Nyonya Rabah Al-Qaysi, Sufi Perempuan yang Membangunkan Malam Suami
Sab, 15 Februari 2020 | 02:15 WIB
Suatu malam, ketika seperempat malam pertama berlalu, Nyonya Rabah Al-Qaysi mengingatkan suaminya untuk shalat sunnah. “Bangunlah Rabah, suamiku. Shalat sunnah.” Tetapi Rabah tidak juga bangun untuk shalat. Sementara istrinya melakukan shalat sunnah sendiri.
Setelah melakukan shalat sunnah sekian banyak, Nyonya Rabah Al-Qaysi kembali membangunkan suaminya. “Bangunlah Rabah, suamiku. Shalat sunnah.” Tetapi lagi-lagi suaminya tidak juga bangun.
Ketika memasuki seperempat malam terakhir, Nyonya Rabah Al-Qaysi lagi-lagi membangunkan suaminya. “Bangunlah Rabah, suamiku. Shalat sunnah.” Tetapi suaminya tetap asyik dengan tidur malamnya.
Selesai shalat sunnah sekian rakaat, Nyonya Rabah Al-Qaysi yang kemudian melanjutkan sisa seperempat terakhir malamnya dengan ibadah itu menyayangkan waktu terbuang percuma suaminya dengan tidur semalaman.
Ia mengatakan, “Bangunlah Rabah, suamiku. Hamba-hamba Allah di malam hari telah berlalu. Sementara kamu asik tidur terlelap. Apa yang membuatku terpikat denganmu wahai Rabah. Kau tidak lain adalah manusia zalim lagi pembangkang.”
Meski demikian, Nyonya Rabah Al-Qaysi adalah istri yang menyayangi suami. Ia adalah istri shalehah. Selepas shalat Isya, ia akan mengenakan pakaian terbaiknya dan parfum. “Apa kamu punya keperluan denganku?” kata Nyonya Rabah Al-Qaysi. Jika suaminya menjawab “tidak,” Nyonya Rabah Al-Qaysi mengganti pakaian terbaiknya dengan pakaian ibadah. Ia kemudian melanjutkan malamnya dengan shalat sunnah hingga terbit fajar.
Syekh Abdul Wahhab As-Sya’rani dalam At-Thabaqatul Kubra: Lawaqihul Anwar fi Thabaqatil Akhyar memasukkan Nyonya Rabah Al-Qaysi dalam daftar deretan sufi perempuan. As-Sya’rani tidak mencantumkan riwayat singkat perihal Nyonya Rabah Al-Qaysi.
As-Sya’rani hanya mengutip sikap kezuhudan Nyonya Rabah Al-Qaysi. As-Sya’rani menceritakan bahwa Nyonya Rabah Al-Qaysi pernah mengambil sebongkah tanah. Ia mengatakan, “Demi Allah, dunia lebih rendah daripadaku dibanding ini (tanah dalam genggamannya).” (As-Sya’rani, At-Thabaqatul Kubra: 66).
Adapun Rabah Al-Qaysi adalah suami shaleh yang kerap melaksanakan ibadah haji. Ia menghadiahkan pahala hajinya untuk Rasulullah, sepuluh sahabat rasul, kedua orang tuanya, dan sisanya untuk umat Islam. (Al-Imam Al-Qusyayri, Ar-Risalah Al-Qusyayriyyah: 64). Rabah Al-Qaysi dan istrinya hidup di masa awal Islam, 2-3 abad pertama. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menata Pola Hidup Positif Pasca-Ramadhan
2
Membatalkan Puasa Syawal karena Disuguhi Hidangan saat Bertamu, Bagaimana Hukumnya?
3
Khutbah Jumat: Meraih Pahala Berlimpah dengan Puasa Syawal
4
Khutbah Jumat: Syawal, Menjalin Silaturahmi dan Memperkokoh Persatuan Bangsa
5
Hukum Mengulang Akad Nikah karena Grogi
6
Tellasan Topak, Tradisi Perayaan Lebaran Ketupat di Madura pada 8 Syawal
Terkini
Lihat Semua