Tasawuf/Akhlak

6 Sumber Bisikan Hati menurut Syekh Abdul Qadir Jailani

Sel, 4 Juni 2024 | 19:00 WIB

6 Sumber Bisikan Hati menurut Syekh Abdul Qadir Jailani

Bisikan Hati. (Foto: NU Online/Freepik)

Hati adalah raja dalam diri manusia yang mempunyai kemampuan mengendalikan seluruh anggota tubuh. Jika hatinya baik, anggota tubuh pun akan melakukan perbuatan baik, begitu juga dengan sebaliknya. Rasulullah bersabda:

 
أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ


Artinya: “Ingatlah bahwa dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika daging itu baik, maka baik pula seluruh tubuh. Jika daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Daging tersebut ialah hati,” (HR Al-Bukhari).


Mengingat hati mempunyai peran yang sangat penting, lalu lintas bisikan dalam hati pun begitu padat. Hilir mudik bisikan-bisikan itu datang silih berganti mewarnai dan memengaruhi hati. 


Mengenai bisikan hati, Syekh Abdul Jailani menyebut bahwa ada 6 sumber bisikan yang masuk dalam hati manusia.


وفي القلب خواطر ستة، أحدها: خاطر النفس، والثاني: خاطر الشيطان، والثالث: خاطر الروح، والرابع: خاطر الملك، والخامس: خاطر العقل، والسادس: خاطر اليقين


Artinya: "Dan di dalam hati itu ada 6 bisikan: pertama bisikan hawa nafsu, kedua bisikan setan, ketiga bisikan ruh,  keempat bisikan malaikat, kelima bisikan akal, dan keenam bisikan yakin." (Syekh Abdul Qadir Jailani, Al-Ghunyah li Thâlibi Tharîqil Ḫaq [Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 1997] Juz I, halaman 204)


1. Bisikan nafsu

Bisikan nafsu mengajak hati agar mau menggerakkan anggota tubuhnya untuk memenuhi syahwat yang condong pada kenikmatan duniawi. Selain itu, bisikan nafsu cenderung mengarahkan pada perbuatan maksiat.


2. Bisikan setan

Bisikan setan mengajak hati agar mau melakukan perbuatan dosa dan maksiat yang bisa menyebabkan kehancuran manusia di dunia maupun akhirat. Bisikan ini juga cenderung pada kekufuran, musyrik, mengeluh, berburuk sangka pada Allah, serta menunda tobat.


3. Bisikan ruh

Berbeda dengan dua bisikan sebelumnya, bisikan ruh mengajak manusia agar bisa mengikuti kebenaran dan ketaatan kepada Allah serta kegiatan apapun yang bisa membawa pada keselamatan di dunia maupun di akhirat.


4. Bisikan malaikat

Bisikan malaikat sangat mirip dengan bisikan ruh, suaranya akan menembus dinding hati untuk mengajak manusia agar mengikuti kebenaran dan patuh pada perintah Allah. Bisikan ini juga mengajak kepada hal-hal yang sesuai dengan ilmu pengetahuan sehingga bisa membawa manusia pada keselamatan di dunia maupun akhirat.


5. Bisikan akal

Bisikan akal merupakan bisikan yang bersifat dinamis dan menjadi perangkat pendukung. Di satu waktu, bisikan ini terkadang memberikan dukungan pada bisikan nafsu dan setan yang mengajak pada keburukan dan kehancuran. Maka tidak aneh ketika ada orang pintar malah menggunakan kepintarannya untuk berbuat kejahatan.


Namun di waktu yang lain, bisikan ini juga terkadang mendukung pada bisikan ruh dan malaikat yang membawa pada kebaikan dan kemaslahatan. Maka banyak juga orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk kemaslahatan manusia. Itulah hikmah yang dianugerahkan oleh Allah kepada umat manusia agar mampu memilah dan memilih antara yang hak dan batil.


6. Bisikan Yakin

Bisikan yakin adalah ruhnya keimanan dan sumber ilmu yang berasal dari Allah. Bisikan ini bersifat eksklusif karena hanya diberikan kepada para kekasih-Nya. Untuk mendapatkan bisikan ini mesti melewati perjuangan lahir dan batin serta mendapatkan persetujuan dari Allah. Artinya, orang-orang yang mendapatkan bisikan ini adalah mereka yang dikehendaki dan dipilih langsung oleh Allah. 


Itulah 6 sumber bisikan yang melintasi hati manusia menurut Syekh Abdul Qadir Jailani. Diharapkan, setelah mengetahui bisikan-bisikan ini umat Islam bisa mengikuti bisikan yang baik, yaitu bisikan ruh dan malaikat serta mengabaikan bisikan buruk yaitu bisikan nafsu dan setan. Jika sudah demikian, maka ada peluang untuk mendapatkan bisikan yakin yang bersumber dari Allah. Wallahu a‘lam.


Muhammad Aiz Luthfi, Pengajar di Pesantren Al-Mukhtariyyah Al-Karimiyyah Subang Jawa Barat.