
Orang yang berakhlak terpuji berwajah ceria dan murah senyum. Ia mencintai, membenci, merestui, dan marah karena Allah.
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Akhlak terpuji atau husnul khuluq merupakan sikap batin yang baik. Akhlak terpuji tersebut muncul dalam bentuk perilaku konkret seseorang yang dianggap baik dan dapat disaksikan oleh banyak orang.
Pada beberapa hadits, Rasulullah mengaitkan keimanan kepada Allah dan hari kiamat dengan perilaku yang terpuji sebagaimana hadits berikut ini:
وقال من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت
Baca Juga
Indahnya Akhlak Nabi SAW
Artinya, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam menahan ucapan,” (HR Muttafaq Alaih)
Pada hadits lain Rasulullah saw bersabda,
فقال صلى الله عليه وسلم أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم أخلاقا
Artinya, “Rasulullah saw bersabda, ‘Orang yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik akhlaknya,’” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz III, halaman 74).
Imam Al-Mawardi dalam Kitab Adabud Dunya wad Din meriwayatkan hadits dari sahabat Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Kalian tidak dapat menyenangkan orang lain dengan harta, tetapi hendaklah kalian menyenangkan hati mereka dengan air muka yang cerah dan akhlak yang baik kalian.”
Adapun Imam Al-Ghazali mengutip pandangan sebagian ulama perihal tanda-tanda seseorang berakhlak mulia atau berakhlak terpuji. Tanda seorang berakhlak mulia terlihat dari banyak malu, banyak melakukan kepantasan, perkataan jujur, sedikit bicara, banyak bekerja, jarang berbuat keliru, sedikit melakukan perbuatan yang tidak perlu, berbakti kepada orang tua, menjaga hubungan baik dengan siapa saja, tenang berwibawa, penyabar, pandai bersyukur dan berterima kasih, lapang dada, ramah, pemaaf, lembut, bersikap hangat. (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: III/74-75).
Orang yang berakhlak terpuji berwajah ceria dan murah senyum. Ia mencintai, membenci, merestui, dan marah karena Allah. Orang yang berakhlak mulia bukan pelaknat, pencaci, pengutuk, pengadu domba/provokator, ahli ghibah, bersikap tergesa, pendengki, dan bersikap kikir. (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: III/75).
Semoga Allah memudahkan usaha kita untuk menjadi salah satu hamba-Nya yang memiliki akhlak terpuji atau akhlak mulia. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)
Terpopuler
1
KH Bisri Syansuri (1): Nasab dan Sanad Keilmuan
2
Tak Ada Respons Istana, Massa Aksi Bertahan hingga Malam
3
Cara Gus Baha Sambut Ramadhan: Perbanyak Ngaji
4
Pakar Tanggapi Dampak Pemangkasan Anggaran Kementerian untuk Program MBG
5
Ribuan Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Gelap di Patung Kuda
6
Pelunasan Bipih Jamaah Haji Reguler Hingga 14 Maret 2025, Berikut Besar Bipih Tiap Embarkasi
Terkini
Lihat Semua