Hikmah

Kisah Pemuda Dermawan Beri Makan Seekor Anjing

Kam, 12 Oktober 2023 | 20:00 WIB

Kisah Pemuda Dermawan Beri Makan Seekor Anjing

Foto ilustrasi (NU Online/Freepik)

Seperti biasa, Abdullah bin Ja'far keluar rumah untuk mengurus perkebunan miliknya. Namun hari itu ada yang berbeda, Abdullah ingin singgah di kebun kurma milik orang lain untuk sekadar melepas lelah. Tidak lama kemudian, Abdullah melihat dari kejauhan ada seorang pemuda berkulit hitam sedang bekerja di kebun tersebut.


Sedikit penasaran, Abdullah bin Ja'far yang dikenal dermawan itu terus memperhatikan gerak-gerik pemuda ini. Di tengah kesibukannya bekerja, tiba-tiba datang seekor anjing kurus menghampiri pemuda ini. Bukannya mengusir, pemuda yang belakangan diketahui sebagai budak ini malah melempar sepotong roti pada anjing.


Ketika makanan itu habis dimakan, anjing itu balik lagi menghampiri pemuda, lagi-lagi dia melempar makanan pada anjing. Kejadian serupa berlangsung sampai 3 kali karena memang pemuda Ini hanya punya 3 potong roti. Melihat kejadian tersebut, rasa penasaran dalam diri Abdullah pun semakin bertambah, ia pun menghampirinya.


"Hai pemuda, berapa banyak bekal yang biasa kamu bawa setiap hari?” tanya Abdullah bin Ja'far.


“Aku tidak tahu,” jawab pemuda itu singkat.


“Tadi aku lihat semua bekalmu habis diberikan ke anjing,” ujar Abdullah.


“Aku tidak mungkin menolak permintaan anjing lapar itu. Dia pasti datang dari jauh sebab di daerah sini tidak ada anjing,” jawab pemuda itu.


“Terus bagaimana dengan makan siangmu?” ucap Abdullah penasaran.


“Tidak apa-apa, hari ini aku rela lapar karena Allah,” jawab pemuda.


Mendengar jawabannya, Abdullah merasa takjub dengan sikap dermawan sang pemuda. Abdullah juga mengakui bahwa pemuda itu lebih dermawan darinya. 


"Ternyata pemuda ini lebih dermawan dariku," gunam Abdullah dalam hati.


Abdullah pun segera bergegas, tanpa berpikir panjang ia langsung membeli sebuah kebun, kebun itu kemudian diberikan kepada si pemuda. Tidak berhenti sampai di situ, Abdullah juga memerdekakan pemuda tersebut yang sebelumnya menjadi seorang budak.


Kisah ini memuat setidaknya 3 hikmah yang bisa dipetik pelajarannya. Pertama, kisah ini memberikan gambaran bahwa pahala sedekah akan dibalas dengan aneka kebaikan. Banyak dalil Al-Qur'an dan hadits yang menjelaskan tentang hal itu, di antaranya pada Surat Ali ‘Imran ayat 92:


لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ


Artinya: "Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya."


Kedua, seseorang yang menebar kebaikan dan kasih sayang kepada makhluk Allah, niscaya Allah pun akan menebar kasih sayang kepadanya. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah: 


الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ . ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاء


Artinya: "Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh (Allah) yang Maha Penyayang. Sayangilah makhluk yang ada di muka bumi, niscaya makhluk yang ada di langit akan menyayangimu."


Ketiga, semua perbuatan manusia, entah itu perbuatan baik atau jelek, pasti akan mendapatkan balasan dari Allah. Balasan itu bisa terjadi secara langsung seperti pada kisah ini, atau bisa juga terjadi beberapa waktu kemudian entah saat di dunia maupun kelak akhirat.


Kisah ini dikutip kitab Nailul Hatsits (Abu Hafs Umar bin Hasan An-Naisaburi As-Samarqandi dalam kitab Nailul Hatsits fi Hikayatil Hadits [Beirut: Darul Kutub al-Alamiyah, 2001] halaman 64). Wallahu a‘lam.


Muhammad Aiz Luthfi, Pengajar di Pesantren Al-Mukhtariyyah Al-Karimiyyah, Subang, Jawa Barat.