maha Pengampun dan Penyayang, kesempatan untuk bertobat tidak selalu ada.  
 

Karena itu, kita jangan menyia-nyiakan kesempatan untuk bertobat selama masih hidup. Tak kalah penting, tobat yang sungguh-sungguh juga menjadi kunci masuk surga, yaitu tempat bagi orang yang terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. 
 

Syekh Nawawi Banten menjelaskan:
 

يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحاً أي بالغة في النصح بأن يتوبوا عن القبائح نادمين عليها غاية الندامة، لا يعودون إليها. وقرأ شعبة بضم النون وهو مصدر، أي ذات نصوح أو تنصح نصوحا، أو توبوا لينصح أنفسكم. والباقون بفتحها فهو صفة مشبهة، عَسى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئاتِكُمْ أي أن يغفر لكم ذنوبكم بالتوبة وَيُدْخِلَكُمْ في الآخرة جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ
 

Artinya, "Hai orang-orang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya (tobat nasuha). Maksudnya, bertobatlah dengan sungguh-sungguh, dengan penuh penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
 

Syu'bah membaca dhammah huruf nun dan itu adalah isim masdar yang berarti "memiliki sifat nasihat" atau "memberi nasihat dengan sungguh-sungguh"; atau "bertobatlah agar kamu menasihati diri sendiri."
 

Sedangkan ulama lainnya membaca fathah huruf nun dan itu adalah sifat musyabbihah. Maksudnya, "Semoga Tuhanmu mengampuni dosa-dosamu", yaitu dengan bertobat "dan memasukkanmu di akhirat ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari Allah tidak akan menghina Nabi." (Nawawi Banten, Marah Labid, [Beirut, Dar Kutub Ilmiyah: 1417 H], jilid II, halaman 542).


Sementara dalam kitab Tafsir As-Sam'ani karya Abul Muzhaffar As-Sam'ani dijelaskan, ayat memerintahkan orang-orang untuk bertobat kepada Allah dengan tobat yang sungguh-sungguh.Tobat nasuha adalah tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, tulus, dan ikhlas, disertai dengan tekad untuk tidak kembali lagi kepada dosa. Tobat ini akan merekatkan kembali hubungan seorang hamba dengan Allah swt.
 

وَقَوله: تُوبُوا إِلَى الله تَوْبَة نصُوحًا، قَالَ عمر وَابْن مَسْعُود: هُوَ أَن يَتُوب من الذَّنب ثمَّ لَا يعود إِلَيْهِ أبدا، وَيُقَال: نصُوحًا أَي: صَادِقَة، وَيُقَال: خَالِصَة، وَقيل: محكمَة وَثِيقَة. وَهُوَ مَأْخُوذ من النصح وَهُوَ الْخياطَة، كَأَن التَّوْبَة ترقع خرق الذَّنب فيلتئم، كالخياط يخيط بالشَّيْء فيلتئم. وَقُرِئَ: " نصُوحًا " بِضَم النُّون أَي: ذَات نصح
 

Artinya, "Dan firman-Nya: "Bertobatlah kamu kepada Allah dengan tobat yang sungguh-sungguh", Umar dan Ibnu Mas'ud berkata: "Itu adalah seseorang yang bertobat dari dosa dan kemudian tidak kembali lagi padanya selamanya."
 

Dikatakan pula: "Nasuha" berarti "tulus", dan dikatakan pula "murni", dan dikatakan pula "tegas dan kokoh". Kata ini diambil dari kata "nasuha" yang berarti menjahit, seolah-olah tobat itu menambal lubang dosa sehingga ia sembuh, seperti penjahit yang menjahit sesuatu sehingga ia sembuh. Dibaca pula: "Nasuha" dengan dhammah pada huruf nun, yang berarti "memiliki nasihat." (Abul Muzhaffar As-Sam'ani, Tafsir As-Sam'ani, [Riyadh, Darul Wathan: 1997], jilid V, halaman 477).


Kitab Tafsir Al-Misbah karya Profesor Quraish Shihab mengupas tuntas surat At-Tahrim ayat 8 yang memuat nasihat dan tuntunan bagi kaum beriman. Ayat tersebut menjadi panggilan bagi setiap individu untuk bertobat kepada Allah dengan tobat yang tulus dan menyeluruh. (Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, [Ciputat, Lentera Hati: 2002], jilid XIV, halaman 328).
 

Allah dalam ayat berfirman kepada orang-orang yang beriman. Mengajak mereka untuk bertobat dengan tobat yang semurni-murninya. Hal ini mencakup tiga dimensi waktu: masa lalu, masa kini, dan masa depan.
 

Pertama, tobat haruslah meliputi penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan di masa lalu. Kedua, menghentikan perbuatan dosa di masa kini. Ketiga, memiliki tekad kuat untuk tidak mengulangi dosa di masa yang akan datang.
 

Tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, dengan kesadaran akan kesalahan, dan tekad untuk tidak mengulangi, dijanjikan oleh Allah akan diterima. Allah akan menghapuskan dosa-dosa mereka dan memberikan ganjaran surga yang mulia, tempat di mana sungai-sungai mengalir di bawah istana-istana dan pepohonan yang rindang.
 

Namun, tidak hanya itu, ayat juga menggambarkan pemandangan yang indah di hari kebangkitan, di mana Allah tidak akan menghina Nabi-Nya maupun orang-orang yang beriman yang telah mengikuti tuntunan agama. Mereka akan dikelilingi oleh cahaya yang memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.
 

Dalam keadaan tersebut, orang-orang beriman akan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, memohon agar cahaya iman yang telah diberikan kepada mereka diperpanjang. Mereka dapat melanjutkan perjalanan menuju surga. Mereka juga memohon ampunan atas dosa-dosa mereka, menyadari sepenuhnya bahwa hanya Allah lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
 

Kesimpulannya, surat At-Tahrim ayat 8 memerintahkan orang-orang beriman untuk bertobat kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya (taubat nasuha). Tobat nasuha adalah tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, disertai dengan penyesalan atas dosa yang telah dilakukan, tekad untuk tidak mengulanginya lagi, dan berusaha untuk memperbaiki diri.
 

Pun, Allah menjanjikan ampunan bagi orang-orang yang bertobat dengan tobat nasuha. Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Wallahu a'lam.
 

Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Islam Tinggal di Ciputat.